Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Berkelanjutan Harus Menyentuh Desa Terdepan Indonesia

Kompas.com - 09/09/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Pembangunan berkelanjutan tidak boleh perlu menjangkau seluruh wilayah Indoneisa, terutama desa terdepan dan terluar.

Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berupaya meningkatkan pembangunan berkelanjutan di desa-desa terdepan melalui perhelatan Impact Investment Day (IID) 2024.

Kepala BPEK Kadin Indonesia Bambang Brodjonegoro mengatakan, dengan mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari seluruh dunia, dia berharap dapat memicu kolaborasi yang akan mendorong pembangunan berkelanjutan di seluruh Indonesia, terutama di desa-desa terdepan.

Baca juga: Pemerintahan Baru Didorong Prioritaskan Pembangunan Teknologi, Bukan Eksploitasi Alam

Hal tersebut disampaikan Bambang secara daring dalam IID 2024 yang berlangsung di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (8/9/2024), sebagaimana dilansir Antara.

Dia menuturkan, Labuan Bajo dipilih sebagai tuan rumah acara tersebut karena kaya akan warisan budaya dan keindahan alam yang memiliki potensi untuk dikembangkan melalui investasi berdampak.

Implementasi investasi berdampak dapat menguntungkan lingkungan dan masyarakat setempat, serta bisa diimplementasikan di berbagai wilayah lain di Indonesia karena setiap daerah menawarkan keunikan potensi tersendiri.

"Kehadiran kami (melalui acara) ini menggarisbawahi komitmen kami untuk membuka potensi ini dan mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," kata Bambang.

Baca juga: Menteri LHK Apresiasi Masyarakat dalam Pembangunan Lingkungan Hidup

Ia mengatakan, selama beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan ekonomi restoratif.

"Namun, perjalanan ini masih jauh dari selesai. Kita berada di titik kritis di mana kebutuhan akan investasi berkelanjutan lebih mendesak dari sebelumnya," ujarnya.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Bambang menyatakan IID 2024 diselenggarakan sebagai jembatan yang menghubungkan para impact drivers seperti wirausahawan sosial dan komunitas inovatif dengan para impact enablers, yaitu investor, filantropis, dan donatur.

Dia menambahkan, Kadin berkomitmen mendorong masa depan yang mana pertumbuhan ekonomi tidak perlu mengorbankan alam maupun masyarakat.

Baca juga: Di Brasil, Sri Mulyani Dorong Utang Iklim untuk Pembangunan Berkelanjutan

"Mari kita bekerja sama untuk memastikan bahwa investasi tidak hanya mendorong keuntungan finansial tetapi juga dampak sosial dan lingkungan," imbuh Bambang.

IID 2024 merupakan side event dari Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 yang digelar oleh Kadin Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) di Labuan Bajo, NTT, 7-8 September 2024.

Acara tersebut memberikan kesempatan kepada pelaku wirausaha sosial terpilih, yakni BambooCoop, EcoNusa Foundation, Jaga Semesta, Javara, Krealogi, Spedagi, Tiga Pilar Pertiwi, TORAJAMELO, Blue School, Kalara Borneo, Riles Lestary, Tenun.In, dan Timor Moringa, untuk melakukan sesi pitching and matching fund dengan investor global, termasuk Temasek Foundation.

Baca juga: Dukung Pembangunan Berkelanjutan, Ini Manfaat dan Contoh Adaptasi SDGs di Sektor Swasta

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Apakah Perubahan Iklim Sebabkan Gempa Jadi Lebih Sering?

Apakah Perubahan Iklim Sebabkan Gempa Jadi Lebih Sering?

LSM/Figur
Daya Tarik Investasi Energi Terbarukan RI Lebih Rendah daripada Malaysia dan Vietnam

Daya Tarik Investasi Energi Terbarukan RI Lebih Rendah daripada Malaysia dan Vietnam

LSM/Figur
Mana yang Lebih Ramah Lingkungan, Pohon Natal Asli atau Buatan?

Mana yang Lebih Ramah Lingkungan, Pohon Natal Asli atau Buatan?

Pemerintah
Ekonom: Bioetanol Perlu, tapi Harganya Harus Terjangkau Masyarakat

Ekonom: Bioetanol Perlu, tapi Harganya Harus Terjangkau Masyarakat

LSM/Figur
Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Kekerasan, Perempuan Wajib Berdaya

Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Kekerasan, Perempuan Wajib Berdaya

Pemerintah
Pentingnya Kemampuan Literasi dan Numerasi bagi Siswa, Bukan Sekadar Bisa Baca atau Berhitung

Pentingnya Kemampuan Literasi dan Numerasi bagi Siswa, Bukan Sekadar Bisa Baca atau Berhitung

BrandzView
Ekspor Pertanian Sebabkan Dampak Negatif bagi Keanekaragaman Hayati

Ekspor Pertanian Sebabkan Dampak Negatif bagi Keanekaragaman Hayati

Pemerintah
Taburkan Debu Berlian ke Langit Bisa Dinginkan Suhu Bumi, Kok Bisa?

Taburkan Debu Berlian ke Langit Bisa Dinginkan Suhu Bumi, Kok Bisa?

Pemerintah
Punya Peran Vital, PGN Tanam Ribuan Mangrove di Mangkang Wetan Semarang

Punya Peran Vital, PGN Tanam Ribuan Mangrove di Mangkang Wetan Semarang

BUMN
IAI Terbitkan Peta Jalan Standar Pengungkapan Keberlanjutan, Perusahaan Bersiap Patuhi

IAI Terbitkan Peta Jalan Standar Pengungkapan Keberlanjutan, Perusahaan Bersiap Patuhi

LSM/Figur
Tanoto Foundation Wujudkan Kolaborasi Multipihak untuk Pendidikan Berkualitas

Tanoto Foundation Wujudkan Kolaborasi Multipihak untuk Pendidikan Berkualitas

BrandzView
Dukung Pendidikan Anak Prasejahtera, MSIG Life Bersinergi dengan ISCO Foundation

Dukung Pendidikan Anak Prasejahtera, MSIG Life Bersinergi dengan ISCO Foundation

BrandzView
Konsumsi Bensin dan Solar di China Diprediksi Turun 3 Tahun Lagi

Konsumsi Bensin dan Solar di China Diprediksi Turun 3 Tahun Lagi

BUMN
Tim Peneliti IPB University Sukses Terapkan Bayi Tabung untuk Hewan Langka

Tim Peneliti IPB University Sukses Terapkan Bayi Tabung untuk Hewan Langka

LSM/Figur
RI Gandeng 10 Negara Perangi Penangkapan Ikan Ilegal

RI Gandeng 10 Negara Perangi Penangkapan Ikan Ilegal

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau