Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Febrian Kahar
Pengusaha; Praktisi

Komisaris Utama Pusat Riset Sosial dan Ekonomi Indonesia (PT Presisi)

Peran Pemerintah Daerah dalam Implementasi Pajak Karbon

Kompas.com - 11/09/2024, 16:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PAJAK karbon di Indonesia direncanakan mulai diterapkan pada 2024 sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat transisi energi menuju energi bersih dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Kebijakan ini diatur dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) dan akan berlaku secara bertahap, dimulai dengan sektor pembangkit listrik dan transportasi yang menggunakan bahan bakar fosil.

Namun, penerapan pajak karbon masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk penyiapan regulasi yang matang.

Saat ini, pemerintah sedang menggodok aturan lebih lanjut terkait penerapan pajak ini, termasuk mekanisme pasar karbon dan perdagangan karbon cap-and-trade. Rencana awal untuk menerapkan pajak karbon telah beberapa kali ditunda.

Perkembangan Pajak Karbon

Indonesia mulai memperkenalkan ide pajak karbon sejalan dengan komitmen internasionalnya untuk mengurangi emisi GRK.

Pada 2016, Indonesia meratifikasi Perjanjian Paris, yang menetapkan target untuk menurunkan emisi GRK sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan hingga 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030.

Pajak karbon resmi diperkenalkan melalui Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) yang disahkan pada 2021.

UU ini menandai tonggak penting dalam komitmen Indonesia untuk mengendalikan perubahan iklim melalui kebijakan fiskal.

Pajak karbon ini pada dasarnya dikenakan atas setiap emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan di atas batas tertentu, dengan tujuan mengurangi emisi GRK dari berbagai sektor industri.

Awalnya, penerapan pajak karbon dijadwalkan untuk dimulai pada April 2022, tetapi beberapa kali ditunda karena berbagai alasan, termasuk pandemi COVID-19 dan kebutuhan untuk mempersiapkan infrastruktur yang mendukung serta regulasi lebih matang.

Pada 2023, pemerintah mengumumkan bahwa pajak karbon baru akan diterapkan pada 2024, dengan fokus awal pada sektor pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil.

Pada 2024, Kementerian Keuangan menyatakan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan regulasi lebih lanjut untuk mengimplementasikan pajak karbon.

Ini termasuk pengembangan peta jalan (roadmap) dan mekanisme perdagangan karbon, yang bertujuan mendukung transisi menuju ekonomi hijau di Indonesia.

Penerapan awal akan difokuskan pada sektor-sektor yang paling berkontribusi terhadap emisi, seperti pembangkit listrik berbasis fosil dan transportasi.

Tantangan Implementasi

Sayangnya, implementasi pajak karbon masih harus menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, penerapan pajak karbon membutuhkan infrastruktur memadai untuk mengukur dan memantau emisi karbon dari berbagai sektor industri.

Namun, infrastruktur ini belum sepenuhnya siap di banyak daerah, terutama di luar Pulau Jawa.

Selain itu, regulasi mendetail, termasuk peraturan teknis dan pedoman pelaksanaan, masih dalam tahap penyusunan dan pematangan, yang menyebabkan penundaan dalam implementasi.

Kedua, industri-industri tertentu, terutama yang sangat bergantung pada bahan bakar fosil, khawatir bahwa pajak ini akan meningkatkan biaya produksi dan mengurangi daya saing, terutama jika diterapkan secara tiba-tiba tanpa persiapan memadai.

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa biaya tambahan dari pajak karbon akan dibebankan kepada konsumen, yang dapat menyebabkan inflasi.

Ketiga, kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya pajak karbon masih terbatas di kalangan pengusaha dan masyarakat.

Hal ini berpotensi menghambat kepatuhan terhadap kebijakan ini, terutama di sektor-sektor yang kurang terekspos pada isu-isu lingkungan.

Edukasi dan sosialisasi mengenai manfaat dan mekanisme pajak karbon menjadi sangat penting untuk memastikan kepatuhan lebih luas.

Keempat, mekanisme perdagangan karbon, seperti sistem cap-and-trade, masih dalam tahap awal pengembangan di Indonesia.

Ini memerlukan kerangka kerja yang jelas dan infrastruktur mendukung, termasuk pasar karbon yang likuid dan transparan. Pengembangan mekanisme ini merupakan tantangan yang memerlukan waktu dan investasi.

Selain pengaruh internal, Indonesia juga harus mempertimbangkan pengaruh eksternal, seperti fluktuasi harga energi global dan tekanan geopolitik, yang dapat memengaruhi penerapan pajak karbon.

Ketidakpastian global dapat memperlambat investasi dalam teknologi bersih dan energi terbarukan, yang diperlukan untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Urgensi Penerapan Pajak Karbon

Perubahan iklim telah menghadirkan dampak yang serius terhadap lingkungan dan kehidupan manusia, dengan manifestasi seperti cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan kerusakan ekosistem.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, pajak karbon dianggap sebagai instrumen kunci untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan memperlambat laju perubahan iklim.

Indonesia, sebagai bagian dari komitmen globalnya dalam Perjanjian Paris, telah menetapkan target untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060 atau lebih awal.

Percepatan penerapan pajak karbon diharapkan dapat membantu Indonesia mencapai target ini lebih cepat, sekaligus menunjukkan keseriusan negara dalam memenuhi komitmen internasionalnya.

Lebih dari sekadar alat untuk mengurangi emisi, penerapan pajak karbon juga dipandang sebagai katalis untuk transformasi menuju ekonomi hijau.

Langkah ini berpotensi menciptakan peluang baru dalam sektor energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan, sambil mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Strategi ini tidak hanya penting untuk kelestarian lingkungan, tetapi juga untuk keberlanjutan ekonomi jangka panjang Indonesia.

Di tingkat lokal, banyak daerah di Indonesia menghadapi tantangan serius terkait polusi dan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh industri berbasis fosil.

Percepatan penerapan pajak karbon diharapkan dapat membantu mengurangi dampak negatif ini dengan mendorong pengurangan emisi dari industri-industri tersebut dan meningkatkan penggunaan teknologi yang lebih bersih.

Dengan demikian, kebijakan ini tidak hanya berdampak pada skala nasional dan global, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di tingkat lokal dalam hal peningkatan kualitas lingkungan dan kesehatan.

Peran Pemerintah Daerah

Peran pemerintah daerah dalam implementasi pajak karbon di Indonesia akan menjadi signifikan, terutama dalam memastikan bahwa kebijakan ini dapat berjalan efektif di tingkat lokal.

Beberapa peran spesifik yang dapat diambil pemerintah daerah, pertama, mengawasi pelaksanaan pajak karbon di wilayah mereka.

Ini termasuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan lokal mematuhi aturan pajak karbon, seperti pelaporan emisi dan pembayaran pajak yang sesuai.

Kedua, pemerintah daerah dapat membantu menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk pengukuran dan pemantauan emisi karbon, seperti stasiun pengukuran kualitas udara dan sistem pemantauan emisi.

Infrastruktur ini sangat penting untuk memastikan bahwa pajak karbon dapat diterapkan secara akurat dan adill.

Ketiga, pemerintah daerah dapat menyusun kebijakan daerah yang mendukung penerapan pajak karbon, seperti insentif untuk penggunaan energi terbarukan dan pengurangan emisi di sektor-sektor kritis.

Kebijakan ini bisa berupa pengurangan pajak daerah bagi perusahaan yang menerapkan teknologi hijau atau insentif lainnya yang mendorong penggunaan energi bersih.

Keempat, pemerintah daerah dapat berperan dalam edukasi dan sosialisasi mengenai pajak karbon kepada masyarakat dan sektor bisnis lokal.

Ini mencakup menjelaskan pentingnya pajak karbon, bagaimana mekanismenya bekerja, dan manfaat jangka panjang dari kebijakan ini. Sosialisasi yang efektif dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap pajak karbon.

Kelima, pemerintah daerah dapat memfasilitasi kerja sama antara sektor swasta dan pemerintah untuk mengembangkan solusi teknologi yang dapat membantu mengurangi emisi karbon.

Ini bisa berupa kemitraan publik-swasta dalam proyek energi terbarukan, atau pengembangan teknologi hijau lainnya yang dapat diterapkan di tingkat lokal.

Terakhir, pemerintah daerah juga dapat berperan dalam mengembangkan pasar karbon lokal, di mana perusahaan dapat membeli dan menjual kredit karbon.

Ini akan membantu dalam implementasi mekanisme cap-and-trade dan memungkinkan perusahaan untuk lebih fleksibel dalam memenuhi target emisi mereka.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Rentokil Initial Indonesia dan IPB Berkolaborasi, Cetak Generasi Siap Bersaing

Rentokil Initial Indonesia dan IPB Berkolaborasi, Cetak Generasi Siap Bersaing

Swasta
Pengetahuan Masyarakat Adat Perlu Diarusutamakan untuk Restorasi Lahan

Pengetahuan Masyarakat Adat Perlu Diarusutamakan untuk Restorasi Lahan

LSM/Figur
HUT Ke-18 Paramount Enterprise, Rangkul Komunitas untuk Masa Depan Berkelanjutan

HUT Ke-18 Paramount Enterprise, Rangkul Komunitas untuk Masa Depan Berkelanjutan

Swasta
COP16 Riyadh: Masyarakat Adat Desak Pengakuan hingga Pembiayaan Langsung

COP16 Riyadh: Masyarakat Adat Desak Pengakuan hingga Pembiayaan Langsung

LSM/Figur
Menteri Lingkungan Hidup Berencana Rehabilitasi 600.000 Hektar Habitat Mangrove

Menteri Lingkungan Hidup Berencana Rehabilitasi 600.000 Hektar Habitat Mangrove

Pemerintah
Aktivitas Manusia Harus Berkelanjutan untuk Lawan Degradasi Lahan

Aktivitas Manusia Harus Berkelanjutan untuk Lawan Degradasi Lahan

LSM/Figur
Perubahan Iklim Ancam Pasokan Pangan Global

Perubahan Iklim Ancam Pasokan Pangan Global

LSM/Figur
China Bikin Pembangkit Listrik Tenaga Surya Lepas Pantai Terbesar di Dunia

China Bikin Pembangkit Listrik Tenaga Surya Lepas Pantai Terbesar di Dunia

Pemerintah
Tunda Atasi Perubahan Iklim Butuh Biaya 4 Kali Lebih Banyak

Tunda Atasi Perubahan Iklim Butuh Biaya 4 Kali Lebih Banyak

Pemerintah
Para Pemuda Gaungkan Pertanian Berkelanjutan dalam COP16 Riyadh

Para Pemuda Gaungkan Pertanian Berkelanjutan dalam COP16 Riyadh

LSM/Figur
Pemerintah Upayakan Cegah Kepunahan Kura-kura Leher Ular Rote

Pemerintah Upayakan Cegah Kepunahan Kura-kura Leher Ular Rote

Pemerintah
Mengengok Upaya Pemimpin Daerah Melawan Degradasi Lahan dan Penggurunan

Mengengok Upaya Pemimpin Daerah Melawan Degradasi Lahan dan Penggurunan

Pemerintah
Peneliti dari Ocean Gardener Temukan Koloni Karang Raksasa di Nusa Penida

Peneliti dari Ocean Gardener Temukan Koloni Karang Raksasa di Nusa Penida

LSM/Figur
WWF Indonesia Bikin Kampanye untuk Ajak Masyarakat Jaga Warisan Alam Tanah Air

WWF Indonesia Bikin Kampanye untuk Ajak Masyarakat Jaga Warisan Alam Tanah Air

LSM/Figur
Komisi UE Investasikan 4,6 Miliar Euro untuk Proyek Teknologi Bersih

Komisi UE Investasikan 4,6 Miliar Euro untuk Proyek Teknologi Bersih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau