Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Kekurangan Tenaga Kerja dengan Green Skill

Kompas.com - 19/09/2024, 10:00 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Hal ini menunjukkan manfaat dan keuntungan dari memiliki ketrampilan ramah lingkungan, terutama di awal karier seseorang.

Meski begitu laporan Linkedln juga menyoroti adanya kesenjangan gender yang jelas di pasar green skill.

Baca juga: Berdayakan UMKM, Cara Perkuat Keberlanjutan di Indonesia

Menurut analisis lebih lanjut tentang gender di pasar green skill, satu dari enam laki-laki memenuhi syarat sebagai tenaga kerja green skill.

Sedangkan hanya satu dari sepuluh perempuan yang memenuhi syarat. Ini berarti sembilan dari sepuluh perempuan tidak memiliki satu pun ketrampilan ramah lingkungan.

Kesenjangan gender ini bervariasi di berbagai industri. Sektor energi terbarukan misalnya, secara khusus kekurangan tenaga kerja perempuan dengan green skill.

Industri energi terbarukan ini hanya punya 34 persen tenaga kerja perempuan dengan green skill. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata industri lain sebesar 44 persen.

Jika dijabarkan ke dalam peran kepemimpinan, hanya 21,8 persen pendiri perusahaan energi terbarukan adalah perempuan.

Kesenjangan terbesar lain ada di bidang green skill lintas fungsi, di mana laki-laki hampir 3 kali lebih mungkin daripada perempuan untuk memiliki keterampilan khusus ini.

Secara khusus, green skill lintas fungsi mengacu pada proyek pemeliharaan dan perbaikan, seperti untuk sistem kelistrikan, bangunan, dan komputer.

sumber https://www.greeneconomy.co.uk/news/global-workforce-lacks-green-skills-report-reveals-critical-shortages-and-gender-disparities/

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

RUPTL 2025–2034 Ditarget Rampung Bulan Ini, Bahlil: Cari Titik Tengah Emisi dan Kemampuan RI

RUPTL 2025–2034 Ditarget Rampung Bulan Ini, Bahlil: Cari Titik Tengah Emisi dan Kemampuan RI

Pemerintah
Timbunan Sampah Pembalut Muncul di Karawang, DLHK Minta Keterangan Perusahaan

Timbunan Sampah Pembalut Muncul di Karawang, DLHK Minta Keterangan Perusahaan

Pemerintah
Pengusaha Sawit Kesulitan Ekspor karena Kebijakan Biodiesel B40, Kok Bisa?

Pengusaha Sawit Kesulitan Ekspor karena Kebijakan Biodiesel B40, Kok Bisa?

LSM/Figur
Jangan Remehkan, Pohon Mati Masih Efektif Simpan Karbon

Jangan Remehkan, Pohon Mati Masih Efektif Simpan Karbon

Pemerintah
Alat AI diluncurkan untuk menandai risiko greenwashing di perusahaan

Alat AI diluncurkan untuk menandai risiko greenwashing di perusahaan

Pemerintah
Ilmuwan 'Hidupkan' Serigala Purba 'Dire Wolf' yang Punah 10.000 Tahun Lalu

Ilmuwan "Hidupkan" Serigala Purba "Dire Wolf" yang Punah 10.000 Tahun Lalu

LSM/Figur
Ditambang Secara Ilegal, Kerusakan Hutan Pendidikan Unmul Capai 3,6 Hektare

Ditambang Secara Ilegal, Kerusakan Hutan Pendidikan Unmul Capai 3,6 Hektare

Pemerintah
Pemerintah AS Izinkan Perusahaan Ini Simpan CO2 di Sumur Bawah Tanah

Pemerintah AS Izinkan Perusahaan Ini Simpan CO2 di Sumur Bawah Tanah

Swasta
Harga Listrik di Asia Makin Dipengaruhi Energi Terbarukan

Harga Listrik di Asia Makin Dipengaruhi Energi Terbarukan

LSM/Figur
Eropa Alami Bulan Maret Terpanas Sepanjang Sejarah

Eropa Alami Bulan Maret Terpanas Sepanjang Sejarah

LSM/Figur
Pemerintah Genjot Ekspor Perikanan ke Korea

Pemerintah Genjot Ekspor Perikanan ke Korea

Pemerintah
Bagaimana Platform Digital Bantu Perusahaan Pangkas Emisi Scope 3?

Bagaimana Platform Digital Bantu Perusahaan Pangkas Emisi Scope 3?

Swasta
Schneider Sediakan 50.000 Data untuk Bantu Profesional Kembangkan Konstruksi Hijau

Schneider Sediakan 50.000 Data untuk Bantu Profesional Kembangkan Konstruksi Hijau

Swasta
MIND ID Bersiap Perluas Ekspor Mineral Imbas Lonjakan Tarif Impor AS

MIND ID Bersiap Perluas Ekspor Mineral Imbas Lonjakan Tarif Impor AS

BUMN
Studi: Paparan Polusi Udara dalam Jangka Panjang Bisa Sebabkan Depresi

Studi: Paparan Polusi Udara dalam Jangka Panjang Bisa Sebabkan Depresi

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau