Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2024, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Budi Haryanto mengatakan, penggunaan bahan bakar minyak (BBM) berkualitas dapat mengurangi polusi udara secara signifikan.

Budi menyampaikan, polusi udara dari BBM berkadar sulfur tinggi berkontribusi sebesar 43 persen terhadap total polutan di Jakarta.

"Segera mengganti BBM berkualitas rendah yang masih di bawah standar Euro 2 (maksimal 500 ppm) dengan BBM berkualitas lebih baik sesuai standar Euro 4 (maksimal 50 ppm) atau lebih tinggi, secepatnya dan menyeluruh," kata dia sebagaimana dilansir Antara, Selasa (1/10/2024).

Baca juga: Polusi Ozon Berpotensi Kurangi Pertumbuhan Hutan Tropis

Dia menambahkan, kualitas udara yang buruk sebagian besar diakibatkan oleh polusi dari BBM berkualitas rendah.

Kualitas udara yang buruk tersebut memberikan dampak langsung terhadap kesehatan masyarakat.

"Sumber polusi udara tidak hanya dari BBM, tetapi ketika berada di udara, polusi dari berbagai sumber menjadi satu. Efek kesehatan yang dirasakan adalah akibat dari polusi udara secara keseluruhan," ujar Budi.

Sementara itu, Ketua Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Dampak Polusi Udara Kementerian Kesehatan sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Agus Dwi Susanto turut memperkuat argumen terkait dampak polusi udara akibat BBM berkadar sulfur tinggi.

Dia menjelaskan, gas hasil pembakaran BBM seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan PM2,5, adalah zat iritan yang dapat memicu penyakit pernapasan akut.

Baca juga: Pasar Pakaian Global Meningkat, Berpotensi Hasilkan Emisi dan Polusi

Berbagai gejala dari iritasi-iritasi dan lainnya bisa berlanjut menimbulkan risiko terjadinya peningkatan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

"Kalau dia berlanjut bisa terjadi infeksi selang pernafasan bawah atau pneumonia. Dampak akut lainnya adalah kalau orang-orang yang sudah punya penyakit dasar seperti punya asma atau penyakit paru kronik itu serangannya akan meningkat," papar Agus.

Di samping itu, dia juga menekankan polusi udara dari BBM sulfur tinggi berkontribusi signifikan terhadap peningkatan angka kunjungan pasien di rumah sakit akibat serangan asma dan penyakit paru kronik.

Menurutnya, hasil penelitian di RS Persahabatan pada 2019 menunjukkan peningkatan polusi berbanding lurus dengan peningkatan serangan asma yang masuk ke instalasi gawat darurat (IGD).

Untuk itu, Agus mengatakan pentingnya regulasi pemerintah dalam mempercepat penyediaan BBM rendah sulfur, meningkatkan transportasi umum ramah lingkungan, serta menerapkan regulasi ketat terhadap emisi industri untuk mengurangi polusi.

Baca juga: Polusi Udara dan Krisis Kesehatan Jadi Alasan Mendesaknya BBM Rendah Sulfur

"Beberapa upaya yang dapat dilakukan tentunya adalah mengatur kendaraan yang beredar, mengganti bahan bakarnya menjadi lebih ramah lingkungan, dan membuat regulasi dari pemerintah pembatasan (kendaraan) yang beredar di jalanan," tuturnya.

Diketahui, Jakarta saat ini menghadapi tantangan besar dalam menangani polusi udara, salah satunya disebabkan oleh pasokan BBM berkadar sulfur tinggi.

Menurut data dari laporan Clean Air Asia pada 2024, kualitas BBM yang digunakan di Indonesia tercatat sebagai yang terburuk di Asia Tenggara.

Kandungan sulfurnya 500 ppm (Euro 2), yang jauh di atas standar internasional sebesar 50 ppm (Euro 4).

Dampaknya sangat terasa di wilayah seperti DKI Jakarta, yang mengalami peningkatan polusi udara secara signifikan, memengaruhi kesehatan masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan warga lanjut usia (lansia).

Baca juga: Polusi Tanah Jadi Ancaman Keanekaragaman Hayati

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Alasan Mengapa Pariwisata Berkelanjutan Perlu Diterapkan

9 Alasan Mengapa Pariwisata Berkelanjutan Perlu Diterapkan

Swasta
Bungasari Raih Penghargaan 'INDI 4.0 2024: Sustainable Technology' Kemenperin

Bungasari Raih Penghargaan "INDI 4.0 2024: Sustainable Technology" Kemenperin

Swasta
Akhirnya, Bangkai Paus Sperma 4 Ton di Teluk Balikpapan Dibakar

Akhirnya, Bangkai Paus Sperma 4 Ton di Teluk Balikpapan Dibakar

Pemerintah
Pertamina International Shipping Catat Berhasil Tekan Emisi 36 Kiloton CO2

Pertamina International Shipping Catat Berhasil Tekan Emisi 36 Kiloton CO2

BUMN
Pakar UI: BBM Berkualitas Tinggi Mampu Kurangi Polusi Udara

Pakar UI: BBM Berkualitas Tinggi Mampu Kurangi Polusi Udara

LSM/Figur
Koalisi Masyarakat Sipil Serukan Pembenahan Tata Kelola Energi

Koalisi Masyarakat Sipil Serukan Pembenahan Tata Kelola Energi

LSM/Figur
PBB: Regulasi Intervensi Karhutla Indonesia Lebih Baik dari Rusia dan AS

PBB: Regulasi Intervensi Karhutla Indonesia Lebih Baik dari Rusia dan AS

LSM/Figur
Siap-siap, Penyelenggara Konser Akan Wajib Kelola Sampah Selama Acara

Siap-siap, Penyelenggara Konser Akan Wajib Kelola Sampah Selama Acara

Pemerintah
Akan Banyak “Pengungsi Iklim” di Berbagai Wilayah di Dunia

Akan Banyak “Pengungsi Iklim” di Berbagai Wilayah di Dunia

Pemerintah
BRGM: Pembangunan Harus Dibarengi dengan Konservasi agar Sustain”

BRGM: Pembangunan Harus Dibarengi dengan Konservasi agar Sustain”

Pemerintah
Pemerintahan Baru Janji akan Jalankan Hilirisasi Nikel yang Berkelanjutan

Pemerintahan Baru Janji akan Jalankan Hilirisasi Nikel yang Berkelanjutan

Pemerintah
Riset Deloitte: Semakin Banyak “Tenant” Properti Inginkan Bangunan Rendah Karbon

Riset Deloitte: Semakin Banyak “Tenant” Properti Inginkan Bangunan Rendah Karbon

Swasta
TNGGP dan Sukarelawan Basecamp Sauyunan Turunkan 1 Ton Sampah dari Gunung

TNGGP dan Sukarelawan Basecamp Sauyunan Turunkan 1 Ton Sampah dari Gunung

LSM/Figur
Eksploitasi Alam Sebabkan Batas-batas 'Planetary Boundaries' Terlampaui

Eksploitasi Alam Sebabkan Batas-batas "Planetary Boundaries" Terlampaui

Pemerintah
Laporan PBB: Karhutla Indonesia Capai 1,16 Juta Hektare, Kalsel Terparah

Laporan PBB: Karhutla Indonesia Capai 1,16 Juta Hektare, Kalsel Terparah

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau