Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Kompas.com - 05/10/2024, 09:15 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan telah menemukan bahwa peristiwa cuaca ekstrem tertentu menimbulkan risiko kekerasan terhadap perempuan yang lebih besar.

Berdasarkan studi baru ini, peneliti mengungkapkan badai, banjir, dan tanah longsor yang menjadi lebih ekstrem seiring dengan makin panasnya planet memiliki kaitan yang signifikan dengan pelecehan atau agresi terhadap perempuan dalam hubungan romantis.

Panas dan kelembapan juga ditemukan dapat meningkatkan perilaku agresif serta kekerasan pada perempuan.

"Bukti yang ada telah menemukan bahwa ketika seorang perempuan mengalami peristiwa terkait iklim, ia lebih mungkin mengalami kekerasan," ungkap Profesor Jenevieve Mannell dari University College London, yang memimpin penelitian tersebut, dikutip dari Independent, Jumat (4/10/2024).

Baca juga:

Temuan ini berdasarkan data dari 156 negara antara tahun 1993 dan 2019 dan membandingkannya dengan data terkait bencana dari tahun 1920 hingga 2022 di 190 negara.

Kekerasan terhadap Perempuan

Beberapa bukti yang terkait iklim dan kekerasan terhadap perempuan ini ditemukan di beberapa negara.

Di Kenya, perempuan dipaksa keluar dari rumah oleh laki-laki yang frustasi dengan kondisi kekeringan parah yang telah membuat keluarga jatuh miskin.

Di Spanyol, risiko pembunuhan dan kekerasan pasangan terhadap wanita meningkat hanya beberapa hari setelah gelombang panas, menurut sebuah studi tahun 2018.

Sementara itu di Peru, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan wanita dipaksa untuk bepergian lebih jauh untuk mencari air, membuat mereka rentan terhadap kekerasan seksual.

Baca juga:

“Bencana terkait iklim meningkatkan stres dan kerawanan pangan dalam keluarga dengan cara yang dapat menyebabkan peningkatan kekerasan," kata Mannell.

Ia mengungkapkan pula, bencana mengurangi layanan sosial yang sering tersedia untuk menangani kekerasan pasangan. Polisi dan masyarakat sipil menjadi lebih fokus pada bencana tersebut.

Kekerasaan perempuan oleh pasangan menurut peneliti juga terbukti lebih sering terjadi di negara dengan kasus kekerasaan yang lebih banyak terjadi.

Sementara negara yang lebih kaya memiliki tingkat kekerasaan oleh pasangan yang lebih rendah dibandingkan negara miskin.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau