KOMPAS.com - Para ilmuwan telah menemukan bahwa peristiwa cuaca ekstrem tertentu menimbulkan risiko kekerasan terhadap perempuan yang lebih besar.
Berdasarkan studi baru ini, peneliti mengungkapkan badai, banjir, dan tanah longsor yang menjadi lebih ekstrem seiring dengan makin panasnya planet memiliki kaitan yang signifikan dengan pelecehan atau agresi terhadap perempuan dalam hubungan romantis.
Panas dan kelembapan juga ditemukan dapat meningkatkan perilaku agresif serta kekerasan pada perempuan.
"Bukti yang ada telah menemukan bahwa ketika seorang perempuan mengalami peristiwa terkait iklim, ia lebih mungkin mengalami kekerasan," ungkap Profesor Jenevieve Mannell dari University College London, yang memimpin penelitian tersebut, dikutip dari Independent, Jumat (4/10/2024).
Baca juga:
Temuan ini berdasarkan data dari 156 negara antara tahun 1993 dan 2019 dan membandingkannya dengan data terkait bencana dari tahun 1920 hingga 2022 di 190 negara.
Beberapa bukti yang terkait iklim dan kekerasan terhadap perempuan ini ditemukan di beberapa negara.
Di Kenya, perempuan dipaksa keluar dari rumah oleh laki-laki yang frustasi dengan kondisi kekeringan parah yang telah membuat keluarga jatuh miskin.
Di Spanyol, risiko pembunuhan dan kekerasan pasangan terhadap wanita meningkat hanya beberapa hari setelah gelombang panas, menurut sebuah studi tahun 2018.
Sementara itu di Peru, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan wanita dipaksa untuk bepergian lebih jauh untuk mencari air, membuat mereka rentan terhadap kekerasan seksual.
Baca juga:
“Bencana terkait iklim meningkatkan stres dan kerawanan pangan dalam keluarga dengan cara yang dapat menyebabkan peningkatan kekerasan," kata Mannell.
Ia mengungkapkan pula, bencana mengurangi layanan sosial yang sering tersedia untuk menangani kekerasan pasangan. Polisi dan masyarakat sipil menjadi lebih fokus pada bencana tersebut.
Kekerasaan perempuan oleh pasangan menurut peneliti juga terbukti lebih sering terjadi di negara dengan kasus kekerasaan yang lebih banyak terjadi.
Sementara negara yang lebih kaya memiliki tingkat kekerasaan oleh pasangan yang lebih rendah dibandingkan negara miskin.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya