Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota-kota di Dunia Tidak Siap Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Kompas.com, 2 Oktober 2024, 20:08 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Laporan baru berjudul "Urban Pulse: Identifying Resilience Solutions at the Intersection of Climate, Health, and Equity," mengungkapkan kota-kota di dunia tak siap menghadapi dampak perubahan iklim.

Laporan yang dibuat oleh Yale School of Public Health (YSPH), Resilient Cities Network, dan The Rockefeller Foundation ini berdasarkan pada survei terhadap hampir 200 pemimpin kota di 118 kota dan 52 negara tentang kesiapan mereka menghadapi ancaman terkait iklim.

Peneliti memaparkan setengah populasi dunia tinggal di kota. Proporsi tersebut diperkirakan akan terus meningkat menjadi 70 persen pada tahun 2050.

Dengan populasi yang besar, kurangnya ruang hijau untuk mendinginkan lingkungan yang memanas, serta infrastruktur menua yang rentan terhadap banjir dan cuaca ekstrem lainnya, banyak kota di dunia yang tidak siap menghadapi perubahan iklim.

Baca juga: Kota Butuh Ruang Terbuka Hijau, Ini 3 Alasannya

Peneliti pun menyebut perlu tindakan proaktif untuk membuat kota lebih tangguh terhadap perubahan iklim dan mampu melindungi kesehatan masyarakat.

Kesiapan Kota dan Kesehatan Penduduk

Mengutip Phys, Rabu (10/2/2024) kurang dari setengah kota melaporkan memiliki rencana ketahanan iklim, dan hanya satu dari empat yang menyatakan rencana yang membahas iklim dan kesehatan.

Laporan ini pun menyoroti perlunya pemimpin kota untuk mengenali dampak perubahan iklim terhadap kesehatan penduduk termasuk kesehatan mental.

Pasalnya, respons yang berpusat pada kesehatan terhadap perubahan iklim di kota-kota ini menurut Jeannette Ickovics, penulis utama laporan sangat penting bagi kesehatan global.

Menurut laporan, kota-kota seperti Rio de Janeiro di Brasil dan Ho Chi Minh di Vietnam kemungkinan akan mengalami wabah demam berdarah karena populasi nyamuk yang lebih besar.

Sementara kota-kota pesisir seperti Miami dan Dubai kemungkinan akan menghadapi banjir yang lebih sering dan parah akibat naiknya permukaan air laut.

Baca juga: Penutupan PLTU Terakhir Inggris Tonggak Penting Ambisi Iklim

"Kota-kota sangat menyadari bahwa perubahan iklim menimbulkan risiko kesehatan yang serius, yang secara tidak proporsional memengaruhi populasi yang menghadapi kerentanan," kata Lauren Sorkin, direktur eksekutif Resilient Cities Network.

Kota yang Lebih Tangguh

Berdasarkan data survei dan wawancara dengan para pemimpin kota di Afrika, Asia, dan Amerika Latin, peneliti pun menyusun rekomendasi sebagai panduan untuk membuat kota lebih tangguh terhadap iklim.

Rekomendasi itu termasuk mengidentifikasi pemicu iklim yang menimbulkan ancaman terbesar bagi populasi rentan, melaksanakan program adaptasi berbasis data dan berfokus pada komunitas seperti inisiatif penghijauan serta dukungan kesehatan berbasis populasi untuk mengatasi kesehatan, iklim, dan kesetaraan.

Selain itu juga peneliti merekomendasikan untuk berinvestasi dalam energi hijau dan sistem hemat energi lainnya yang berkontribusi pada ekonomi nol karbon.

Baca juga: Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Peneliti juga menyebut perlu untuk menetapkan dan memperkuat mekanisme peringatan dini untuk bencana terkait iklim seperti badai, gelombang panas, dan banjir.

Terakhir, membina kolaborasi antarkota untuk berbagi praktik dalam memerangi ancaman iklim.

"Kita harus memanfaatkan penelitian ini untuk bersatu dalam visi ketahanan perkotaan, memanfaatkan kebijaksanaan dan kekuatan kolektif kita untuk membangun lingkungan perkotaan yang lebih sehat, lebih adil, dan berkelanjutan bagi semua," kata Ickovics.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
BPBD Gelar Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir di Jabodetabek
BPBD Gelar Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir di Jabodetabek
Pemerintah
Hari Pahlawan dan Pejuang Lingkungan Kita
Hari Pahlawan dan Pejuang Lingkungan Kita
LSM/Figur
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
BrandzView
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Pemerintah
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Pemerintah
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
LSM/Figur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
LSM/Figur
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau