Kemudian, air didistribusikan melalui pipa-pipa besar yang disalurkan ke pos-pos, sebelum dialirkan melalui pipa sedang dan kecil ke pemukiman warga.
Sebagai informasi, program penyediaan air bersih sudah MHU dimulai 16 tahun silam, tepatnya pada 2008.
Baca juga: Asa dari Lahan Bekas Tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara
Selain Desa Sungai Payang, program tersebut juga dilakukan di berbagai desa yang ada di wilayah Kutai Kartanegara, seperti Desa Margahayu, Desa Jembayan Tengah, dan Desa Jembayan Dalam.
Tak terbatas pada instalasi WTP, penyediaan sumber air bersih turut dilakukan MHU lewat sejumlah cara, mulai dari membuat bak sentral berkapasitas 50.000 liter, menyediakan tandon air dan jaringan pipa dari sumber air, menara penampung, hingga jaringan distribusi dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) serta meter air.
Siapa menyangka, instalasi WTP yang dibangun MHU merupakan kolam bekas tambang yang selama ini kerap dicap kotor dan berbahaya.
Pada praktiknya, penambangan batu bara terbuka selalu meninggalkan kubangan yang dapat menjadi tempat penampungan air larian dan hujan.
“Sebagai perusahaan yang menerapkan praktik penambangan yang baik, MHU telah merencanakan pengelolaan kolam tambang sejak awal operasional dan memastikannya agar tidak terlantar setelah operasi selesai. Bahkan, kini kami manfaatkan sebagai sistem pengolahan air,” jelas Sendy.
Berdiri megah di tengah Desa Margahayu, Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, WTP milik MHU telah beroperasi sejak 2018.
Bangunan pengolahan air itu dilengkapi dengan berbagai komponen penting untuk menyaring kandungan asam dan menghasilkan air bersih sesuai dengan standar kualitas.
Komponen tersebut mencakup rumah mesin, bak filtrasi, bak penampung, jaringan listrik, dan pipa sepanjang lebih dari satu kilometer dari sumber air.
Fasilitas itu mampu menyuplai air bersih kepada sekitar 800 kepala keluarga dengan pipa distribusi mencapai panjang lima kilometer.
Sendy menambahkan, MHU juga membangun fasilitas instalasi pengolahan air di beberapa desa lain. Fasilitas ini memanfaatkan sumber air dari lubang bekas tambang yang berbeda-beda.
“Kini, pengelolaan fasilitas air dilakukan secara swadaya oleh warga melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Margahayu Makmur Mandiri,” katanya.
Meskipun demikian, MHU tetap melakukan pemantauan berkala terhadap manajemen pengelolaannya dan kualitas air, mulai dari tes mikrobiologi, fisika, hingga kimia.
Di samping itu, MHU juga membangun sarana air bersih ramah lingkungan dengan teknologi pompa hydraulic ram (hidram) dan Water Treatment Plant E-West pada 2023. Fasilitas air bersih tanpa listrik pertama di Kutai Kartanegara ini berada di Desa Sungai Payang, Kecamatan Loa Kulu.
Baca juga: MMSGI Tawarkan Model Sirkular Air di Lanskap Pascatambang
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya