KOMPAS.com - PT Kalbe Morinaga Indonesia bersama PT Aruna Cahaya Pratama dan PT Tatajabar Sejahtera meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Indotaisei, Cikampek, Karawang, Jawa Barat (3/10/2024).
Instalasi PLTS Atap di fasilitas Cikampek dengan 1.245,87 kWp ini menegaskan komitmen Kalbe Morinaga Indonesia mendukung gerakan nasional menuju transisi energi bersih dan berkelanjutan.
"Sebagai bagian dari upaya mendukung target pemerintah Indonesia mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060, kami merasa bertanggung jawab untuk turut serta mengambil langkah-langkah proaktif demi masa depan yang lebih hijau," tegas Andy Chendra, President Director PT Kalbe Morinaga Indonesia.
"Kami percaya setiap langkah menuju keberlanjutan, sekecil apapun, akan memberikan inspirasi dan dampak positif bagi generasi mendatang," lanjutnya.
Dengan instalasi PLTS Atap ini, PT Kalbe Morinaga Indonesia yang merupakan bagian dari Kalbe Group, mampu mengurangi emisi karbon hingga 1.166 ton CO2 per tahun. Proyek ini melanjutkan fasilitas PLTS Atap di Kalbe Nutritionals yang mampu mengurangi emisi hingga 2.104 ton CO2 per tahun.
Dengan adanya dua inisiatif tersebut, Kalbe Group memperkuat komitmennya dalam transisi ke energi hijau di seluruh rantai produksi, menciptakan kesinambungan dalam penerapan energi terbarukan yang diharapkan dapat menjadi contoh industri lain.
“Kami merasa bangga atas sinergi yang terjalin dengan PT Kalbe Morinaga Indonesia dalam instalasi PLTS Atap. Kerja sama ini merupakan langkah penting menuju pencapaian visi bersama untuk menciptakan lingkungan bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," ungkap Robby Eduardo Quento, Presiden Direktur PT Aruna Cahaya Pratama.
"Saya yakin bahwa adopsi teknologi PLTS akan membawa dampak positif yang signifikan dalam pengelolaan energi dan peningkatan efisiensi operasional,” tambah Robby.
Dalam kesempatan sama, Hengky Angkiriwang, Asst. General Manager PT Tatajabar Sejahtera mengapresiasi kolaborasi pembangunan PLTS Atap di pabrik PT Kalbe Morinaga Indonesia.
“Proyek ini menjadi bukti nyata komitmen PT Kalbe Morinaga Indonesia dalam mendukung Gerakan Pengurangan Emisi Karbon di Indonesia dan memenuhi kebutuhan energi hijau, yang mencapai hampir 75 persen dari beban puncak listrik perusahaan," jelas Hengky.
Baca juga: Penetrasi PLTS China Makin Tinggi, Sumbang Separuh Penambahan Global
"Dengan adanya PLTS Atap ini, kami berharap PT Kalbe Morinaga Indonesia dapat terus beroperasi secara lebih ramah lingkungan, serta menjadi contoh bagi perusahaan lain di kawasan industri untuk bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan,” pungkasnya.
Dengan teknologi terbaru yang diimplementasikan dalam PLTS Atap ini, Kalbe Morinaga Indonesia mampu memaksimalkan efisiensi pemanfaatan energi surya, memastikan setiap kWh energi yang dihasilkan dimanfaatkan secara optimal.
Teknologi pemantauan energi canggih memungkinkan perusahaan untuk terus meningkatkan efisiensi, menjadikan Kalbe Morinaga Indonesia sebagai salah satu fasilitas produksi terdepan di Indonesia yang sepenuhnya didukung energi terbarukan.
Menurut data Copernicus Climate Change Service (C3S), bumi mencatatkan suhu tertinggi dalam sejarah pada Juli 2024, dengan suhu rata-rata global mencapai 17,6 derajat Celsius.
Angka ini mencerminkan dampak nyata dari peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK), terutama akibat penggunaan bahan bakar fosil dalam berbagai sektor industri dan transportasi.
Instalasi PLTS Atap ini menjadi salah satu wujud nyata kepedulian PT Kalbe Morinaga Indonesia terhadap krisis lingkungan yang semakin memburuk.
Lebih dari sekadar inovasi pemanfaatan energi, Andy Chendra menyampaikan, proyek PLTS Atap ini mencerminkan komitmen jangka panjang PT Kalbe Morinaga Indonesia dalam menerapkan praktik ramah lingkungan di seluruh rangkaian proses produksi.
Baca juga: Lazada Indonesia Mulai Manfaatkan PLTS untuk Suplai Listrik di Gudang Utama
Melalui PLTS Atap, PT Kalbe Morinaga Indonesia menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan hijau, serta menambah daya dukung terhadap upaya global dalam menurunkan dampak perubahan iklim ekstrem.
“Menariknya, kini pabrik sebagian besar telah bebas dari ketergantungan pada bahan bakar fosil. Hal ini menjadikannya salah satu fasilitas produksi terdepan di Indonesia yang sepenuhnya didukung energi terbarukan,” tutup Andy Chendra.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya