KOMPAS.com - Negara-negara di dunia makin mendorong pemakaian kendaraan listrik sebagai upaya untuk mengurangi emisi karbon.
Namun pemakaian kendaraan listrik ini tentu punya tantangan tersendiri yakni bagaimana stasiun pengisian listrik kendaraan listrik (EV) ditempatkan supaya nyaman bagi pengemudi dan menguntungkan investor.
Tanpa stasiun pengisian listrik yang banyak tersedia dan ditempatkan dengan baik, konsumen akan kurang tertarik untuk membeli kendaraan listrik.
Baca juga:
Sementara itu, tanpa cukup banyak pemilik kendaraan listrik, stasiun pengisian daya yang tersedia untuk umum tidak akan menguntungkan.
Untung saja peneliti dari Universitas Cornell, New York menemukan solusi untuk masalah tersebut.
"Menempatkan stasiun pengisian daya yang tersedia untuk umum di sekitar kota terdengar seperti hal yang sederhana, tetapi secara matematis, sebenarnya sangat sulit," kata penulis utama Yeuchen Sophia Liu, Ph.D dari Universitas Cornell.
Mengutip Techxplore, Jumat (1/11/2024) dalam studi ini, peneliti menggunakan pengoptimalan Bayesian, sebuah algoritme pembelajaran mesin untuk menghasilkan analisis yang jauh lebih cepat dan produktif.
Pemodelan sederhana menurut peneliti tidak memperhitungkan kompleksitas ribuan kemungkinan keputusan pengemudi. Belum lagi faktor-faktor seperti lalu lintas dan karakteristik jalan.
"Algoritme model pengoptimalan Bayesian memungkinkan kita untuk menyimulasikan jutaan perilaku individu, sementara pada saat yang sama menemukan jawaban secara efisien dan cepat," kata Liu.
Pengoptimalan Bayesian kemudian menganalisis data dari wilayah Atlanta dengan populasi 6 juta orang.
Mereka mempelajari perilaku 30.000 kendaraan pada lebih dari 113.000 perjalanan yang disimulasikan, memperkirakan berbagai pola lalu lintas komuter.
Hasilnya, tim peneliti menemukan bahwa di lingkungan perkotaan, memasang dua jenis stasiun pengisian listrik yang berbeda dan mendistribusikannya secara strategis meningkatkan kemungkinan pengemudi akan menggunakannya.
Baca juga:
Dan ini pada gilirannya meningkatkan keuntungan pula bagi investor sebesar 50 persen hingga 100 persen dibandingkan dengan strategi penempatan acak.
Dua jenis stasiun pengisian yang berbeda ini menurut peneliti merupakan kombinasi dari stasiun pengisian daya dengan kecepatan sedang dan cepat.
Sebagai informasi, stasiun pengisian daya dengan kecepatan cepat biasanya terletak di lokasi-lokasi strategis seperti rest area, pusat perbelanjaan, dan tempat umum lainnya.
Pengguna dapat mengakses stasiun ini dengan mudah dan melanjutkan perjalanan mereka setelah pengisian singkat.
Sementara stasiun pengisian daya dengan kecepatan sedang biasanya berada di rumah, tempat kerja, parkir umum dan membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 4-8 jam untuk pengisian.
Lebih lanjut, tim peneliti menemukan bahwa stasiun pengisian daya komersial kecepatan sedang dan cepat melayani kebutuhan konsumen yang berbeda.
Baca juga: Industri Nikel Nasional Diminta untuk Sukarela Diaudit Tata Kelolanya
Pengemudi yang parkir selama 20 menit cenderung memilih tempat pengisian daya cepat. Namun, jika seseorang akan bekerja dan parkir selama beberapa jam, pengemudi kemungkinan akan memilih stasiun pengisian sedang.
Selain itu, analisis sensitivitas menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti ukuran pasar kendaraan listrik bertenaga baterai, preferensi pengisian daya, dan harga pengisian daya memiliki dampak signifikan pada penempatan dan profitabilitas optimal dari proyek infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik.
"Penempatan stasiun pengisian daya yang strategis secara ekonomi dapat memainkan peran penting dalam mempercepat transisi ke kendaraan tanpa emisi," kata Liu.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya