Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Teknologi Bersih Meningkat Tiga Kali Lipat pada 2035

Kompas.com - 02/11/2024, 19:30 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA), pangsa pasar global untuk teknologi bersih bakal meningkat tiga kali lipat dalam satu dekade.

Laporan tersebut memproyeksikan pertumbuhan terjadi dari 700 miliar dollar AS pada tahun 2023 menjadi lebih dari 2 triliun dollar AS pada tahun 2035.

Hal tersebut menunjukkan bahwa negara-negara dunia mendorong teknologi energi bersih sebagai bagian dari strategi industri mereka.

Mengutip PEI, Sabtu (2/11/2024) laporan berfokus pada enam teknologi energi bersih yang diproduksi secara massal teratas, yaitu photovoltaic (PV) surya, turbin angin, mobil listrik, baterai, elektroliser, dan pompa panas.

Menurut laporan tersebut, investasi global dalam manufaktur teknologi bersih meningkat sebesar 50 persen pada tahun 2023 yang mencapai 235 miliar dollar AS. Hal ini didukung oleh negara-negara yang berupaya meningkatkan keamanan energi dan mengurangi emisi.

Baca juga:

Empat perlima dari investasi manufaktur teknologi bersih pada tahun 2023 digunakan untuk manufaktur PV surya dan baterai, dengan pabrik EV menyumbang 15 persen.

Meskipun ada beberapa pembatalan dan penundaan proyek manufaktur PV surya dan baterai baru-baru ini, investasi dalam fasilitas manufaktur teknologi bersih akan tetap mendekati rekor, sekitar 200 miliar dollar AS pada tahun 2024.

“Laporan ini menggarisbawahi potensi ekonomi besar dari manufaktur PV surya," ungkap Dries Acke, wakil CEO di SolarPower Europe.

Setidaknya, 80 persen investasi dalam teknologi bersih global pada tahun 2023 adalah dalam bentuk PV dan baterai surya.

Bahan Utama Teknologi Bersih

Laporan ini juga menyoroti bahan utama yang dibutuhkan untuk mendukung ekonomi energi bersih yang sedang berkembang, seperti baja dan aluminium.

Ada perlombaan yang sedang berlangsung untuk memasarkan teknologi penting guna memproduksi baja, aluminium, dan amonia dengan emisi mendekati nol.

Penggunaan teknologi ini akan membutuhkan rata-rata lebih dari 80 miliar dollar AS per tahun investasi hingga tahun 2050 untuk mencapai nol emisi pada tahun yang sama. Namun, IEA menyatakan, potensi pasar lebih besar dan dapat mencapai 1,2 triliun dollar AS pada tahun 2050.

Lebih lanjut, Tiongkok akan mendominasi ruang manufaktur teknologi bersih dunia di masa mendatang.

Berdasarkan kebijakan saat ini, ekspor teknologi bersihnya diperkirakan akan melampaui 340 miliar dollar AS pada tahun 2035.

Tiongkok mampu mempertahankan posisi ini karena menjadi lokasi termurah untuk manufaktur.

Baca juga:

Sebagai gambaran, biaya produksi modul PV surya, turbin angin, dan teknologi baterai di Amerika Serikat rata-rata hingga 40 persen lebih mahal, di Uni Eropa hingga 45 persen lebih mahal, dan di India hingga 25 persen lebih mahal.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa pertumbuhan pasar dimungkinkan di luar Tiongkok.

Namun, untuk memanfaatkan peluang yang tersedia, negara-negara berkembang perlu bergerak melampaui penambangan dan pemrosesan mineral penting dan memaksimalkan peluang lebih jauh.

“Pertumbuhan dalam manufaktur dan perdagangan teknologi energi bersih seharusnya menguntungkan banyak negara, bukan hanya segelintir negara,” kata Fatih Birol, direktur eksekutif IEA.

Negara-negara di Asia Tenggara, Amerika Latin, Afrika, dan sekitarnya memiliki potensi kuat untuk memainkan peran penting dalam ekonomi energi baru.

Dan laporan ini menemukan bahwa dengan kemitraan strategis yang baik, peningkatan investasi, dan upaya yang lebih besar untuk menurunkan biaya pembiayaan yang tinggi, negara-negara tersebut dapat mencapai potensi itu.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Pasar Teknologi Bersih Meningkat Tiga Kali Lipat pada 2035

Pasar Teknologi Bersih Meningkat Tiga Kali Lipat pada 2035

Pemerintah
50 Diskusi dan 44 Pembicara Hadir dalam Acara Langkah Membumi Festival 2024

50 Diskusi dan 44 Pembicara Hadir dalam Acara Langkah Membumi Festival 2024

Swasta
Pusat Data Ramah Lingkungan Bantu Dorong Investasi Hijau di Asia Tenggara

Pusat Data Ramah Lingkungan Bantu Dorong Investasi Hijau di Asia Tenggara

Pemerintah
Dorong Keberlanjutan, Blibli Kembali Gelar Langkah Membumi Festival

Dorong Keberlanjutan, Blibli Kembali Gelar Langkah Membumi Festival

Swasta
Setengah Kota Besar Dunia Hadapi Risiko Iklim Parah pada 2050

Setengah Kota Besar Dunia Hadapi Risiko Iklim Parah pada 2050

Pemerintah
Jumlah Mikroplastik di Air Tawar Meningkat

Jumlah Mikroplastik di Air Tawar Meningkat

Pemerintah
Dorong Irigasi Berkelanjutan, Balai Teknik Irigasi Kementerian PU Jalin Kerja Sama dengan MRC

Dorong Irigasi Berkelanjutan, Balai Teknik Irigasi Kementerian PU Jalin Kerja Sama dengan MRC

Pemerintah
Dorong Pemakaian EV, Penempatan Stasiun Pengisian Listrik Perlu Diperhatikan

Dorong Pemakaian EV, Penempatan Stasiun Pengisian Listrik Perlu Diperhatikan

Pemerintah
Ilmuwan Peringatkan Bumi Makin Tidak Layak Huni

Ilmuwan Peringatkan Bumi Makin Tidak Layak Huni

Pemerintah
Greenpeace: Restorasi Lahan Gambut 10 Tahun Terakhir Tidak Memuaskan

Greenpeace: Restorasi Lahan Gambut 10 Tahun Terakhir Tidak Memuaskan

LSM/Figur
Presiden Prabowo Didorong Jadikan Transisi Energi Misi Nasional

Presiden Prabowo Didorong Jadikan Transisi Energi Misi Nasional

LSM/Figur
Di COP16 Kolombia, Masyarakat Sipil Desak Pemerintah RI Batasi Produksi Nikel

Di COP16 Kolombia, Masyarakat Sipil Desak Pemerintah RI Batasi Produksi Nikel

LSM/Figur
Kali Pertama dalam 130 Tahun Gunung Fuji Telat Bersalju, Pertanda Buruk?

Kali Pertama dalam 130 Tahun Gunung Fuji Telat Bersalju, Pertanda Buruk?

Pemerintah
Perubahan Iklim Bikin Ekonomi Negara Asia dan Pasifik Rugi Besar

Perubahan Iklim Bikin Ekonomi Negara Asia dan Pasifik Rugi Besar

LSM/Figur
Jaga Keanekaragaman Hayati, Masyarakat Adat Kalimantan Bersuara di COP 16

Jaga Keanekaragaman Hayati, Masyarakat Adat Kalimantan Bersuara di COP 16

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau