KOMPAS.com - Laporan terbaru mengungkap sebagian besar biaya tersembunyi dari sistem agrifood di seluruh dunia berasal dari dampak kesehatan yang terkait dengan penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Hidden cost atau biaya tersembunyi adalah biaya tambahan yang tidak langsung terlihat namun dapat muncul kemudian.
Laporan State of Food and Agriculture (SOFA) menyebut bahwa biaya tersembunyi untuk menghasilkan makanan dari pertanian hingga meja makan berjumlah sekitar 12 triliun dollar AS setiap tahunnya.
Baca juga:
Namun dari jumlah itu, sekitar 70 persen atau 8 triliun dollar AS menjadi biaya tersembunyi yang dihasilkan dari pola makan tidak sehat dan terkait dengan PTM. Jumlah itu melebihi biaya yang terkait dengan kerusakan lingkungan dan kesenjangan sosial.
Mengutip laman resmi United Nations Selasa (12/11/2024) peneliti menggunakan akuntansi biaya sebenarnya untuk mengungkap berbagai macam biaya dan manfaat yang terkait dengan produksi, distribusi, dan konsumsi pangan.
Termasuk dengan biaya dan manfaat tersembunyi yang tidak tercermin dalam harga pasar.
Laporan tersebut kemudian merinci bagaimana biaya tersembunyi global dalam sistem agrifood yang lebih terindustrialisasi sebagian besar didorong oleh biaya tersembunyi yang terkait dengan kesehatan, diikuti oleh biaya tersembunyi lingkungan.
Sebanyak 13 faktor risiko diet pun berhasil diidentifikasi saat memeriksa biaya tersembunyi terkait dengan kesehatan.
Itu meliputi tidak cukup mengonsumsi biji-bijian utuh, buah-buahan, dan sayuran, konsumsi natrium yang berlebihan, dan asupan daging merah serta lahan yang tinggi.
Lebih lanjut, laporan juga mengungkap dampak lingkungan dari praktik pertanian yang tidak berkelanjutan turut berkontribusi besar terhadap beban biaya tersembunyi.
Biaya yang terkait dengan emisi gas rumah kaca, limpasan nitrogen, perubahan penggunaan lahan, dan polusi air sangat tinggi di negara-negara dengan sistem agrifood yang beragam mencapai sekitar 720 miliar dollar AS.
Baca juga:
Meskipun sistem agrifood yang terindustrialisasi menghadapi biaya lingkungan yang signifikan, negara-negara yang menghadapi krisis iklim berkepanjangan menanggung biaya lingkungan relatif tertinggi atau setara dengan 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka.
Sementara itu, kemiskinan, kekurangan gizi, dan biaya sosial lainnya, paling umum terjadi di sistem agrifood tradisional dan yang terkena dampak krisis berkepanjangan, masing-masing mewakili delapan dan 18 persen dari PDB mereka.
SOFA 2024 menyerukan tindakan kolektif untuk mengubah sistem agrifood dan menjadikannya lebih berkelanjutan, tangguh, inklusif, dan efisien.
Direktur Jenderal FAO Dongyu Qu menekankan bahwa perubahan ini sangat penting untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Pilihan yang kita buat sekarang, prioritas yang kita tetapkan, dan solusi yang kita terapkan akan menentukan masa depan kita bersama,” katanya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya