Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Big Tech Beralih ke Energi Nuklir untuk Penuhi Teknologi AI

Kompas.com - 13/11/2024, 16:00 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNBC

Sementara hingga bulan Agustus, ada lebih dari 200 juta orang yang mengirimkan pertanyaan pada chatbot populer OpenAI ChatGPT setiap minggu.

Jumlah tersebut dua kali lipat dari 100 juta pengguna aktif mingguan yang dilaporkan OpenAI November 2023.

Kontroversi Nuklir

Energi nuklir bukannya tanpa kontroversi. Banyak aktivis iklim menentang pasokan tersebut, dengan alasan risiko lingkungan dan keselamatan yang berbahaya, dan fakta bahwa mereka tidak menawarkan sumber daya terbarukan yang sesungguhnya.

Di sisi lain, para pendukung energi nuklir mengatakan bahwa energi nuklir menawarkan bentuk listrik yang hampir bebas karbon dan lebih andal daripada sumber terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

Baca juga: Roadshow di Bandung, SRECharged Dorong Percepatan Adopsi Motor Listrik Tanah Air

“Jika dibangun dan disekuritisasi dengan cara yang benar, saya pikir nuklir adalah masa depan,” Rosanne Kincaid-Smith, kepala operasi Northern Data Group, penyedia pusat data global.

“Orang-orang takut pada nuklir karena bencana yang pernah terjadi di masa lalu. Namun, yang akan datang, saya tidak melihat jaringan listrik tradisional menjadi sumber daya berkelanjutan yang sedang berlangsung dalam pengembangan AI,” Kincaid-Smith menambahkan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau