Sementara kota di belahan Bumi Utara rata-rata memiliki kapasitas pendinginan 3,6 derajat Celsius.
Baca juga:
Hal ini memperparah masalah yang sudah ada. Kota-kota di belahan Bumi Selatan cenderung berada di garis lintang yang lebih rendah (yaitu, lebih dekat ke Khatulistiwa), yang diprediksi akan mengalami lebih banyak suhu ekstrem di tahun-tahun mendatang.
"Sudah jelas bahwa negara-negara belahan Bumi Selatan akan lebih terdampak oleh gelombang panas, peningkatan suhu, dan iklim ekstrem daripada negara-negara belahan Bumi Utara," kata Chi Xu, salah satu penulis studi.
Selain itu kota di belahan Bumi Selatan memiliki kapasitas yang lebih rendah untuk beradaptasi dengan panas karena AC kurang umum dan pemadaman listrik lebih sering terjadi.
Peneliti juga menemukan efek kesenjangan dalam kota di mana lingkungan di kota belahan bumi selatan yang lebih kaya cenderung memiliki lebih banyak ruang hijau daripada lingkungan yang lebih miskin.
Dengan studi global seperti ini, perencana kota pun dapat membandingkan strategi untuk kota-kota di wilayah yang sama atau dengan kepadatan yang sama.
"Untuk daerah perkotaan yang baru dibangun dan belum sepenuhnya dibangun, masih ada banyak ruang untuk mengubah desain," tambah Braneon.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya