Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Formula 1 Perluas Program Investasi Avtur Berkelanjutan

Kompas.com, 3 Desember 2024, 17:17 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Edie

KOMPAS.com - Formula 1 meningkatkan investasinya di sektor bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) melalui kemitraan dengan Qatar Airways.

Inisiatif ini dibangun berdasarkan kolaborasi sebelumnya antara F1 dengan DHL, mitra logistik global Formula 1.

Jika digabungkan, kedua program tersebut diproyeksikan akan mengurangi emisi lebih dari 8000 ton setara karbon dioksida (tCO2e) pada tahun 2024 atau sebesar 19 persen dibandingkan dengan bahan bakar tradisional yang digunakan untuk angkutan udara selama acara F1.

Baca juga:

Mengutip Edie, Selasa (3/12/2024) Formula 1 telah berjanji untuk mencapai nol emisi karbon pada 2030 dengan target pengurangan emisi sebesar 50 persen. Pada 2023, F1 telah mencapai pengurangan sebesar 13 persen.

"Investasi hari ini adalah langkah selanjutnya dalam strategi bahan bakar alternatif yang merupakan inti dari pencapaian target Net Zero 2030 kami. Melalui kolaborasi dengan tim dan mitra, kami memenuhi janji untuk menurunkan emisi karbon olahraga dan mendorong teknologi yang dapat berdampak di luar Formula 1," ungkap Ellen Jones, Kepala ESG di Formula 1.

Sementara itu, laporan F1 yang dirilis tahun ini mengungkapkan bahwa logistik, khususnya pengangkutan peralatan ke acara merupakan sumber emisi terbesar yang mencakup 49 persen dari jejak karbonnya.

Sumber lainnya termasuk perjalanan bisnis (29 persen), operasional acara (12 persen), fasilitas (10 persen) serta bahan bakar mobil balap yang berkontribusi kurang dari 1 persen.

Bahan Bakar Alternatif

SAF sendiri merupakan bagian penting dari strategi bahan bakar alternatif Formula 1 dan rencana logistik untuk mencapai tujuan nol emisi bersihnya.

Formula 1 menggunakan sistem 'book and claim' untuk menghitung pengurangan emisi dari SAF.

Hal ini untuk memastikan bahwa SAF menggantikan bahan bakar jet fosil di sektor penerbangan sambil memberikan pengurangan emisi yang setara untuk olahraga tersebut.

Selain itu, mulai tahun 2026, mobil Formula 1 akan menggunakan 100 persen bahan bakar berkelanjutan yang canggih, sementara Formula 2 dan Formula 3 juga akan menyusul mengadopsi standar yang sama.

Saat ini, mobil Keselamatan dan Medis FIA juga menggunakan 40 persen bahan bakar berkelanjutan yang canggih.

“Ini adalah contoh terbaru tentang bagaimana para pemangku kepentingan di seluruh olahraga selaras dengan visi kami untuk F1 yang lebih berkelanjutan, yang sangat kami nanti-nantikan,” kata Jones lagi.

Baca juga:

Langkah Lain

Di samping inisiatif SAF, Formula 1 telah menerapkan beberapa langkah untuk mengurangi jejak karbonnya.

Misalnya saja penggunaan truk bertenaga biofuel DHL yang telah mengirimkan sembilan Grand Prix Eropa pada tahun 2023, mengurangi emisi rata-rata 83 persen dibandingkan dengan truk tradisional.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau