Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2024, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol meningatkan, permasalahan tempat pemrosesan akhir (TPA) yang dikelola secara pembuangan terbuka atau open dumping sudah terlalu lama berlarut.

Dia menyampaikan, permasalahan TPA open dumping dapat menjadi bom waktu jika tidak segera diselesaikan.

Di sisi lain, Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah memandatkan agar TPA yang dikelola secara open dumping tidak dioperasikan lagi di Indonesia.

Baca juga: TPA Benowo Surabaya Ubah Sampah Jadi Sumber Energi Listrik

Hanif menyampaikan, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup, masih terdapat 306 provinsi atau kabupaten atau kota yang mengoperasikan TPA-nya secara open dumping.

"Permasalahan TPA ini sudah terlalu lama berlarut dan dapat menjadi bom waktu jika tidak segera diselesaikan," kata Hanif dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengelolaan Sampah Tahun 2024 bersama para kepala daerah di Jakarta, Kamis (12/12/2024), sebagaimana dilansir Antara.

Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah daerah untuk dapat melakukan penataan TPA di daerahnya.

Pengelolaan TPA dapat dilakukan dengan metode lahan urug saniter (sanitary landfill) atau sekurang-kurangnya lahan urug terkendali (controlled landfill) dan hanya menerima residu saja.

Baca juga: Pemda Perlu Tata Ulang TPA Pembuangan Terbuka

Hanif mengingatkan, TPA bukanlah tempat penimbunan sampah, melainkan tempat pemorsesan akhir yang berarti hanya residu-residu saja yang boleh masuk ke TPA.

Dia berujar, berdasarkan hasil rakorna, semua pihak akan mengambil kesimpulan untuk menyelesaikan dan menutup open dumping.

"Kemudian mengelola dengan sistem baru, dengan sistem sanitary landfill atau controlled landfill. Tapi sebaiknya kita lebih memilih pada sanitary landfill supaya kondisi lingkungan benar-benar kita jaga," kata Hanif.

Ia mengingatkan, pengelolaan sampah tidak hanya menjadi isu lokal, melainkan juga isu global, yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang belum dapat diselesaikan.

Baca juga: Kepala Daerah Didesak Kelola Sampah TPA, Bukan Hanya Ditimbun

Berdasarkan data Global Waste Management Outlook 2024, masih terdapat 38 persen sampah global yang tidak terkelola dengan baik yang berkontribusi pada krisis planet.

Jumlah timbulan sampah semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, ditambah dengan budaya masyarakat yang tidak ramah sampah.

Jika hal ini tidak diantisipasi dengan baik, imbuh Hanif, maka akan timbul permasalahan lingkungan yang diakibatkan dari sampah yang tidak terkelola.

Berbagai permasalahan tersebut seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, permasalahan kesehatan, dan bahkan peningkatan gas rumah kaca (GRK) yang sangat signifikan.

Baca juga: Studi: Pembakaran Sampah dengan Insenerator di TPA Kontaminasi Ekosistem Sekitar

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Pemerintah Targetkan Swasembada Pangan dan Energi lewat Perhutanan Sosial

Pemerintah Targetkan Swasembada Pangan dan Energi lewat Perhutanan Sosial

Pemerintah
Pemerintah Komitmen Tuntaskan Masalah Sampah pada 2026

Pemerintah Komitmen Tuntaskan Masalah Sampah pada 2026

Pemerintah
RI Bisa Tiru Cara Inggris untuk Percepat Transisi Energi

RI Bisa Tiru Cara Inggris untuk Percepat Transisi Energi

Pemerintah
44 Persen Sungai Terbesar di Dunia Alami Penurunan Jumlah Air

44 Persen Sungai Terbesar di Dunia Alami Penurunan Jumlah Air

Pemerintah
Refleksi Perjalanan 5 Tahun Program Kartu Prakerja, Karier.mu Dukung Visi Indonesia Emas 2045

Refleksi Perjalanan 5 Tahun Program Kartu Prakerja, Karier.mu Dukung Visi Indonesia Emas 2045

Pemerintah
Bagaimana Olahraga Musim Dingin Beradaptasi dengan Perubahan Iklim?

Bagaimana Olahraga Musim Dingin Beradaptasi dengan Perubahan Iklim?

LSM/Figur
Menteri ESDM: 5,5 Juta Pelanggan Ditargetkan Bisa Dilayani Jaringan Gas

Menteri ESDM: 5,5 Juta Pelanggan Ditargetkan Bisa Dilayani Jaringan Gas

Pemerintah
China Siap Produksi Setengah Energi Terbarukan Dunia pada 2030

China Siap Produksi Setengah Energi Terbarukan Dunia pada 2030

Pemerintah
Produksi Avtur Berkelanjutan Meningkat tapi Tak Penuhi Proyeksi 2024

Produksi Avtur Berkelanjutan Meningkat tapi Tak Penuhi Proyeksi 2024

LSM/Figur
4 Langkah Berkelanjutan Unilever, Tekan Konsumsi Plastik hingga Ambisi Capai NZE

4 Langkah Berkelanjutan Unilever, Tekan Konsumsi Plastik hingga Ambisi Capai NZE

Swasta
Rentokil Indonesia Perkenalkan Sistem Pengendalian Hama Berkelanjutan di Gorontalo

Rentokil Indonesia Perkenalkan Sistem Pengendalian Hama Berkelanjutan di Gorontalo

Swasta
Keuangan Berkelanjutan Membuka Peluang Sumber Pendanaan Alternatif Menuju Net Zero Emissions

Keuangan Berkelanjutan Membuka Peluang Sumber Pendanaan Alternatif Menuju Net Zero Emissions

Swasta
Karena Perubahan Iklim, Padang Tundra Arktik Lepaskan Lebih Banyak Emisi

Karena Perubahan Iklim, Padang Tundra Arktik Lepaskan Lebih Banyak Emisi

LSM/Figur
Apa Saja Dampaknya jika Kekeringan Semakin Parah?

Apa Saja Dampaknya jika Kekeringan Semakin Parah?

LSM/Figur
Australia-ASEAN Kerja Sama Pendanaan Energi Terbarukan

Australia-ASEAN Kerja Sama Pendanaan Energi Terbarukan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau