KOMPAS.com - Peran penting perempuan dalam mengatasi perubahan iklim semakin diakui secara luas.
Organisasi global KPMG menyebut perempuan berada di garis depan dalam mengurangi emisi Cakupan 3.
Kepimpinan mereka juga mampu mempromosikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengurangan emisi.
Baca juga:
KPMG mencatat pula bahwa pemberdayaan dan partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan berkorelasi dengan peningkatan pengelolaan lingkungan.
Peran ini mencakup mulai dari dewan eksekutif hingga posisi penting di pemerintahan, dengan dampak nyata yang terlihat dalam bidang pengurangan emisi karbon.
Dikutip dari Sustainability Magazine, Kamis (19/12/2024) perusahaan dengan proporsi perempuan yang cukup besar dalam peran manajerial dan pengambilan keputusan sering kali melaporkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah.
Misalnya, kenaikan marginal sebesar 1 persen dalam posisi manajerial perempuan berkorelasi dengan pengurangan emisi CO2 yang signifikan sebesar 0,5 persen.
World Economic Forum juga menyoroti perusahaan-perusahaan dengan kepemimpinan gender yang beragam mengalami pengurangan emisi lebih lanjut sebesar 5 persen dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang dipimpin oleh laki-laki pasca Perjanjian Paris.
Baca juga: Penghapusan Piutang UMKM Dapat Berdayakan Perempuan
Pengaruh perempuan juga meluas jauh melampaui batas-batas perusahaan hingga ke arena politik, di mana negara-negara dengan representasi perempuan yang lebih besar di parlemen cenderung menerapkan kebijakan iklim yang lebih ketat yang menghasilkan pengurangan emisi yang substansial.
Keterlibatan perempuan juga membantu memperkuat dampak kebijakan-kebijakan ini, memastikan kebijakan-kebijakan tersebut lebih komprehensif dan kuat.
Selain itu perempuan memiliki korelasi terhadap transparansi perusahaan dan tata kelola yang efektif, khususnya terkait dengan praktik-praktik berkelanjutan.
Organisasi-organisasi dengan pemimpin perempuan sering kali menerima skor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang lebih tinggi.
Perusahaan-perusahaan itu juga cenderung berinvestasi dalam sumber-sumber energi terbarukan, yang berkontribusi lebih jauh terhadap pengurangan gas rumah kaca.
Pendekatan perempuan sering kali mewujudkan perspektif yang berfokus pada masyarakat, yang memadukan empati dan pandangan ke depan yang diarahkan kepada generasi-generasi mendatang.
Pandangan yang luas dan inklusif ini akhirnya mendorong pengelolaan sumber daya yang unggul, khususnya di lingkungan alam.
Baca juga: Dampak Krisis Iklim terhadap Perempuan Lebih Berat
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya