Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IRMA Bakal Audit Perusahaan Pertambangan Eramet

Kompas.com - 08/01/2025, 16:21 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) bakal mengaudit kinerja pertambangan perusahaan Eramet pada 2027 mendatang.

IRMA adalah koalisi internasional yang terdiri dari berbagai sektor yakni LSM, masyarakat terdampak, konsumen, investor, perusahaan tambang, serta serikat pekerja.

CEO Eramet Indonesia Jerome Baudelet mengungkapkan, perusahaannya berkomitmen menjaga keberlanjutan dengan roadmap corporate social responsibility (CSR) bertajuk Act for Positive Mining, mencakup 13 tujuan untuk periode 2024-2026 dengan target jangka panjang hingga 2035.

Baca juga:

"Efektivitas strategi Act for Positive Mining akan diverifikasi melalui audit eksternal yang mengacu pada standar IRMA," kata Jerome saat dikonfirmasi, Rabu (8/1/2025).

Menurut dia, audit tersebut dilakukan untuk memastikan kegiatan di wilayah operasional Eramet yaitu di Senegal, Gabon, Indonesia, Argentina dan Kaledonia Baru, mengedepankan prinsip pertambangan yang bertanggung jawab.

Adapun Eramet merupakan perusahaan pertambangan dan metalurgi multinasional asal Perancis yang memproduksi logam non-ferrous, nikel, paduan superalloy, dan baja khusus.

Sepanjang 2024, perusahaan telah meluncurkan Eramet Beyond di Indonesia guna mendukung pembangunan sosial dan ekonomi di sekitar wilayah operasionalnya.

"Kami bekerja sama dengan Kitong Bisa Foundation (KBF) untuk memberikan beasiswa kepada siswa dari Maluku Utara, Papua, dan Sulawesi untuk mengurangi kesenjangan akses terhadap pendidikan berkualitas di Indonesia timur," terang dia.

Jerome mengaku, Eramet memprioritaskan keanekaragaman hayati dengan melakukan penilaian sejak tahap awal proyek, lalu bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mendukung upaya penghijauan.

Di Kaledonia Baru, perusahaan telah membangun area konservasi seluas 800 hektare. Sedangkan di Gabon, Afrika Tengah, perusahaan ini menjaga 15 persen dari area tambang Okouma tetap utuh untuk melindungi hutan serta satwa liar.

"Terkait dekarbonisasi, dari 2019- 2022 Eramet mengurangi emisi karbon sebesar 12 persen secara global, dengan target pengurangan global sebesar 40 persen pada tahun 2035," tutur Jerome.

Baca juga:

"Di Indonesia, seiring dengan kewajiban pelaporan emisi gas rumah kaca kepada pemerintah yang dilakukan secara konsisten, Weda Bay Nickel bertujuan untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan," imbuh dia.

Karenanya, Weda Bay Nickel berencana mengembangkan peta jalan dekarbonisasi pada 2025.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau