Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem 2025 Bisa Picu Gejolak Harga Pangan, Kopi Salah Satunya

Kompas.com - 19/02/2025, 17:43 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber Guardian

KOMPAS.com - Cuaca ekstrem diperkirakan akan menyebabkan harga komoditas pangan bergejolak sepanjang tahun 2025.

Kesimpulan itu merupakan hasil penelitian dari perusahaan konsultan global dan analisis rantai pasok Inverto.

Mengutip Guardian, Rabu (19/2/2025), kenaikan harga ini misalnya terjadi pada kakao dan kopi yang masing-masing naik 163 persen dan 103 persen.

Baca juga: Kanada Kucurkan Dana untuk Tanaman Tahan Iklim dan Atasi Malnutrisi

Menurut penelitian tersebut, kenaikan harga dipengaruhi oleh kombinasi curah hujan dan suhu yang lebih tinggi dari rata-rata di wilayah penghasil komoditas tersebut.

Selain kakao dan kopi, harga minyak bunga matahari juga diperkirakan naik 56 persen setelah kekeringan dan konflik menyebabkan hasil panen yang buruk di Bulgaria dan Ukraina.

Komoditas pangan lain dengan kenaikan harga yang tajam dari tahun ke tahun termasuk jus jeruk dan mentega yang naik lebih dari sepertiga. Daging sapi naik lebih dari seperempat.

Sementara itu, negara-negara menghasil kakao seperti Afrika barat, Brasil serta Vietnam juga mencatatkan kenaikan tajam pada produk tersebut.

“Produsen dan pengecer pangan harus mendiversifikasi rantai pasok dan strategi sumber daya untuk mengurangi ketergantungan berlebihan pada satu wilayah yang terkena dampak gagal panen,” kata Katharina Erfort dari Inverto.

Pete Falloon, pakar keamanan pangan di Met Office dan University of Bristol mengatakan, peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia akan terus meningkat dalam tingkat keparahan dan frekuensinya seiring dengan kenaikan suhu global yang sedang berlangsung.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Diprediksi Terjadi hingga April 2025

Tanaman pangan sering kali rentan terhadap cuaca ekstrem dan kita dapat menyaksikan guncangan yang terus-menerus terhadap produksi pertanian global dan rantai pasok yang pada akhirnya memicu masalah keamanan pangan,” katanya.

Max Kotz dari Potsdam Institute for Climate Impact Research juga menambahkan bahwa data menunjukkan cuaca ekstrem telah secara langsung memengaruhi harga pangan.

“Tahun lalu menunjukkan banyak contoh fenomena ini. Cuaca ekstrem di seluruh Asia Timur mendorong kenaikan harga beras di Jepang dan sayuran di China,” katanya.

Hingga emisi gas rumah kaca benar-benar dikurangi, cuaca ekstrem dan kekeringan akan terus meningkat di seluruh dunia dan memicu masalah pertanian dan harga pangan.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau