KOMPAS.com - Penelitian baru University of Exeter di Inggris menemukan bahwa masa depan industri ekspor pisang terancam perubahan iklim.
Menurut studi yang diterbitkan di Nature Food itu, pada tahun 2080, akan banyak wilayah penghasil pisang seperti Amerika Latin dan Karibia yang tidak dapat terus menanam pisang karena meningkatnya suhu yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Padahal, mengutip Phys, Jumat (7/3/2025), pisang merupakan tanaman ekspor utama yang bernilai 11 miliar dollar AS setiap tahunnya dan sangat penting bagi perekonomian banyak negara.
Namun, hanya dalam waktu setengah abad, 60 persen wilayah yang saat ini memproduksi pisang akan kesulitan menanam buah tersebut kecuali ada intervensi mendesak untuk mengatasi perubahan iklim.
Baca juga: Perubahan Iklim Picu Kematian Pohon di Perkotaan, Kita Terancam Makin Kegerahan
Penelitian juga menemukan faktor sosial ekonomi seperti ketersediaan tenaga kerja dan infrastruktur secara signifikan menghambat adaptasi perubahan iklim.
Sebagian besar produksi pisang terdapat di dekat wilayah dan pelabuhan yang padat penduduk, sehingga membatasi potensi relokasi ke wilayah yang lebih sesuai.
"Temuan kami adalah pengingat yang jelas bahwa perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan tetapi juga ancaman langsung terhadap keamanan pangan dan mata pencaharian global," kata Profesor Dan Bebber dari University of Exeter yang memimpin penelitian ini.
"Tanpa investasi substansial dalam adaptasi, termasuk irigasi dan varietas pisang yang tahan panas, masa depan produksi pisang ekspor tampak tidak pasti," paparnya lagi.
Mengingat pentingnya pisang ini bagi dunia - tidak hanya bagi konsumen tetapi juga bagi jutaan pekerja di negara-negara produsen, perlu untuk melindungi industri ini dari ancaman perubahan iklim dan penyakit yang muncul.
Temuan studi ini didapat setelah peneliti mengembangkan metode baru menggunakan citra satelit untuk memetakan produksi pisang di Amerika Latin dan Karibia pada resolusi sangat tinggi, lalu memperkirakan iklim yang paling cocok untuk menanam pisang.
Baca juga: Harga Kopi Capai Titik Termahal dalam 50 Tahun, Sayangnya Perubahan Iklim Sebabnya
Temuan mereka menunjukkan, perubahan iklim akan mengurangi area terbaik untuk pertumbuhan dan hasil pisang di banyak negara produsen utama.
Tak hanya itu perubahan iklim juga meningkatkan paparan pekerja terhadap suhu ekstrem.
Negara-negara seperti Kolombia dan Kosta Rika akan menjadi yang paling terdampak negatif karena diperkirakan akan menjadi terlalu panas untuk penanaman yang optimal.
Sementara Ekuador dan sebagian Brasil termasuk di antara sedikit area yang tetap menjadi produsen penting, karena perubahan iklim diproyeksikan tidak terlalu parah di sana.
Peneliti pun mengusulkan beberapa strategi adaptasi, termasuk memperluas infrastruktur irigasi, membudidayakan varietas pisang yang tahan panas dan kekeringan, serta mendukung produsen pisang untuk mengelola risiko iklim.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya