Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah Bisa Jadi Kunci Selamatkan Planet dari Dampak Perubahan Iklim

Kompas.com, 25 Maret 2025, 19:19 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Inverse

KOMPAS.com - Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menemukan tidak hanya membawa manfaat pada ekosistem, gajah juga bisa menjadi solusi dari perubahan iklim.

"Hasil ini memperkuat pemahaman kita bahwa jika ingin alam membantu kita mengurangi perubahan iklim, kita memerlukan ekosistem lengkap mulai dari serangga, gajah hingga pohon," ungkap Fabio Berzaghi, penulis utama studi tersebut dan seorang peneliti di World Maritime University di Swedia.

Lantas bagaimana mereka membuat temuan tersebut?

Mengutip Inverse, Selasa (25/3/2025) peneliti berangkat dari hipotesis cara gajah makan  dapat membantu menyebarkan benih dan berkontribusi secara signifikan terhadap penyimpanan karbon di hutan.

Baca juga: Penyerapan Karbon Alami Menurun, Perubahan Iklim Makin Cepat

Untuk menguji hipotesis tersebut, para ilmuwan menganalisis inventaris hutan dan data pemberian makan gajah dari Taman Nasional Nouabalé-Ndoki di Republik Kongo dan LuiKotale di Republik Demokratik Kongo.

Berdasarkan data ini, para peneliti dapat menentukan mekanisme yang mendorong perilaku makan gajah dan mengukur dampaknya terhadap penyimpanan karbon di hutan tempat mereka tinggal.

Peneliti kemudian menemukan bahwa memang benar gajah secara langsung memengaruhi penyimpanan karbon melalui perilaku makan mereka.

Ada dua kesimpulan utama dari analisis data mereka.

Pertama, gajah suka mengunyah daun dari spesies pohon dengan kepadatan kayu yang lebih rendah.

Daun itu mengandung lebih banyak protein dan lebih sedikit serat, sehingga lebih disukai oleh megaherbivora.

“Saya benar-benar terkejut melihat bahwa dari beberapa ratus spesies yang ada di hutan, gajah membuat pilihan tanaman mana yang mereka makan dan ini karena kelezatan dan nutrisi daun,” kata Berzaghi.

Kedua, gajah lebih suka memakan buah dari spesies pohon berkayu yang lebih rapat karena kandungan gulanya, yang pada akhirnya menyebabkan gajah menyebarkan benih pohon tersebut.

“Gajah hutan adalah penyebar benih yang luar biasa, menyebarkan lebih banyak benih dari lebih banyak spesies daripada spesies hewan lainnya,” tulis para peneliti.

Dengan kata lain kebiasaan makan gajah yang pilih-pilih secara langsung memengaruhi jenis daun dan buah pohon yang mereka makan.

Baca juga: Massa Gletser Seluruh Dunia Kembali Menyusut Imbas Perubahan Iklim

Sebagai hasil dari dua tindakan sederhana ini, gajah secara langsung berkontribusi pada kelangsungan hidup dan penyebaran pohon yang lebih rapat dan lebih berkayu yang menyimpan lebih banyak karbon.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau