Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2025, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Mereka juga menamakan kampanye akbar sebagai Hari Bumi, yang segera menarik perhatian media nasional, dan menyebar ke seluruh negeri.

Setelah itu, digelarlah peringatan Hari Bumi pertama pada 22 April 1970 dengan sukses dan diikuti oleh berbagai kalangan dari beragam status sosial.

Berbagai kampanye dan demonstrasi digelar berbagai kota besar di AS seperti Philadelphia, Chicago, Los Angeles, dan lainnya.

Hari Bumi menginspirasi 20 juta warga AS, 10 persen dari total populasi saat itu, untuk turun ke jalan, taman, dan auditorium guna berdemonstrasi menentang dampak pembangunan industri selama 150 tahun yang merusak lingkungan.

Sejak saat itu, semakin banyak warga yang sadar pentingnya pembangunan berwawasan lingkungan dan peringatan Hari Bumi terus digelar, bahkan menyebar di seluruh dunia.

Baca juga: Peringati Hari Bumi, Komunitas Ingatkan Bahaya Sampah Plastik di Lautan

Urgensi

Hari Bumi penting untuk diperingati karena menjadi momen penting yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan dan pelestariannya.

Peringatan Hari Bumi juga menjadi waktu yang penting untuk penduduk Bumi mengingat dampak besar jika tidak menjaga lingkungan.

Saat ini, perayaan Hari Bumi sudah menjangkau 192 negara di seluruh dunia dan lebih dari 1 miliar orang bergabung dalam aksi.

Hal ini menunjukkan bagaimana gerakan Hari Bumi yang beragam digelar sejak 1970 untuk menyatukan semua orang demi masa depan yang lebih baik.

Baca juga: Planet vs Plastic Jadi Tema Hari Bumi 2024, Tuntut Pengurangan Plastik

Tema Hari Bumi 2025

Pada 2025, Hari Bumi mengambil tema "Our Power, Our Planet" atau "Energi Kita, Planet Kita".

Perayaan Hari Bumi tahun ini berfokus pada peningkatan pemanfaatan sumber energi terbarukan di seluruh dunia.

Peringatan Hari Bumi 2025 juga menyerukan peningkatan energi terbarukan hingga tiga kali lipat pada 2030.

Hari Bumi 2025 menyerukan untuk mendidik, mengadvokasi, dan memobilisasi masyarakat untuk mendukung energi terbarukan.

Energi terbarukan dianggap sebagai kekuatan pemersatu yang kuat, yang menyatukan berbagai negara, kawasan, negara bagian, dan masyarakat yang sering kali berseberangan secara politik dan ekonomi.

Energi bersih melampaui batas ideologis, dan menunjukkan daya tarik universal dari energi yang terjangkau.

Baca juga: Jelang Peringatan Hari Bumi, Yuk Rayakan dengan 6 Kegiatan Ini

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau