Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Aktivitas Manusia Sebabkan 1.400 Spesies Burung Punah

Kompas.com - 04/01/2024, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Berbagai akibat dari aktivitas manusia seperti deforestasi dan perubahan iklim menyebabkan lebih dari 1.400 spesies burung punah.

Jumlah ini setara dengan satu dari sembilan spesies yang hilang, atau 12 persen, sepanjang sejarah manusia modern.

Laporan tersebut didasarkan pada penelitian yang dilakukan Centre for Ecology & Hydrology Inggris (UKCEH), sebagaimana dilansir Euronews, Selasa (2/1/2024).

Baca juga: 2.000 Spesies di Seluruh Dunia Dinyatakan Terancam Punah

Deforestasi, perburuan berlebihan, dan masuknya spesies invasif adalah beberapa ancaman utama yang ditimbulkan dari aktivitas manusia sejak periode Pleistosen Akhir sekitar 130.000 tahun yang lalu.

"Manusia dengan cepat menghancurkan populasi burung melalui hilangnya habitat, eksploitasi berlebihan, dan masuknya tikus, babi, dan anjing yang menyerang sarang burung dan bersaing dengan mereka untuk mendapatkan makanan," kata penulis utama studi tersebut, Rob Cooke dari UKCEH.

Perubahan iklim, pertanian intensif, dan polusi juga telah menambah ancaman yang dihadapi burung selama satu abad terakhir.

Para peneliti menggunakan pemodelan statistik berdasarkan kepunahan burung yang diketahui untuk memperkirakan kepunahan yang belum ditemukan, dengan menggunakan Selandia Baru sebagai studi kasus.

Baca juga: Ikan Pari Jawa Dinyatakan Punah, Aktivitas Manusia Jadi Penyebabnya

Berkat sisa-sisa jasad semua burung di negara ini yang terpelihara dengan baik, ini adalah satu-satunya tempat di dunia di mana fauna burung pra-manusia diyakini telah diketahui sepenuhnya.

"Kami menunjukkan bahwa banyak spesies punah sebelum catatan tertulis dan tidak meninggalkan jejak, hilang dari sejarah," kata Cooke.

Penulis lain dalam studi tersebut, Soren Faurby dari Universitas Gothenburg menyampaikan, kepunahan spesies burung memiliki implikasi besar terhadap krisis keanekaragaman hayati.

"Dunia mungkin tidak hanya kehilangan banyak burung yang menarik tetapi juga peran ekologisnya yang beragam, yang kemungkinan besar mencakup fungsi-fungsi utama seperti penyebaran benih dan penyerbukan," jelasnya.

"Hal ini akan berdampak buruk pada ekosistem sehingga, selain kepunahan burung, kita juga akan kehilangan banyak tumbuhan dan hewan yang bergantung pada spesies ini untuk bertahan hidup," sambungnya.

Baca juga: Harimau Sunda Terancam Punah, Berikut Upaya yang Bisa Kita Lakukan

Burung apa saja yang sudah punah?

Ilustrasi burung dodo. Salah satu spesies burung yang telah punah. Sekelompok ilmuwan berencana menghidupkan kembali hewan tersebut dengan teknologi kloning.Shutterstock Ilustrasi burung dodo. Salah satu spesies burung yang telah punah. Sekelompok ilmuwan berencana menghidupkan kembali hewan tersebut dengan teknologi kloning.

Di antara spesies burung yang telah punah adalah Dodo yang ikonik di Mauritius, Auk Besar di Atlantik Utara, dan Saint Helena Giant Hoopoe yang kurang dikenal.

Terdapat 640 spesies burung yang diketahui telah punah sejak zaman Pleistosen Akhir, 90 persen di antaranya hidup di pulau-pulau yang dihuni manusia, menurut penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications.

Diperkirakan 790 spesies tak dikenal lainnya dinyatakan punah. Hanya sekitar 50 di antaranya yang mati secara alami, menurut Cooke.

Selama abad ke-14, penelitian tersebut memperkirakan 570 spesies burung hilang setelah manusia tiba di kepulauan Pasifik Timur seperti Hawaii dan Kepulauan Cook.

Ini hampir 100 kali lipat tingkat kepunahan alami dan berpotensi menjadi peristiwa kepunahan vertebrata terbesar yang disebabkan oleh manusia dalam sejarah, menurut para peneliti.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Kehidupan Tumbuhan Jadi Punah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejak Perjanjian Paris, Bank Masih Gelontorkan Rp 110 Kuadriliun ke Industri Energi Fosil

Sejak Perjanjian Paris, Bank Masih Gelontorkan Rp 110 Kuadriliun ke Industri Energi Fosil

Pemerintah
Model 'Community-Supported Agriculture', Solusi 'Food Loss and Waste'

Model "Community-Supported Agriculture", Solusi "Food Loss and Waste"

Pemerintah
BW Kehati Data Keanekaragaman Hayati di Perkotaan

BW Kehati Data Keanekaragaman Hayati di Perkotaan

Pemerintah
Gelombang Panas di Filipina Tak Mungkin Terjadi Tanpa Krisis Iklim

Gelombang Panas di Filipina Tak Mungkin Terjadi Tanpa Krisis Iklim

LSM/Figur
IPA Convex 2024 Digelar, Jadi Momentum Ketahanan Energi Berkelanjutan

IPA Convex 2024 Digelar, Jadi Momentum Ketahanan Energi Berkelanjutan

Swasta
BRIN: Indonesia Terlindungi dari Gelombang Panas karena Awan

BRIN: Indonesia Terlindungi dari Gelombang Panas karena Awan

Pemerintah
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci Atasi Kemiskinan Ekstrem

Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci Atasi Kemiskinan Ekstrem

Pemerintah
60 Inovator ASEAN Blue Economy Innovation Bakal Dapat 40.000 Dollar AS

60 Inovator ASEAN Blue Economy Innovation Bakal Dapat 40.000 Dollar AS

Pemerintah
Groundbreaking Proyek RDF, WIKA Siap Reduksi Sampah 2.500 Ton per Hari

Groundbreaking Proyek RDF, WIKA Siap Reduksi Sampah 2.500 Ton per Hari

BUMN
Potensi Devisa Rp 1,3 Triliun, Oleh-oleh Sandiaga dari UEA dan Korsel

Potensi Devisa Rp 1,3 Triliun, Oleh-oleh Sandiaga dari UEA dan Korsel

Pemerintah
Komnas Perempuan Minta Pemerintah Bentuk Pemantau Femisida

Komnas Perempuan Minta Pemerintah Bentuk Pemantau Femisida

Pemerintah
Dicari, Inovator di 10 Negara ASEAN dan Timor Leste untuk Proyek Blue Economy

Dicari, Inovator di 10 Negara ASEAN dan Timor Leste untuk Proyek Blue Economy

Pemerintah
Konsisten Berdayakan Peternak Sapi, Human Initiative Torehkan Jejak Manis di NTT

Konsisten Berdayakan Peternak Sapi, Human Initiative Torehkan Jejak Manis di NTT

Advertorial
Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri di Bali Jadi Agenda WWF

Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri di Bali Jadi Agenda WWF

LSM/Figur
Dorong Investasi, ITIF Digelar Juni 2024, Bahas Keberlanjutan

Dorong Investasi, ITIF Digelar Juni 2024, Bahas Keberlanjutan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com