Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mataram Pakai PJU Tenaga Surya, Upaya Mitigasi Bencana dan Efisiensi Anggaran

Kompas.com - 16/01/2024, 11:26 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penerangan jalan umum (PJU) dengan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau solar cell, menjadi salah satu upaya mitigasi bencana di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram Lalu Martawang, yang mengatakan tenaga surya tidak terpengaruh bencana. 

"PJU yang menggunakan tenaga surya tidak terpengaruh jika terjadi banjir, gempa, apalagi ketika jaringan PLN mati. Selama tiang PLTS berdiri dan ada matahari, maka PJU akan tetap nyala," kata Lalu, dikutip dari Antara, Selasa (16/1/2024). 

Menurut Lalu, Pemerintah Kota Mataram berencana memasang PJU PLTS di kawasan Jalan Lingkar Selatan dengan alokasi anggaran Rp 10 miliar.

Baca juga:

Menurutnya, Jalan Lingkar Selatan menjadi prioritas pemasangan PJU PLTS karena cocok dengan situasi dan kondisi jalan tersebut yang ketinggian pohonnya di bawah tiang PJU sekitar 17 meter.

"Untuk jumlah titik, masih kita hitung. Tapi tahun 2023, kita sudah uji coba di kawasan Taman Loang Baloq yang hasilnya cukup efektif," kata Martawang yang juga menjabat sebagai Asisten I Setda Kota Mataram.

Setelah dilakukan evaluasi dan kajian, lanjutnya, pemasangan PJU dengan tenaga surya ini ternyata memang cocok untuk Kota Mataram dan Pulau Lombok pada umumnya yang waspada bencana.

Apalagi Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB.

Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, gelombang pantai, abrasi, kebakaran permukiman, dan konflik sosial.

"Karena itu, PJU PLTS ini menjadi salah satu solusi dan bagian dari mitigasi bencana. Kalau kita tergantung pada satu saja, ketika PLN terganggu, langsung sistem penerangan kita akan padam," katanya.

PLTS lebih hemat

Martawang menambahkan, pemasangan PJU dengan menggunakan PLTS ini menjadi salah satu upaya pemerataan sekaligus efisiensi anggaran pembayaran listrik secara konvensional.

Data dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Mataram, menyebutkan untuk satu unit PJU dengan menggunakan tenaga surya memang relatif mahal yakni berkisar Rp 27 juta sampai Rp30 juta per titik dan itu sudah termasuk terima dipasang.

"Tapi penggunaan PJU tenaga surya ini jauh lebih hemat karena dengan membeli sekali, PJU tenaga surya bisa digunakan hingga sekitar lima tahun," katanya.

Sementara itu, jika menggunakan PJU konvensional, katanya, memang biaya lebih murah, namun ada beban pembayaran tagihan bulanan.

Baca juga: Bagaimana Pembangkit Listrik Tenaga Surya Ditemukan?

Sebagai informasi, sejumlah kota juga sudah lama telah menerapkan tenaga surya untuk penggunaan penerangan jalan umum. Misalnya, Surabaya sejak 2019. 

Dilansir dari Antara (7/8/2019), sekitar 100 titik traffic light atau lampu lalu lintas di Kota Surabaya, Jawa Timur, memakai teknologi solar cell atau pembangkit listrik tenaga matahari.

Selain traffic light, teknologi solar cell juga digunakan untuk penerangan jalan umum, rumah pompa, Terminal Purabaya, sekolah, hingga kantor instansi pelayanan publik.

Selain bertujuan untuk meminimalisasi saat gangguan listrik padam, teknologi ini juga bermanfaat pada penghematan anggaran yang dikeluarkan Pemkot Surabaya.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com