Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/02/2024, 09:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Praktik daur ulang telah dipromosikan sebagai solusi pengelolaan sampah plastik selama lebih dari 50 tahun.

Namun sejatinya, raksasa minyak dan plastik tahu bahwa daur ulang bukanlah solusi yang layak secara teknis dan ekonomi.

Demikian laporan terbaru dari The Center for Climate Integrity Research (CCI).

Mereka menggabungkan penelitian yang sudah ada dan dokumen internal yang baru-baru ini terungkap

“Ketika minyak dan plastik mengetahui bahwa produk mereka menimbulkan risiko besar bagi masyarakat, dan kemudian berbohong kepada publik dan pembuat kebijakan, mereka harus bertanggung jawab,” kata Presiden CCI Richard Wiles seperti dilansir dari euronews, Senin (19/2/2024).

Baca juga: Kurangi Dampak Lingkungan, Ini 3 Metode Daur Ulang Baterai

Dia menambahkan, akuntabilitas berarti menghentikan kebohongan, mengatakan kebenaran, dan membayar kerugian yang ditimbulkannya.

Laporan tersebut juga mengungkapkan penipuan pemasaran dan kampanye pendidikan masyarakat yang digunakan untuk mempromosikan plastik sebagai bahan yang dapat didaur ulang, meskipun mereka mengetahui bahwa hal tersebut bukanlah solusi yang bisa diterapkan.

Strategi-strategi ini memungkinkan industri plastik sekali pakai untuk berkembang, sekaligus menghindari peraturan yang secara efektif mengatasi limbah dan polusi.

“Daur ulang tidak dapat dianggap sebagai solusi limbah padat permanen [terhadap plastik], karena hanya memperpanjang waktu sampai suatu barang dibuang,” demikian bunyi laporan tahun 1986 yang dibuat oleh kelompok industri perdagangan Vinyl Institute (VI).

Direktur pendiri kelompok tersebut, Roy Gottesman, menyoroti masalah ini lagi pada tahun 1989 di sebuah konferensi, dan memperingatkan bahwa daur ulang tidak dapat berlangsung tanpa batas waktu, dan tidak menyelesaikan masalah limbah padat.

Plastik sulit didaur ulang

Dengan ribuan jenis berbeda yang digunakan dalam produk sehari-hari, plastik memerlukan biaya yang mahal untuk dikumpulkan dan disortir.

Bahan ini juga terdegradasi setelah satu atau dua kali penggunaan, dan menjadi lebih beracun setiap kali digunakan kembali.

Meskipun mengetahui hal ini, perusahaan-perusahaan minyak dan plastik terus melakukan kampanye yang mempromosikan daur ulang.

Bayangkan simbol segitiga ‘panah mengejar’ untuk menunjukkan bahwa kemasan dapat didaur ulang, misalnya.

Baca juga: Dorong Ekonomi Sirkular, Amandina Ekspor PET Daur Ulang ke Eropa

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com