Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Abu-abu Muncul di Perairan Bukan Habitatnya, Tanda Perubahan Iklim Makin Parah

Kompas.com - 09/03/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Seekor paus abu-abu muncul di perairan yang bukan habitatnya. Mamalia itu terakhir kali terlihat 200 tahun lalu di Samudera Atlantik.

Dilansir dari Euronews, Kamis (7/2/2024), mamalia besar tersebut terlihat di lepas pantai New England, Amerika Serikat (AS).

Para peneliti di New England Aquarium di Boston, AS, melihat paus abu-abu tersebut ketika mereka terbang di atas perairan pada 1 Maret.

Baca juga: Paus Mampu Serap Banyak Karbon daripada Pohon, Solusi Alami Krisis Iklim

Paus yang beratnya bisa mencapai 27.215 kilogram ini biasanya hidup di Samudra Pasifik bagian utara.

Para peneliti menduga, paus yang terlihat tersebut kemungkinan sudah berada di perairan Atlantik selama beberapa bulan terakhir.

Paus abu-abu tersebut dulu juga ada di Samudera Atlantik. Namun, keberadaannya di  Samudera Atlantik dinyatakan punah pada abad ke-18 karen perburuan besar-besaran.

Para peneliti yang menemukan mamalia tersebut awalnya skeptis. Namun setelah mengelilingi area selama 45 menit, mereka dapat mengambil foto yang mengonfirmasi bahwa hewan tersebut memang seekor paus abu-abu.

"Saya tidak ingin mengatakannya dengan lantang, karena ini terlihat gila," kata Orla O'Brien, peneliti dari Anderson Cabot Center for Ocean Life di New England Aquarium.

Peneliti lain, Kate Laemmle menuturkan paus abu-abu tersebut seharusnya tidak muncul di perairan tersebut.

Baca juga: Beruang Kutub Terancam Kelaparan akibat Perubahan Iklim

Tanda perubahan iklim

Para ilmuwan mengaku senang karena dapat melihat mamalia tersebut secara langsung.

Di sisi lain, mereka juga khawatir bahwa kehadiran paus abu-abu di perairan yang bukan menjadi habitatnya memiliki hubungan dengan perubahan iklim yang semakin parah.

Di sebelah utara, Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik terpisah oleh Samudera Arktik.

Beberapa tahun terakhir, Jalur Barat Laut di Samudera Arktik mengalami fenomena ice-fee atau bebas es saat musim panas terjadi.

Karena es laut di Jalur Barat Laut mencair, paus abu-abu dapat lebih leluasa melakukan perjalanan ketika musim panas, saat mereka biasanya terhalang oleh es.

Baca juga: Perubahan Iklim, Fisika, dan Darurat Fikih Lingkungan

O'Brien mengatakan, kedatangan hewan tersebut di perairan New England menjadi alarm betapa cepatnya spesies laut merespons perubahan iklim.

Paus abu-abu hampir diburu hingga punah di Samudera Atlantik selama era perburuan paus komersial yang berlangsung ratusan tahun.

Saat ini, populasi paus abu-abu di Samudera Pasifik perlahan pulih hingga masuk kategori "least concern" oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Namun, organisasi tersebut menganggap populasi paus di wilayah Pasifik barat masih terancam punah.

Baca juga: Cegah Dampak Buruk Perubahan Iklim, Rehabilitasi Hutan Diperlukan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com