Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Obesitas Berisiko Alami Kekurangan Zat Besi, Jangka Panjang Bisa Merugikan

Kompas.com - 13/04/2024, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Menurut penelitian terbaru, obesitas atau kelebihan berat badan pada anak hingga dewasa muda bisa menyebabkan kekurangan zat besi alias defisiensi.

Penelitian tersebut dilakukan oleh para ahli nutrisi dari University of Leeds dan dipublikasikan di jurnal BMJ Global Health pada 9 April.

Para ahli nutrisi tersebut melakukan penelitian terhadap ribuan penelitian medis dari 44 negara yang melibatkan peserta di bawah usia 25 tahun dengan mencatat kadar zat besi dan vitamin serta mineral lainnya bersama dengan berat badan mereka.

Baca juga: Akar Penyebab Anak Obesitas Tak Lepas dari Pengaruh Orangtua

Berdasarkan penelitian mereka, disimpulkan bahwa kekurangan zat besi berkaitan dengan kondisi anak-anak dan remaja yang kekurangan berat badan maupun obesitas, sebagaimana dilansir Medical Daily, Jumat (12/4/2024).

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Gejalanya antara lain kelelahan, lemas, kulit pucat, kuku rapuh, dan nafsu makan buruk.

Anemia dengan defisiensi zat besi dapat menyebabkan komplikasi, termasuk gangguan jantung, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan keterlambatan tumbuh kembang pada anak kecil.

Baca juga: Cegah Berbagai Penyakit, Obesitas Mesti Dihindari Sejak Kecil

Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi kekurangan zat besi sebagai masalah pada orang dewasa yang menderita obesitas.

Kini, penelitian terbaru tersebut merupakan yang pertama melihat hubungan tersebut pada anak-anak.

Penulis utama penelitian tersebut, Xiaomian Tan, menyampaikan hubungan antara kekurangan gizi dan zat gizi mikro yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak sudah diketahui dengan baik.

"Namun sedikit yang diketahui mengenai risiko kekurangan zat besi, vitamin A, dan zinc pada anak-anak dan remaja yang kelebihan berat badan atau obesitas, sehingga menjadikan hal ini sebagai bentuk tersembunyi malnutrisi," kata Tan.

Baca juga: Pelaku Usaha Bertanggung Jawab Sosialisasikan Gizi Seimbang Demi Cegah Obesitas

Tan menambahkan, penelitian tersebut sangat penting, mengingat tingginya prevalensi obesitas pada anak-anak.

"Kami berharap penelitian ini akan meningkatkan kesadaran para praktisi kesehatan terhadap masalah ini dan perbaikan dalam praktik dan perawatan klinis," tutur Tan.

Para peneliti percaya, kekurangan zat besi pada anak-anak yang mengalami obesitas mungkin disebabkan oleh mekanisme gangguan peradangan yang mengatur penyerapan zat besi.

Pengawas penelitian Bernadette Moore menuturkan, satu dari tiga anak usia 11 tahun di Inggris hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas.

Baca juga: Hati-hati, Kurang Aktivitas Fisik Bisa Sebabkan Obesitas

"Dan data kami menunjukkan bahkan pada anak-anak yang kelebihan berat badan, peradangan yang menyebabkan kekurangan zat besi bisa menjadi masalah," tutur Moore.

Menurut Moore, peradangan yang berkepanjangan menyebabkan penyakit jantung, diabetes, dan perlemakan hati.

Untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan status zat besi, para peneliti merekomendasikan agar aktivitas fisik anak-anak ditingkatkan dan diatur pola makannya.

Para peneliti juga menggarisbawahi perlunya penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas intervensi yang mereka sarankan.

Baca juga: Waspada, Ini 4 Klasifikasi Tingkat Obesitas Beserta Dampaknya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com