Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Libur Lebaran, Kemenkes Imbau Warga Waspada Flu Singapura

Kompas.com - 15/04/2024, 17:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama arus mudik dan balik Lebaran dengan mobilitas meningkat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi ancaman penularan hand, foot and mouth disease (HFMD) atau flu singapura

Pasalnya, kata Juru Bicara Kemenkes dr. M Syahril, penyakit ini memiliki kecepatan penularan yang tinggi meski jarang menyebabkan sakit berat.

“Pergerakan manusia selama perjalanan mudik berpotensi mempercepat penyebaran, terutama di kalangan bayi dan balita,” ujar Syahril, dalam pernyataannya, dikutip Senin (15/4/2024).

Baca juga: Rayakan Lebaran, Jaga Kesehatan dengan Tidak Makan Berlebihan

Berdasarkan data Kemenkes, tercatat sudah ada kurang lebih 6.500 kasus HFMD hingga Senin (8/4/2024). Sebagian besar kasus terjadi pada usia anak, dan sebagian lainnya pada orang dewasa.

Kasus HFMD terbanyak tersebar di Pulau Jawa, di antaranya Jawa Barat dengan 2.119 kasus, disusul Banten 1.171 kasus, DI Yogyakarta 561 kasus, dan Jawa Tengah 464 kasus. 

“Ada tren peningkatan, ditambah mudik dan libur panjang itu berpotensi terjadi peningkatan kasus flu Singapura,” jelas dr. Syahril.

Penularan dan gejala flu singapura

Penyebab penyakit HFMD adalah virus genes Enterovirus. Spesies enterovirus yang paling sering menyebabkan HFMD adalah Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71).

Baca juga: Hari Kesehatan Sedunia, WHO Kampanyekan Pentingnya Keadilan

Gejala flu singapura meliputi:

  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Sariawan yang terasa nyeri seperti lepuh di lidah, gusi, dan bagian dalam pipi
  • Ruam di telapak tangan, telapak kaki, dan terkadang di pantat juga. Ruamnya tidak gatal, tapi terkadang melepuh. Tergantung pada warna kulit, ruam mungkin tampak merah, putih, abu-abu, atau hanya terlihat sebagai benjolan kecil
  • Rewel pada bayi dan balita
  • Kehilangan selera makan

Baca juga: Perhatikan 3 Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Pemudik

Seseorang dapat tertular flu singapura melalui berbagai cara. Seperti berbagi alat makan atau minum dengan penderita. Lalu, tidak sengaja menghirup percikan liur ketika penderita bersin atau batuk.

Kemudian, menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan setelah menyentuh tinja penderita (misalnya ketika mengganti popok bayi).

Selain itu, menyentuh benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mata, hidung, atau memasukkan jari ke dalam mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Adapun usia merupakan faktor risiko utama penyakit tangan kaki mulut ini. Anak-anak di bawah usia 5 hingga 7 tahun berisiko lebih tinggi terkena flu singapura dibandingkan orang dewasa. Meski demikian, remaja maupun dewasa juga terkadang bisa terkena HFMD. 

Cara mencegah flu singapura

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, berikut tips mencegah flu singapura yang perlu diperhatikan, untuk menghindari potensi terjangkit selama libur Lebaran

Baca juga: 5 Dampak Buruk Petasan Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

  • Rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, khususnya setelah BAB, mengganti popok anak, menyiapkan makanan, dan sebelum makan
  • Tidak berbagi alat makan dan minum, serta kontak dekat dengan seseorang yang sedang sakit
  • Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk, bisa dengan memakai tisu atau menggunakan lipat siku bagian dalam
  • Rutin membersihkan dengan benar benda yang dapat menjadi media penularan virus seperti gagang pintu, meja, dan remote TV
  • Beristirahat di rumah bila sedang mengalami gejala flu Singapura, sampai kondisi benar-benar pulih

Perlu diketahui, sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah flu Singapura. Oleh karena itu, untuk penderita sebaiknya diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut.

 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com