Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

50 Persen Listrik ASEAN Dipasok PLTU, Pensiun Dini Perlu Dikebut

Kompas.com - 05/05/2023, 20:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Koordinator Proyek Pembiayaan Berkelanjutan Ekonomi Hijau IESR Farah Vianda mengatakan, masuknya pembiayaan pengakhiran operasional PLTU ke dalam kategori kuning dan hijau menjadi akan memperbesar peluang untuk melakukan pendanaan terkait transisi energi.

Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Alasan Lembaga Keuangan Enggan Danai Pensiun Dini PLTU

“Perlu adanya komunikasi yang jelas dari pihak regulator kepada pelaku usaha dan lembaga keuangan untuk memperbolehkan pembiayaan untuk kegiatan tersebut. Sebab, beberapa lembaga keuangan sudah melakukan komitmen untuk tidak lagi mendukung pendanaan terkait batu bara. Namun, tentunya kategori kegiatan ini berbeda,” ucap Farah Vianda.

Berdasarkan analisis IESR, selama lima tahun terakhir, rata-rata investasi energi terbarukan hanya mencapai 1,6 miliar dollar AS per tahun.

Jumlah ini baru mencapai 20 persen dari total investasi yang dibutuhkan untuk mencapai target bauran energi terbarukan 23 persen di 2025.

Berdasarkan hitungan IESR, terdapat potensi pendanaan dari internasional sebesar 13,1 miliar dollar AS atau 35,4 pers dari total proyeksi kebutuhan pembiayaan sebesar 36,95 miliar dollar AS pada 2025 untuk mencapai target bauran energi terbarukan 23 persen.

Baca juga: Tahun Ini 99 PLTU Ikut Perdagangan Karbon, Berapa Nilai Transaksinya?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com