Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2023, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Langkah pertama adalah membangun reaktor atau digester yang dapat berupa permanen atau yang sederhana seperti tong bekas.

Setelah itu, kumpulkan sampah organik dan campur dengan air dengan takaran satu banding satu. Sebaiknya untuk adonan pertama dicampuri kotoran hewan karena relatif banyak menghasilkan mikroba.

Masukkan campuran sampah organik tersebut ke dalam reaktor atau digester. Proses produksi biogas akan berlangsung di dalam digester.

Sekitar tujuh sampai 10 hari, biogas sudah dihasilkan dan dapat digunakan untuk memasak, sebagaimana dilansir dari DBS.

Banyaknya gas metana yang dihasilkan tergantung dari komposisi campuran dan sampah organik yang digunakan, sebagaimana dilansir situs web Dana Mitra Lingkungan.

Reaktor atau digester harus terus diisi dengan campuran sampah organik secara berkala untuk menjaga proses produksi biogas.

Selain biogas, reaksi di dalam reaktor atau digester juga menghasilkan pupuk kompos cair dan pupuk kompos padat.

Meski membutuhkan tenaga dan waktu ekstra, pengolahan sampah organik dengan cara ini bisa menghasilkan tiga produk sekaligus yaitu gas untuk memasak, pupuk kompos cair, dan pupuk kompos padat.

Baca juga: Dua Sisi Sampah Anorganik, Manfaat dan Kerugian jika Tak Diolah dengan Baik

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com