Contohnya PLTU Cilacap dan Ombilin yang sempat dikeluhkan warga karena adanya fly ash bottom ash (FABA) yang diketahui menyebabkan gangguan pernapasan.
Dengan memensiunkan ke-12 PLTU batu bara tersebut dapat mengurangi emisi sebesar 28,8 megaton karbon dioksida per tahun.
Selain itu memensiunkan ke-12 PLTU batu bara juga dapat membantu meningkatkan kualitas udara, kesehatan masyarakat, keamanan air, dan lain-lain.
Baca juga: PLTU Kawasan Industri Dinilai Hambat Indonesia Tarik Investasi Hijau
Tak hanya memensiunkan PLTU batu bara dalam waktu dekat, pembatalan proyek PLTU batu bara juga dirasa perlu untuk menekan emisi karbon.
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa dalam peluncuran laporan Delivering Indonesia’s Power Sector Transition di Jakarta pada Selasa (30/5/2023) menuturkan, pembatalan proyek PLTU batu bara menjadi cara paling cerdas untuk memangkas emisi dari sektor keenergian di Indonesia.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PPLN masih mengakomodasi 13,8 GW proyek PLTU batu bara.
Proyek-proyek tersebut kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yakni proyek bernilai tinggi sebesar 2,92 GW, proyek bernilai sedang 0,2 GW, dan proyek bernilai rendah 10,6 GW.
Proyek bernilai tinggi dapat dilakukan pembatalan dengan pertimbangan ketidakjelasan capaian perkembangan, baik secara progres maupun status.
Sementara proyek bernilai sedang dan rendah dapat diberlakukan opsi penghentian operasi lebih dini setelah 20 tahun beroperasi.
Jika dibatalkan, proyek PLTU batu bara tersebut hanya berdampak minimal terhadap stabilitas dan keterjangkauan pasokan dan jaringan listrik serta dapat menghindari sekitar 295 juta ton emisi karbon dioksida.
Baca juga: Hutama Karya Gelar Aksi Bersih-bersih, Libatkan Pekerja PLTU 9-10
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya