Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan SDGs 2022: 1 dari 10 Orang di Dunia Menderita Kelaparan

Kompas.com - 19/06/2023, 20:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kerawanan pangan dan kelaparan masih menjadi salah satu masalah yang muncul dan belum 100 persen ditangani di seluruh dunia.

Setiap tahunnya, sejak 2016, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis laporan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di seluruh dunia.

SDGs disepakati dalam Mejlis Umum PBB pada 2015 dan terdiri atas 17 tujuan dan 169 target yang ingin dicapai sebagai agenda global pada 2030.

Baca juga: Mengenal 18 Tujuan SDGs Desa

Pada 2022, PBB kembali merilis pencapaian SDGs dalam The Sustainable Development Goals Report 2022.

Salah satu target dalam SDGs adalah zero hunger atau tanpa kelaparan sebagai tujuan nomor dua.

Dalam laporan terbarunya, PBB menyebutkan bahwa diperkirakan ada satu dari 10 orang di dunia yang masih menderita kelaparan.

Selain itu, hampir 1 dari 3 orang di dunia mengalami kerawanan pangan antara sedang hingga parah pada 2021.

Baca juga: SDGs Desa: Pengertian, Peraturan, dan Tujuannya

Kondisi tersebut disebabkan oleh banyaknya cuaca ekstrem, konflik, guncangan ekonomi, ketidaksetaraan, dan pandemi Covid-19.

Situasi saat ini membuat dunia menghadapi tantangan besar untuk mencapai tanpa kelaparan pada 2030 sesuai tujuan SDGs.

Jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan dilaporkan meningkat sebesar 350 juta jiwa sejak pandemi Covid-19.

Dari jumlah tersebut, peningkatan terbesar terjadi di Afrika sub-Sahara, diikuti oleh Asia Tengah, Asia Selatan, Amerika Latin, dan Karibia.

Baca juga: UI Peringkat 20 Universitas Terbaik Dunia dalam Kontribusi Tujuan SDGs

Selain itu perang Rusia dan Ukraina yang sampai sekarang masih berkecamuk menjadi ancaman lain bagi ketahanan pangan dunia.

Ukraina dan Rusia adalah produsen sekaligus pemain utama eksportir komoditas pangan, pupuk, mineral, dan energi.

Kedua negara tersebut juga menjadi eksportir gandum terbesar. Rusia dan Ukraina masing-masing memasok 30 persen dan 20 persen ekspor gandum dan jagung global.

Kedua negara yang berkonflik tersebut juga berkontribusi sebesar 80 persen ekspor produk biji bunga matahari secara global.

Baca juga: 4 Pilar SDGs di Indonesia

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau