Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akselerasi Transisi Energi dengan Interkoneksi Jaringan dan Teknologi Penyimpanan

Kompas.com, 28 Juni 2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia membutuhkan teknologi interkoneksi jaringan ketenagalistrikan dan penyimpanan energi untuk memastikan keberhasilan transisi energi.

Institute for Essential Services Reform (IESR) menyebutkan dalam laporan berjudul Deep Decarbonization of Indonesia’s Energy System: A Pathway to Zero Emission by 2050, integrasi dan penyimpanan energi dibangun agar pemanfaatan energi terbarukan dapat maksimal.

Manajer Program Clean, Affordable and Secure Energy for Southeast Asia (CASE) Indonesia Agus Tampubolon mengatakan, interkoneksi jaringan dan penyimpanan energi sangat penting bagi Indonesia.

Baca juga: Cegah Kenaikan 1,5 Derajat Celsius, Energi Terbarukan Harus Meningkat 3 Kali Lipat Per Tahun

Interkoneksi jaringan dan penyimpanan energi dipandang sebagai investasi jangka panjang, bukan beban dari pilihan Indonesia bertransisi menuju energi terbarukan.

Kedua teknologi ini dapat meningkatkan ketersediaan energi dan keandalan sistem yang digunakan, sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com dari IESR, Selasa (27/6/2023).

Dengan teknologi penyimpanan energi yang semakin terjangkau, digabungkan dengan interkoneksi antarpulau, biaya pembangkitan listrik dari energi terbarukan akan semakin murah.

Sementara itu, Penasihat Transisi Energi GIZ Indonesia, yang juga periset utama Long Term Energy Scenario (LTES), Yudiandra Yuwono mendesak Pemerintah Indonesia untuk semakin proaktif dalam mempersiapkan kebutuhan pasokan energi di masa depan.

Baca juga: Stakeholder Sektor Bangunan Didorong Bikin Terobosan Proyek Efisiensi Energi

Diperkirakan kebutuhan listrik Indonesia dapat mencapai sepuluh kali lipat pada 2060. Dengan demikian, teknologi penyimpanan energi akan semakin dibutuhkan.

Untuk mencapai target nol emisi atau net zero emissions (NZE) pada 2060 dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, teknologi baterai dan pompa penyimpanan akan berperan penting dalam transformasi sektor energi.

Berdasarkan analisis LTES, pada 2050 teknologi penyimpanan energi akan menyumbang 10 persen dari total kapasitas pembangkitan energi.

Baca juga: Bumikan Transisi Energi, IESR Luncurkan Pembelajaran Lewat Website

Teknologi penyimpanan energi diperkirakan mengalami pengembangan yang sangat cepat dalam satu dekade kedepan.

Oleh karenanya, sangat penting bagi Indonesia untuk melaju dengan kecepatan yang sama dalam perkembangan teknologi dan membahas tantangan-tantangan yang ada.

Beberapa usaha yang harus dilakukan seperti meningkatkan kapabilitas sektor industri untuk mengintegrasi teknologi pada interkoneksi jaringan ketenagalistrikan.

Baca juga: Pembiayaan Campuran Didukung Guna Percepat Transisi Energi Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Pulihkan Ekosistem, WBN Reklamasi 84,86 Hektare Lahan Bekas Tambang di Weda
Pulihkan Ekosistem, WBN Reklamasi 84,86 Hektare Lahan Bekas Tambang di Weda
Swasta
IWIP Percepat Transisi Energi Lewat Proyek PLTS dan PLTB di Weda Bay
IWIP Percepat Transisi Energi Lewat Proyek PLTS dan PLTB di Weda Bay
Swasta
Bapeten Musnahkan 5,7 Ton Udang Ekspor yang Terkontaminasi Cesium-137
Bapeten Musnahkan 5,7 Ton Udang Ekspor yang Terkontaminasi Cesium-137
Pemerintah
IESR: Revisi Perpres 112 Tahun 2022 Ancam Target Transisi Energi
IESR: Revisi Perpres 112 Tahun 2022 Ancam Target Transisi Energi
LSM/Figur
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
Pemerintah
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
LSM/Figur
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau