KOMPAS.com - Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah teknologi pembangkitan listrik yang memanfaatkan terjunan air.
Secara sederhana, cara kerja PLTA adalah energi potensial yang ada di aliran air kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin.
Turbin ini kemudian berputar dan menghasilkan energi mekanik karena mendapat tekanan dari aliran air.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Energi mekanik dari putaran turbin kemudian diteruskan untuk memutar generator. Dari generator inilah tercipta energi listrik.
PLTA adalah salah satu sumber energi terbarukan yang ketersediaannya bisa diperbarui dan tidak menghasilkan emisi.
Hanya dengan memanfaatkan energi potensial dari terjunan air bisa mendapatkan energi listrik yang bisa dipakai untuk keperluan sehari-hari.
Baca juga: Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Komponennya
PLTA adalah salah satu teknologi yang sudah lama dan mapan, namun inovasinya tidak pernah berhenti.
Di tengah ancaman pemanasan global, kebutuhan untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan tak terelakkan, salah satunya PLTA.
Berbagai negara yang memiliki potensi tenaga air menggenjot instalasi PLTA untuk bertransisi energi ke energi terbarukan.
Baca juga: Bukaka Jamin Smelter Nikel Tahap II Palopo Ramah Lingkungan, Andalkan Listrik PLTA
Dilansir dari laporan Hydropower Status Report 2022 yang dirilis International Hydropower Association (IHA), berikut 10 negara dengan PLTA terbanyak di dunia.
Kapasitas PLTA terpasang 25,7 gigawatt (GW)
Kapasitas PLTA terpasang 31,5 GW
Kapasitas PLTA terpasang 33,4 GW
Kapasitas PLTA terpasang 49,6 GW
Kapasitas PLTA terpasang 51,4 GW
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya