Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Tahun Terakhir, 1.324 Hektar Hutan Hilang dari Rawa Singkil

Kompas.com - 25/07/2023, 13:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) mencatat, Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil di Aceh kehilangan 1.324 hektar tutupan hutan dalam lima tahun terakhir atau terhitung sejak tahun 2019.

Hal tersebut terjadi akibat maraknya perambahan dan alih fungsi hutan ke perkebunan kelapa sawit.

Kawasan SM Rawa Singkil terbentang di tiga kabupaten atau kota, yakni Kabupaten Aceh Selatan, Kota Subulussalam, dan Kabupaten Aceh Singkil dengan luasan mencapai 82.188 hektar.

Manager Geographic Information System (GIS) Yayasan HAkA Lukmanul Hakim mengatakan, laju deforestasi di kawasan tersebut terus meningkat tiap tahunnya.

"Selama Juni 2023 saja, kami menduga ada sekitar 66 hektar hutan yang hilang di SM Rawa Singkil," ungkap Lukmanul dalam diskusi kampanye penyelamatan Rawa Singkil, Minggu (23/7/2023).

Total selama Januari hingga Juni 2023, SM Rawa Singkil diperkirakan mengalami kehilangan tutupan hutan seluas 372 hektar atau meningkat 57 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Deforestasi yang masih terus terjadi, bahkan kian masif di Rawa Singkil, menimbulkan banyak dampak buruk, salah satunya meningkatnya intensitas banjir di permukiman sekitar kawasan konservasi.

Baca juga: Hutan Lindung Pantai Penganak Dijarah Penambang, Destinasi Wisata Terancam

"Siklus hidrologi yang terganggu berpotensi meningkatkan frekuensi kejadian bencana banjir dan kekeringan," imbuh Lukmanul.

Terbukti dalam beberapa tahun terakhir, kian sering terjadi banjir di sekitar kawasan konservasi, seperti di Desa Cot Bayu dan Lhok.

Selain itu, jika Hutan Rawa Singkil yang menjadi habitat alami orangutan dan satwa-satwa penting lainnya terus dirusak, berpotensi menimbulkan konflik antara satwa dan manusia.

Dalam skala global, rusaknya hutan gambut Rawa Singkil juga berdampak kepada pemanasan global.

"Emisi karbon yang dilepas dari rawa gambut ini jauh lebih besar dibanding hutan di lahan mineral. Ini memicu pemanasan global yang lebih parah," tegasnya.

Menanggapi hal ini, Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Perencanaan Kawasan Konservasi Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Nurazizah Rahmawati mengatakan Rawa Singkil harus diselamatkan dengan melibatkan semua pihak.

Baca juga: 348.000 Hektar Lahan Hasil Pelepasan Kawasan Hutan Kini Terbit Sertifikat

Salah satu solusi dengan penegakan hukum terhadap pelanggar perambahan hutan, hingga memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak begitu saja menjual tanah di kawasan konservasi walaupun masuk dalam batas desa mereka.

"Masyarakat yang tinggal di situ sebenarnya tak ingin (perambahan) ini berlanjut, tapi kemudian ke mana suara ini disampaikan? Apakah ini sudah didengar oleh pemerintah daerah di sana? Ini perlu juga dibuat salurannya," kata Nurazizah.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Pemerintah
AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

Pemerintah
Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Pemerintah
Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Pemerintah
Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Pemerintah
Indonesia Inisiasi 'Global Water Fund' Danai Pengelolaan Air

Indonesia Inisiasi "Global Water Fund" Danai Pengelolaan Air

Pemerintah
WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

Pemerintah
Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Pemerintah
Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Pemerintah
Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Pemerintah
Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Pemerintah
Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah 'Greenwashing'

Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah "Greenwashing"

LSM/Figur
Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Pemerintah
Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Pemerintah
Elon Musk: Kombinasi PLTS dan Baterai Selesaikan Masalah Energi Dunia

Elon Musk: Kombinasi PLTS dan Baterai Selesaikan Masalah Energi Dunia

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com