Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/09/2023, 12:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber Euronews

"Itu salah besar," kata peneliti dari Cornell University Fengqi You seperti dikutip dari euronews, Senin (25/9/2023).

Menurutnya, manfaat bersih dari bekerja jarak jauh adalah positif, namun pertanyaan kuncinya adalah seberapa positifnya. Ketika orang bekerja dari jarak jauh, mereka cenderung menghabiskan lebih banyak emisi untuk aktivitas sosial.

Baca juga: Upaya Jababeka Wujudkan Nol Emisi Karbon, Gaet 100 Tenant Tahun 2024

Tentu saja tergantung pada rumah dan kantor. Perusahaan yang menggunakan energi terbarukan jelas merupakan latar belakang yang lebih ramah iklim.

Karena WFH sering kali disertai dengan perpindahan ke zona perjalanan dengan kepadatan rendah di pedesaan, pekerja hybrid mungkin lebih mengandalkan mobil untuk melakukan perjalanan jauh ke kantor.

“Meskipun pekerjaan jarak jauh menunjukkan potensi dalam mengurangi jejak karbon, pertimbangan yang cermat terhadap pola perjalanan, peningkatan konsumsi energi, kepemilikan kendaraan, dan perjalanan yang tidak terkait dengan perjalanan pulang pergi sangat penting untuk sepenuhnya mewujudkan manfaat lingkungan,” catat para peneliti.

Semua faktor ini berkontribusi dan menambah nuansa pada emisi kehidupan kerja Anda. Namun dalam arti yang lebih luas, penelitian ini menunjukkan bagaimana pengusaha yang bekerja di kantor dapat mengurangi emisi perusahaan.

Baca juga: Indonesia Andalkan Alam Kurangi Emisi Karbon

Berbagi ruang kantor dapat membantu mengurangi emisi, serta mengurangi dan memperketat langkah-langkah efisiensi energi.

“Dengan berbagi ruang kantor, kami mengurangi kapasitas dan ukuran serta mengurangi konsumsi energi kantor,” jelas You.

Karena TIK menyumbang persentase kecil terhadap total emisi, perusahaan harus fokus pada energi terbarukan untuk pemanas dan pendingin kantor, serta dekarbonisasi perjalanan.

Meskipun temuan ini khusus untuk AS, You mencatat bahwa pemodelan dan tren tersebut kemungkinan besar akan direplikasi di Eropa.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau