Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana Akibat Perubahan Iklim Sebabkan 43,1 Juta Anak Mengungsi

Kompas.com - 08/10/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Berbagai bencana alam yang dipicu oleh perubahan iklim membuat 43,1 juta anak di seluruh dunia terpaksa mengungsi pada periode 2016 hingga 2021.

Laporan memilukan tersebut disampaikan badan PBB yang berfokus pada anak, UNICEF, dalam laporan terbarunya.

Laporan tersebut juga merangkum kesaksian beberapa anak di berbagai wilayah yang terpaksa menjadi pengungsi.

Baca juga: KTT AIS 2023 Pertajam Strategi Bersama Atasi Perubahan Iklim

Banjir, kekeringan, badai, hingga kebarakan hutan membuat anak-anak semakin rentan dan memaksa mereka berpindah untuk mencari tempat yang lebih aman.

Salah satu penulis laporan tersebut, Laura Healy, menyampaikan kepada AFP bahwa temuan tersebut hanyalah puncak dari gunung es. Itu berarti, masih banyak sekali anak-anak yang terkena dampak perubahan iklim.

“Kami membawa barang-barang kami ke jalan raya, tempat kami tinggal selama berminggu-minggu,” kenang seorang anak Sudan, Khalid Abdul Azim, yang desanya terkena banjir bandang.

Selama ini, berbagai statistik mengenai pengungsi yang disebabkan oleh bencana iklim umumnya tidak memperhitungkan usia para korban.

Baca juga: Tantangan Pembangunan Berkelanjutan Daerah di Tengah Perubahan Iklim

Namun kini, UNICEF bekerja sama dengan Internal Displacement Monitoring Center dalam laporan tersebut mengungkap data dan jumlah korban dari anak-anak.

Dari 2016 hingga 2021, empat jenis bencana yakni banjir, badai, kekeringan, dan kebakaran hutan yang frekuensinya meningkat karena pemanasan global menyebabkan 43,1 juta anak mengungsi di 44 negara, kata laporan tersebut.

95 persen dari jumlah pengungsi tersebut disebabkan oleh banjir dan badai, sebagaimana dilansir AFP.

“Ini setara dengan sekitar 20.000 anak yang mengungsi setiap hari,” kata Healy kepada AFP.

Baca juga: Bali Harap KTT AIS Sepakati Komunike Perkuat Mitigasi Perubahan Iklim

Dia menggarisbawahi bagaimana anak-anak yang terkena dampak berisiko mengalami trauma lain, seperti terpisah dari orang tua mereka atau menjadi korban perdagangan anak.

“Ini hanyalah puncak gunung es berdasarkan data yang kami miliki,” kata Healy.

“Kenyataannya adalah, dengan adanya dampak perubahan iklim, atau pelacakan yang lebih memadai mengenai peristiwa yang terjadi secara perlahan, maka jumlah anak yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akan jauh lebih besar,” sambungnya.

Baca juga: Studi Yale, 75 Persen Responden Tuntut Pemerintah Bisa Tangani Perubahan Iklim

Lebih banyak anak akan terdampak

Laporan UNICEF tersebut turut memberikan beberapa prediksi untuk kejadian tertentu.

Banjir yang disebabkan oleh meluapnya sungai dapat menyebabkan 96 juta anak mengungsi dalam 30 tahun ke depan.

Sementara angin topan dapat menyebabkan 10,3 juta anak mengungsi dan badai dapat menyebabkan 7,2 juta orang mengungsi.

Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell menyampaikan, dampak yang dirasakan para korban sangatlah besar. Mereka tentu khawatir apakah dapat kembali ke rumah, melanjutkan sekolah, atau malah terpaksa pindah lagi.

Baca juga: 40,7 Persen Spesies Amfibi Terancam Punah karena Perubahan Iklim

“Pengungsian mungkin menyelamatkan nyawa mereka, tapi juga sangat mengganggu,” kata Russell.

“Seiring dengan meningkatnya dampak perubahan iklim, maka gerakan yang didorong oleh iklim juga akan meningkat. Kita memiliki alat dan pengetahuan untuk merespons tantangan yang semakin meningkat bagi anak-anak ini, namun kita bertindak terlalu lambat,” sambungnya.

UNICEF meminta para pemimpin dunia untuk mengangkat masalah ini pada KTT iklim PBB COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada November hingga Desember tahun ini.

Baca juga: Penanggulangan Perubahan Iklim Perlu Fokus ke Desa Pesisir dan Pulau

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau