Negara-negara maju telah berulang kali gagal memobilisasi dana sebesar 100 miliar dollar AS per tahun yang dijanjikan untuk negara-negara berkembang antara 2020 hingga 2025.
Dana tersebut dimaksudkan untuk membantu negara-negara miskin melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim, namun dana tersebut tidak pernah terpenuhi.
Tahun ini mungkin menjadi yang pertama kalinya terjadi.
Jenis tujuan pendanaan iklim yang baru akan dibahas lebih lanjut pada COP28, mengingat bahwa tujuan sebesar 100 miliar dollar AS tersebut hanyalah sebagian kecil dari apa yang perlu dicapai untuk membantu negara-negara berkembang mencapai tujuan mereka berdasarkan Perjanjian Paris.
Negara-negara berkembang masih menginginkan negara-negara kaya untuk menutupi kekurangan yang mereka alami pada tahun-tahun sebelumnya.
Sementara itu, ketegangan diperkirakan akan tetap tinggi seputar dana kerugian dan kerusakan.
Kerugian dan kerusakan adalah gagasan bahwa negara-negara maju yang bertanggung jawab atas perubahan iklim harus memberikan bantuan keuangan kepada negara-negara yang terkena dampak terburuk.
Sebuah kelompok transisi yang dibentuk di Mesir tahun lalu gagal menghasilkan serangkaian rekomendasi mengenai bagaimana dana tersebut akan bekerja atau siapa yang akan mengelolanya.
Hal ini bisa menjadi masalah besar di Dubai, dan membuat banyak negara rentan terkena dampak besar dari bencana yang menimpa mereka.
Baca juga: Sejumlah Pihak Peringatkan Taktik “Greenwashing” Terselubung Energi Fosil dalam COP28
Setelah mengalami kemajuan pada 2021, di mana tingkat deforestasi global turun sebesar 6,3 persen, laju penggundulan hutan kembali meningkat sebesar 4 persen pada 2022.
Sekitar 6,6 juta hektare hutan hilang pada tahun lalu, setara dengan luas Sri Lanka.
Pada COP26 di Glasgow, 145 negara menandatangani janji untuk menghentikan dan mengembalikan hilangnya hutan serta degradasi lahan pada 2030 sebagai alat untuk memerangi perubahan iklim.
Meskipun terdapat janji tersebut, tren deforestasi mengarah ke arah yang salah, sehingga meningkatkan tekanan terhadap perlunya perundingan konstruktif pada COP28.
Baca juga: Puluhan Perusahaan Migas Komitmen Pangkas Emisi dalam COP28, Ekspansi Penangkap Karbon?
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya