Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2023, 09:27 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 50.879 petani milenial di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah menggunakan teknologi digital dalam mengelola sektor pertanian.

Informasi itu disampaikan Kepala BPS NTT Matamira B Kalle saat membuka rapat koordinasi daerah (Rakorda) hasil Sensus Pertanian Tahap 1 Provinsi NTT di Kupang, Senin (4/12/2023).

Matamira menyebut, teknologi digital yang digunakan mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian modern.

"Termasuk juga penggunaan internet dan telepon pintar serta teknologi informasi dan pergunaan drone dan penggunaan kecerdasan buatan," ujar Matamira.

Baca juga: Songsong Era Digital dengan Manfaatkan AI, SoftwareONE Tech Day Digelar

Matamira menjelaskan, jumlah petani milenial yang berusia antar 19-39 tahun di NTT sebanyak 225.185 orang atau 25,48 persen dan total 883.667 petani yang ada di wilayah yang berbatasan dengan negara Timor Leste dan Australia itu.

Dari jumlah itu, 174.306 belum menggunakan teknologi digital.

Sementara itu, petani yang berumur lebih dari 39 tahun yang menggunakan teknologi digital sebanyak 144. 933 orang (16,40 persen).

Sedangkan petani yang berusia di bawah 19 tahun yang telah menggunakan teknologi digital sebanyak 103 orang (0,01 persen).

Matamira memerinci, jumlah petani milenial terbanyak berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan yakni 21.733 orang atau 9,65 persen.

Baca juga: Dukung Perdagangan Karbon, IDCTA Gelar Carbon Digital Conference 2023

Kemudian Kabupaten Manggarai 16.856 orang atau 7,49 persen dan Kabupaten Sumba Barat Daya 16.575 orang atau 7,36 persen.

Sedangkan petani milenial paling sedikit yakni di Kota Kupang yakni sebanyak 1.762 orang.

"Data petani milenial dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang diharapkan dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan," tuntasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN
Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Pemerintah
AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

Pemerintah
Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Pemerintah
Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Pemerintah
Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Pemerintah
Indonesia Inisiasi 'Global Water Fund' Danai Pengelolaan Air

Indonesia Inisiasi "Global Water Fund" Danai Pengelolaan Air

Pemerintah
WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

Pemerintah
Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Pemerintah
Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Pemerintah
Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Pemerintah
Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Pemerintah
Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah 'Greenwashing'

Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah "Greenwashing"

LSM/Figur
Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Pemerintah
Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com