Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/12/2023, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Laporan EY menyatakan, perbaikan kebijakan akan berdampak langsung pada tingkat risiko proyek, penjadwalan waktu proyek, total biaya, serta kemampuan bank untuk mengukur risiko pembiayaan secara keseluruhan.

Sehingga, berbagai hal tersebut dapat memengaruhi persyaratan pembiayaan dan membuat pinjaman menjadi lebih mahal.

“Bergantung pada tingkat keparahan risiko, faktor-faktor ini bahkan dapat membatasi akses ke pembiayaan yang sebenarnya telah tersedia,” ucap Pascual.

Baca juga: Dokumen Rencana Investasi JETP Diluncurkan, Bauran Energi Terbarukan Ditarget 44 Persen

Hambatan spesifik

Di Indonesia, EY juga memaparkan hasil identifikasi beberapa hambatan-hambatan spesifik mengenai pengembangan energi terbarukan.

Beberapa hambatan spesifik tersebut seperti pertumbuhan PLTS yang masih sangat bergantung pada pensiun dini PLTU batu bara, kurangnya kejelasan dalam peraturan pengadaan dan prosedur tender, serta rendahnya tarif yang dinegosiasikan sehingga mempengaruhi potensi PJBL dijadikan jaminan pinjaman.

Menurut laporan berjudul Net-Zero Pathways dari International Energy Agency (IEA), Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki potensi untuk meningkatkan PLTS dan PLTB hingga tiga kali lipat pada 2030.

Selain itu, Indonesia juga memiliki sumber daya angin yang melimpah.

Memfokuskan pengembangan sistem energi Indonesia pada sumber energi terbarukan akan meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi, memperkuat kedaulatan energi, serta mendukung target pengurangan emisi.

Baca juga: 5 Teknologi Energi Terbarukan yang Cocok Dipasang di Rumah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau