Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/02/2024, 14:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - International Council on Clean Transportation (ICCT) menilai, elektrifikasi sektor transportasi di Indonesia sudah tepat untuk mencapai netral karbon atau  net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

Dari sekian banyak jenis moda transportasi, kendaraan listrik dengan baterai mempunyai kemampuan paling besar dalam mereduksi emisi gas rumah kaca (GRK) dibandingkan jenis lainnya.

Kendaraan listrik baterai hanya menghasilkan separuh dari emisi kendaraan BBM (bahan bakar minyak) yang dijual pada 2030, bahkan bisa lebih rendah,” ujar Senior Researcher ICCT Georg Bieker dalam “Media Workshop: Course To Zero (Emission)” di Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Baca juga: Kejar Target Iklim, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Minyak Harus Disetop Lebih Cepat

Temuan ICCT tersebut dilaporkan dalam kajian berjudul Perbandingan Daur Hidup Emisi Gas Rumah Kaca dari Kendaraan Bermotor Mesin Bakar dengan Kendaraan Listrik pada Mobil Penumpang dan Sepeda Motor di Indonesia

Berdarkan hasil kajian ICCT yang mengkaji daur hidup emisi atau life-cycle emissions) pada kendaraan roda empat dan dua ada potensi untuk mereduksi emisi GRK dengan membandingkan berbagai sumber rangkaian tenaganya.

Daur hidup emisi merujuk pada emisi kendaraan dari awal sampai akhir. Mulai dari proses manufaktur, bahan bakar termasuk proses penambangan, pengilangan, pembangkitan listrik, sampai dengan akhir hidup kendaraan tersebut dengan masa pakai umumnya 18 sampai 20 tahun.

ICCT menggunakan asumsi penggunaan kendaraan serta sumber energi 2023. Kajian ini juga melakukan proyeksi untuk 2030 berdasarkan rencana pemerintah dalam mencapai target NZE pada 2060. 

Adapun lima rangkaian tenaga yang dibandingkan adalah antara kendaraan yang mengonsumsi BBM, kendaraan listrik hibrida konvensional atau HEV, kendaraan listrik hibrida plug-in atau PHEV, kendaraan listrik sel bahan bakar hidrogen atau FCEV, dan kendaraan listrik baterai.

Baca juga: Untuk Beralih ke Kendaraan Listrik, Perlu Ubah Mindset Masyarakat

Kendaraan listrik berbasis baterai unggul

Bieker mengatakan, apabila pengisian daya kendaraan listrik baterai menggunakan listrik dari sumber energi terbarukan, maka potensi emisinya bisa mencapai 85 persen lebih rendah.

“HEV dan PHEV bisa membantu mengurangi emisi, tapi tidak dalam jangka panjang. Kedua kendaraan ini tidak memungkinkan untuk mencapai target NZE 2060,” tuturnya.

Adapun HEV masih menggunakan BBM dan hanya menawarkan manfaat efisiensi bahan bakar. Sedangkan PHEV juga masih mengandalkan BBM sebagai bahan bakar utamanya.

Selain roda empat, sepeda motor listrik juga tercakup dalam kajian ICCT. Berdasarkan kajian tersebut, sepeda motor listrik juga punya potensi mengurangi emisi GRK dibanding motor konvensional.

Kajian ICCT menunjukkan, pada 2023, daur hidup emisi sepeda motor segmen sepeda motor listrik lebih rendah sebesar 26 sampai 35 persen dibanding sepeda motor BBM.

Proyeksi daur hidup emisi sepeda motor listrik pada 2030 memiliki potensi reduksi emisi sebesar 34 sampai 51 persen dibanding sepeda motor BBM yang diproduksi pada 2023.

Baca juga: Industri Baterai dan Kendaraan Listrik Tak Sesuai Eksploitasi Nikel

Sektor transportasi sumbang emisi besar

Dalam kesempatan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinasi Maritim dan Investasi Rachmat Kaimuddin mengatakan pentingnya kendaraan listrik di Indonesia. 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kombinasi Panel Surya Atap dan Baterai EV Penuhi 85 Persen Listrik Jepang
Kombinasi Panel Surya Atap dan Baterai EV Penuhi 85 Persen Listrik Jepang
Swasta
'Sun Life Volunteer Day' Berikan Edukasi dan Akses Olahraga untuk Generasi Sehat Indonesia
"Sun Life Volunteer Day" Berikan Edukasi dan Akses Olahraga untuk Generasi Sehat Indonesia
Swasta
Agroforestri Efektif Jaga Biodiversitas Hutan Tropis, Gambut, Pesisir
Agroforestri Efektif Jaga Biodiversitas Hutan Tropis, Gambut, Pesisir
LSM/Figur
Di Barcelona, Indonesia Kenalkan Tuna Ramah Lingkungan pada Dunia
Di Barcelona, Indonesia Kenalkan Tuna Ramah Lingkungan pada Dunia
Pemerintah
Pekerja Disabilitas Baru 0,53 Persen, Silang.id Minta Industri Inklusif
Pekerja Disabilitas Baru 0,53 Persen, Silang.id Minta Industri Inklusif
Swasta
KG Media Sabet Dua Penghargaan Global INMA Awards 2025, Inovasi Berbasis Nilai dan Keberlanjutan Mendunia
KG Media Sabet Dua Penghargaan Global INMA Awards 2025, Inovasi Berbasis Nilai dan Keberlanjutan Mendunia
Swasta
Subsidi 6 Sektor Strategis Picu Masalah Lingkungan, Perlu Transparansi
Subsidi 6 Sektor Strategis Picu Masalah Lingkungan, Perlu Transparansi
Pemerintah
Buang Sampah Sembarangan, DLH Cianjur Terapkan Sanksi Rp 500.000
Buang Sampah Sembarangan, DLH Cianjur Terapkan Sanksi Rp 500.000
Pemerintah
Perubahan Iklim Bikin Anggur Cepat Matang, Punya Gula Lebih Tinggi
Perubahan Iklim Bikin Anggur Cepat Matang, Punya Gula Lebih Tinggi
LSM/Figur
Gelombang Panas Hantam Laut Inggris dan Irlandia, Apa Dampaknya?
Gelombang Panas Hantam Laut Inggris dan Irlandia, Apa Dampaknya?
Swasta
RI-Brasil Kerja Sama Kembangkan Bioenergi hingga Industri Dirgantara
RI-Brasil Kerja Sama Kembangkan Bioenergi hingga Industri Dirgantara
Pemerintah
Permukaan Laut Tetap Naik meski Pemanasan Global Dibatasi 1,5 Derajat C
Permukaan Laut Tetap Naik meski Pemanasan Global Dibatasi 1,5 Derajat C
Pemerintah
Profesor IPB Sebut Bakteri Pereduksi Nitrat Mampu Turunkan Emisi GRK
Profesor IPB Sebut Bakteri Pereduksi Nitrat Mampu Turunkan Emisi GRK
LSM/Figur
Singa Asia di India Naik Jadi 891 Ekor, Bukti Kesuksesan Konservasi
Singa Asia di India Naik Jadi 891 Ekor, Bukti Kesuksesan Konservasi
Pemerintah
'Destination Zero Waste Bali', Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan
"Destination Zero Waste Bali", Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau