Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Plastik Lokal Bisa Lintas Samudera, Terbawa sampai Madagaskar

Kompas.com, 24 Mei 2024, 17:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan bahwa 10 persen sampah yang berasal dari muara sungai akhirnya mencapai Samudera hindia.

Dengan pola arus pesisir utara Jawa, sebagian besar sampah ini terbawa ke arah timur daya, dan mengganggu wilayah negara kepulauan Madagaskar, Seychelles, dan Maladewa yang berada di sepanjang pantai Afrika Selatan.

"Sekitar 10 persen (sampah plastik) dalam jangka waktu setahun atau bahkan 6 bulan, sudah masuk ke wilayah Samudra Hindia. Terutama Samudra Hindia yang berada di antara Afrika dengan Indonesia," ujar Peneliti Pusat Riset Oceanografi BRIN, Prof Muhammad Reza Cordova, dalam siaran Youtube BRIN, Jumat (24/5/2024). 

Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, Perlu Pengenaan Tarif Cukai

Beberapa faktor penyebab sampah plastik dapat menyeberangi batas geografis, antara lain tergantung banyaknya jumlah sampah, pola arus, dan penanganan sampah.

"Sampah plastik dari selatan Jawa cenderung terakumulasi di wilayah lokal terlebih dahulu. Sebagian kecil mencapai Samudra Hindia melalui pulau kecil di sepanjang jalur perjalanan, dan sebagian besar menimbulkan resiko lebih lanjut bagi lingkungan laut global," paparnya. 

Sekitar 50 persen dari 10 persen sampah yang dihasilkan dari pesisir utara Jawa, akan melintasi samudra. 

Ancam ekosistem pesisir dan keaneragaman hayati laut

Kumpulan sampah plastik yang lintas samudra tersebut tentunya mengancam ekosistem dan laut yang kaya dengan keanekaragaman hayati. 

Keberadaan sampah yang dianggap sebagai makanan oleh biota laut, menyebabkan masalah pada organ pencernaan, pernafasan, maupun reproduksi mereka.

"Selain dampak ekologis, dampak ekonomi juga signifikan. Kerugian ekonomi akibat sampah plastik yang masuk ke pesisir dan laut mencapai 3.300-33.000 dollar AS per ton," ujar Reza.

Baca juga: Negosiasi Perjanjian Polusi Plastik Berjalan Alot, Tersisa 7 Bulan Capai Kesepakatan Akhir

Apalagi, wilayah perairan Indonesia mencapai 70 persen dari total keseluruhan, sehingga kondisi laut sangat berpengaruh.

Ia menjelaskan, sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebar ke berbagai negara lintas batas. Kemudian mengancam stabilitas perairan, sumber daya alam, hingga ekonomi global. 

"Ke biota, sama seperti makan sesuatu yang tidak nyaman. Mungkin plastik bisa keluar, tapi bisa melukai organ-organ pencernaan dari organisme laut tersebut," terangnya.

Selain itu, saluran pernafasan juga akan ikut terganggu. Sebab, saluran respirasi yang kemasukan plastik ukuran kecil maupun besar, akan tetap bisa masuk ke dalam saluran pernafasan. 

"Di balik itu akan ada gangguan lain, seperti gangguan hormon, reproduksi, dan gangguan pelepasan enzim," imbuh Reza. 

Tantangan

Oleh karena potensi sampah plastik lokal bisa melintasi samudera, perlu adanya pengolahan sampah yang tepat agar tidak mencemari lingkungan laut. 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera dan Ancaman Sunyi bagi Perempuan, Belajar dari Pengalaman dalam Bencana Likuefaksi di Sulawesi
Banjir Sumatera dan Ancaman Sunyi bagi Perempuan, Belajar dari Pengalaman dalam Bencana Likuefaksi di Sulawesi
LSM/Figur
Warga Bantu Warga, JNE Percepat Distribusi 500 Ton Bantuan ke Sumatera
Warga Bantu Warga, JNE Percepat Distribusi 500 Ton Bantuan ke Sumatera
Swasta
Pasar Software Akuntansi Karbon Diprediksi Meroket sampai 2033
Pasar Software Akuntansi Karbon Diprediksi Meroket sampai 2033
LSM/Figur
Kemenhut Segel Lagi 3 Entitas di Tapanuli Selatan, Diduga Picu Banjir Sumatera
Kemenhut Segel Lagi 3 Entitas di Tapanuli Selatan, Diduga Picu Banjir Sumatera
Pemerintah
Suhu Laut Naik akibat Perubahan Iklim Bikin Siklon di Asia Makin Parah
Suhu Laut Naik akibat Perubahan Iklim Bikin Siklon di Asia Makin Parah
LSM/Figur
Bahan Kimia Sintetis Dalam Pangan Ciptakan Beban Kesehatan 2,2 Triliun Dollar AS Per Tahun
Bahan Kimia Sintetis Dalam Pangan Ciptakan Beban Kesehatan 2,2 Triliun Dollar AS Per Tahun
LSM/Figur
Pendanaan Hijau Diproyeksikan Naik Tahun 2026, Asal..
Pendanaan Hijau Diproyeksikan Naik Tahun 2026, Asal..
Swasta
Longsor di Hulu DAS Padang dan Agam, Kemenhut Lakukan Kajian Mendalam
Longsor di Hulu DAS Padang dan Agam, Kemenhut Lakukan Kajian Mendalam
Pemerintah
BEI Sebut Investasi Berbasis ESG Naik 194 Kali Lipat dalam 1 Dekade Terakhir
BEI Sebut Investasi Berbasis ESG Naik 194 Kali Lipat dalam 1 Dekade Terakhir
Pemerintah
Perkuat Digital Nasional, TIS Kembangkan Kabel Laut TGCS-2 Jakarta–Manado
Perkuat Digital Nasional, TIS Kembangkan Kabel Laut TGCS-2 Jakarta–Manado
Swasta
EIB Global dan Uni Eropa Bersihkan Sampah Laut di Kepulauan Seribu
EIB Global dan Uni Eropa Bersihkan Sampah Laut di Kepulauan Seribu
LSM/Figur
Panas Ekstrem Bikin 8.000 Spesies Terancam Punah, Amfibi dan Reptil Paling Rentan
Panas Ekstrem Bikin 8.000 Spesies Terancam Punah, Amfibi dan Reptil Paling Rentan
LSM/Figur
Masyarakat Sipil Desak Prabowo Tetapkan Status Bencana Nasional di Sumatera
Masyarakat Sipil Desak Prabowo Tetapkan Status Bencana Nasional di Sumatera
LSM/Figur
DAS Kuranji di Sumatera Barat Melebar hingga 150 Meter Usai Banjir, Ini Penjelasan Kemenhut
DAS Kuranji di Sumatera Barat Melebar hingga 150 Meter Usai Banjir, Ini Penjelasan Kemenhut
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis 91S Muncul di Samudera Hindia, Apa Dampaknya untuk Sumatera?
Bibit Siklon Tropis 91S Muncul di Samudera Hindia, Apa Dampaknya untuk Sumatera?
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau