Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Yohana Menempuh Hutan Belantara Demi Pendidikan Anak Rimba

Kompas.com - 28/05/2024, 06:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

"Kegiatan belajar bisa saja dilakukan di pinggir sungai, di bawah pohon, di kebun, pada saat perjalanan, subuh, ataupun tengah malam. Itu juga memanfaatkan sumber daya di sekitar," terang dia. 

Jika sedang tidak membawa atau kehabisan alat tulis, maka kegiatan belajar dapat dilakukan dengan bercerita atau memanfaatkan benda yang ada di lingkungan sekitar, seperti arang, sampah, tanah, ranting, biji karet, batu, dan lainnya. 

Baca juga: Dukung Pendidikan Agama, Sinar Primera Group Gelar Kegiatan Wakaf Al Quran

Sama seperti kegiatan belajar, kegiatan bermain juga memanfaatkan sumber daya yang ada di alam. Lokasi tempat tinggal yang berada di dalam hutan, tidak menghalangi mereka untuk bermain seperti permainan anak-anak pada umumnya.

Bermain air di sungai, memanjat pohon, mencari burung dengan ketapel, berayun dengan akar pohon, dan bermain jungkat jungkit dengan batang pohon adalah hal yang biasa dilakukan anak-anak Rimba

"Jadi bermain jungkat-jungkit pakai batang pohon. Pada saat itu juga lagi populer lato-lato, mereka bikin kreasi sendiri dari bahan yang ada di hutan," tutur Yohana. 

Bagi anak-anak Rimba yang sudah melek huruf, KKI Warsi berupaya memfasilitasi untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah formal.

"Adapun untuk komunitas Orang Rimba yang memilih tidak melanjutkan sekolah formal, kami memberikan peluang untuk jadi kader pendidikan untuk mengajari anak-anak Rimba yang belum melek aksara," pungkasnya. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
LSM/Figur
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pemerintah
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
Swasta
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Swasta
Peluang 'Green Jobs' di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
Peluang "Green Jobs" di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
LSM/Figur
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
Pemerintah
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
BUMN
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
LSM/Figur
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
LSM/Figur
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
Pemerintah
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Pemerintah
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Swasta
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Swasta
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
Pemerintah
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau