KARAWANG, KOMPAS.com - PT Pupuk Kujang mengeklaim dapat mencegah 53.000 ton karbon terbuang ke udara dalam setahun.
Caranya adalah dengan mengubah emisi karbon menjadi produk komersial sebagai komitmen penerapan prinsip industri hijau.
VP Pengembangan Pupuk Kujang Iswahyudi Mertosono menjelaskan, sebagai perusahaan yang fokus pada kelestarian lingkungan, Pupuk Kujang terus berupaya menurunkan emisi karbon.
Selain melakukan tanggung jawab kepada lingkungan dan sosial, tujuan Pupuk Kujang mereduksi karbon yaitu menghemat modal, meningkatkan inovasi, dan memanfaatkan peluang pasar.
Baca juga: Elektrifikasi Transportasi Perkotaan Kurangi Emisi GRK dan Polusi
Iswahyudi mengatakan, ada berbagai strategi yang diupayakan Pupuk Kujang. Beberapa strategi lainnya sedang dipelajari dan dihitung.
"Penerapan strategi ini telah dilakukan dan berdampak positif bagi lingkungan sekaligus bisnis perusahaan," ujar Iswahyudi kepada Kompas.com, Selasa (28/5/2024).
Iswahyudi menambahkan, Departemen Pengembangan Pupuk Kujang terus merancang strategi dan melakukan berbagai upaya untuk menurunkan karbon.
Sebagai perusahaan petrokimia, Pupuk Kujang menghasilkan emisi karbon dalam proses produksinya.
“Kami upayakan mengurangi emisi itu terbuang ke udara. Kita tangkap dan manfaatkan menjadi produk yang bernilai. Punya manfaat bagi kehidupan juga bernilai ekonomi bagi perusahaan,” tutur Iswahyudi.
Baca juga: Keputusan Pengadilan Maritim PBB: Emisi Karbon Jadi Polusi Lautan
Adapun langkah yang telah dilakukan saat ini yaitu membuat dua pabrik. Pabrik pertama adalah pabrik CO2 cair, pabrik kedua yakni pabrik dry ice atau es kering.
Kedua pabrik itu berdiri di area produksi Pupuk Kujang di Kawasan Industri Kujang Cikampek.
“Jika digabungkan, pabrik CO2 dan dry ice Pupuk Kujang bisa mencegah 53.000 ton karbon terbuang ke udara,” ujar Iswahyudi.
Rinciannya, pabrik CO2 cair dibangun pada tahun 2019 dan beroperasi secara komersial pada 2020. Melalui pabrik itu, karbon dioksida ditangkap dan diolah menjadi produk cair atau dikenal sebagai CO2 cair.
Pabrik kemudian mengolah karbon dioksida menjadi produk setiap hari. Dalam setahun, pabrik itu bisa menghasilkan 50.000 ton karbon dioksida cair dengan kemurnian mencapai 99,9 persen.
Baca juga: Uni Eropa Sahkan Aturan Pangkas 90 Persen Emisi Kendaraan Berat
“Melalui pabrik itu kami bisa mencegah 50.000 ton karbon dioksida cair terbuang ke udara dalam setahun. Sementara ini, pabrik karbon dioksida cair Pupuk Kujang menjadi pabrik penghasil CO2 cair terbesar di Indonesia,” kata Iswahyudi.
Pabrik CO2 cair Pupuk Kujang dapat melayani permintaan dari berbagai industri di Indonesia. Mulai dari industri pengolahan makanan, farmasi hingga sejumlah industri kimia.
“Dengan kapasitas produksi saat ini, Pupuk Kujang bisa melayani permintaan CO2 cair dari berbagai industri di Indonesia. Keuntungan per tahunnya bisa mencapai sekitar Rp 40 miliar,” ungkap Iswahyudi.
Adapun melalui pabrik es kering, Pupuk Kujang bisa mencegah 3.000 ton karbon dioksida terbuang ke udara. Sebab, untuk membuat dry ice, Pupuk Kujang menggunakan CO2 cair sebagai bahan baku.
Es kering merupakan karbon dioksida yang dipadatkan. Komoditas itu memiliki banyak fungsi dan sering dimanfaatkan di bidang industri makanan, rumah sakit dan klinik, industri pembersihan tertentu hingga instalasi seni panggung dan pertunjukan.
Dalam memanfaatkan emisi karbon menjadi produk yang bernilai, Pupuk Kujang tidak akan berhenti pada produk CO2 cair dan dry ice. Pihaknya akan terus melakukan pengembangan.
Saat ini, selain mengurangi emisi karbon dengan cara mengubahnya menjadi produk bermanfaat, Pupuk Kujang juga mengurangi emisi karbon dengan cara penggunaan sumber energi terbarukan secara bertahap.
Baca juga: Festival Energi Terbarukan 2024, Ajak Masyarakat Turunkan Emisi
Misalnya menggunakan listrik ramah lingkungan dari PLN melalui pembelian Renewable Energy Certificate (REC), menggunakan PLTS atap sebagai sumber listrik kantor, dan secara bertahap menggunakan motor listrik sebagai kendaraan operasional.
Jika dijumlahkan, Pupuk Kujang bisa mereduksi sekira 70.000 ton lebih karbon dalam setahun.
“Secara hitungan, pabrik dry ice dan CO2 cair paling berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon yang dihasilkan Pupuk Kujang. Namun upaya pengurangan karbon dan pemanfaatan lainnya terus dilakukan. Kita terus meriset dan menghitung untuk memilih berbagai opsi yang akan dilakukan,” tuntas Iswahyudi.
Kami mengundang perusahaan yang memiliki program keberlanjutan dan menginspirasi publik untuk mendukung akselerasi pencapaian SDGs di Indonesia. Kunjungi Lestari Awards 2024 lebih lanjut.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya