JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Muara Beting, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, harus berkawan dengan banjir rob yang kerap menghantam rumah mereka.
Hal ini lantaran abrasi terus menggerus garis pantai di kawasan yang pernah dijuluki Kampung Dollar itu. Sunarya salah satunya. Setidaknya, dalam sebulan, rumahnya dua kali pasti kebanjiran.
Sejatinya, Sunarya sudah berkali-kali meninggikan rumahnya agar air tak masuk ke dalam, namun sayang, usahanya sia-sia.
Baca juga: Tanam Mangrove Secara Masif Jadi Upaya Lindungi Pesisir
Menurut Sunarya, sebelumnya banjir yang melanda rumahnya setinggi perut. Kondisi ini mengharuskan Sunarya dan anak-anak tidur di atas perahu.
"Sekarang, rumah saya tinggikan bertahap, mulai dari ruang keluarga, dapur, hingga kamar. Bahkan, kasur pun harus saya alasi dengan susunan batu, supaya lebih tinggi dari lantai. Tapi ya tetap kebanjiran. Apa boleh buat, setidaknya tidak separah dulu,” kisah Sunarya.
Abrasi yang terus terjadi ini diakibatkan oleh pengalihan fungsi lahan mangrove. Padahal, ekosistem mangrove berperan besar sebagai benteng pertahanan garis pantai dari abrasi.
Untuk itu, Mangrovejkt.id, komunitas yang berfokus pada upaya tanam mangrove dan isu perubahan iklim, melakukan inisiatif menanam 150 bibit mangrove jenis Rhizophora Mucronata di Kampung Beting.
Mangrove jenis ini dipilih karena dapat mengurangi gelombang, menghambat erosi, dan menjaga habitat bagi berbagai spesies.
Baca juga: Indonesia-Suriname Kerja Sama Rehabilitasi Mangrove dan Lindungi Pesisir
Mangrovejkt.id juga membangun toilet dengan sanitasi layak. Inisiasi ini merupakan hasil kolaborasi dengan Campaign, startup pengembang aplikasi kampanye sosial bernama Campaign #ForABetterWorld.
Menurut Co-Founder Mangrovejkt.id Bayu Pamungkas, banyak warga Kampung Beting, khususnya anak kecil, mengidap penyakit kulit dan pencernaan, seperti diare, karena sanitasi yang sangat buruk.
"Bayangkan, di Kampung Beting ini masih banyak toilet liar yang langsung dibuat di sungai dan hanya ditutup sarung. Air yang digunakan adalah air payau. Untuk itu, kami membangun toilet dengan pompa air yang layak sehingga menghasilkan air tawar yang bersih,” cetus Bayu dalam keterangannya kepada Kompas.com, Rabu (29/5/2024).
Menurut Bayu, penanaman mangrove dan pembangunan toilet ini melibatkan masyarakat umum.
Baca juga: Separuh Hutan Mangrove di Dunia Terancam Rusak karena Ulah Manusia
Bayu dan komunitasnya menggunakan aplikasi Campaign #ForABetterWorld untuk memobilisasi masyarakat agar donasi yang disediakan oleh sponsor dapat tersalurkan.
Dalam aplikasi ini, Mangrovejkt.id menggalakkan kampanye #HygieneForMangroves yang didukung oleh 1.379 orang.
Mereka menyelesaikan aksi kampanye dan berhasil meraup donasi sebesar Rp 27.375.000 yang dijadikan modal untuk menanam mangrove dan pembangunan toilet untuk masyarakat Kampung Beting.
Marketing & Communication Manager Campaign Laras Sabila Putri menambahkan, aplikasi Campaign #ForABetterWorld merupakan inovasi yang menghubungkan aksi sosial dengan teknologi.
Baca juga: FedEx Berencana Merestorasi Mangrove di Area 10 Hektar Bengkalis
Lewat aplikasi ini, masyarakat dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penanaman mangrove dan sanitasi yang baik.
"Caranya juga dilakukan dengan menyenangkan. Mereka tinggal mengunggah foto aksi, seperti foto toilet yang bersih untuk mendukung kampanye #HygieneForMangroves, setelah itu secara otomatis mereka sudah berdonasi tanpa uang,” terang Laras.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya