Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abraham Wahyu Nugroho
Pegawai Negeri Sipil

Pemerhati Kebijakan Publik

Akselerasi Kredit Hijau untuk Ekonomi Berkelanjutan

Kompas.com - 24/06/2024, 16:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Misalnya, kemasan bebas plastik atau ramah lingkungan serta transportasi ekspedisi barang jadi yang menggunakan energi ramah lingkungan dapat menjadi pilihan.

Dampak output berupa sampah atau limbah produksi turut diperhatikan. UMKM hijau dituntut untuk mengolah kembali limbahnya guna dijadikan kembali sebagai bahan baku produksi, atau dikenal ekonomi sirkuler, bukan ekonomi linier yang saat ini banyak dilakukan.

Sebagai pendukung, UMKM hijau didorong untuk mengadopsi laporan keuangan dan pengungkapan keberlanjutan (sustainability report) yang lebih tersistematis.

Kesemua upaya hijau ini (input, proses, output) memberikan peluang bagi UMKM hijau untuk memperoleh green label atau organik yang tersertifikasi lokal maupun internasional, misal SNI atau ISO.

Lalu apa ada keuntungan dalam praktik usaha hijau ini? Tentunya ada. Fakta mengatakan bahwa banyak UMKM hijau diuntungkan dengan praktik ini.

Kajian NGO lingkungan menyebut bahwa sistem rantai pasok berkelanjutan (sustainable supply chain) yang diterapkan industri negara maju (pihak buyer) ke negara berkembang (pihak supplier) sangat berdampak pada ceruk pendapatan UMKM hijau.

Mereka (UMKM hijau) dituntut untuk mengubah sistem produksi agar lebih hijau karena dapat berdampak secara keseluruhan pada lini produksi pihak buyer (memiliki risiko reputasi dan kredibilitas).

Di satu sisi UMKM hijau mendapat order produksi yang stabil, di sisi lain UMKM hijau turut menjaga lingkungan dengan mengimplementasikan praktik-praktik produksi yang berorientasi pada keberlanjutan.

Upaya ini turut mendorong suatu ekosistim usaha hijau yang lebih besar. Dampaknya, memberikan keyakinan bagi lender atau pemberi modal (bank dan nonbank) dalam memberikan kredit atau pembiayaan hijau.

Apabila usaha UMKM hijau kuat, maka permintaan kredit hijau perbankan dan nonperbankan kuat guna pengembangan usahanya.

Ini berarti upaya relaksasi likuiditas atau pelonggaran makroprudensial oleh BI juga bermanfaat. Dalam artian match-nya antara supply dan demand dalam mengaklerasi permintaan kredit hijau.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Bagaimana London Fashion Week Mendorong Fashion Berkelanjutan?

Bagaimana London Fashion Week Mendorong Fashion Berkelanjutan?

LSM/Figur
Kebangkitan PLTN, Listrik dari Nuklir Akan Pecahkan Rekor pada 2025

Kebangkitan PLTN, Listrik dari Nuklir Akan Pecahkan Rekor pada 2025

Pemerintah
Pedoman Penurunan Emisi Cakupan 3 Baru untuk Industri Kimia Dirilis

Pedoman Penurunan Emisi Cakupan 3 Baru untuk Industri Kimia Dirilis

Swasta
Resmi, Utang Indonesia ke AS Rp 573 Miliar Ditukar untuk Konservasi Terumbu Karang

Resmi, Utang Indonesia ke AS Rp 573 Miliar Ditukar untuk Konservasi Terumbu Karang

LSM/Figur
Rektor IPB: Masih Ada Kesenjangan Pembiayaan SDGs, Perlu Inovasi

Rektor IPB: Masih Ada Kesenjangan Pembiayaan SDGs, Perlu Inovasi

LSM/Figur
Karbon Indonesia Dijual ke Luar Negeri, Pengamat: Pembeli Cari yang Berkualitas

Karbon Indonesia Dijual ke Luar Negeri, Pengamat: Pembeli Cari yang Berkualitas

LSM/Figur
Produksi Listrik dari PLTU China Naik, Ekspektasi Puncak Emisi Jadi Lemah

Produksi Listrik dari PLTU China Naik, Ekspektasi Puncak Emisi Jadi Lemah

Pemerintah
Tak Cukup 5 Tahun, Indonesia Perlu Rencana 25 Tahun untuk Capai NZE

Tak Cukup 5 Tahun, Indonesia Perlu Rencana 25 Tahun untuk Capai NZE

LSM/Figur
Tantowi Yahya Sebut Indonesia Diposisikan Pimpin Masa Depan Berkelanjutan

Tantowi Yahya Sebut Indonesia Diposisikan Pimpin Masa Depan Berkelanjutan

LSM/Figur
Berdampak Buruk ke Lingkungan, Pagar Laut Tangerang Harus Segera Dibongkar

Berdampak Buruk ke Lingkungan, Pagar Laut Tangerang Harus Segera Dibongkar

LSM/Figur
Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

LSM/Figur
Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

BUMN
Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Pemerintah
Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Pemerintah
Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau