Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FAO dan WHO Dukung Kolaborasi Riset untuk Pembangunan Kesehatan RI

Kompas.com - 01/07/2024, 13:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sementara itu, Perwakilan World Health Organization (WHO) Indonesia Maria Intan Josi memberikan, penjelasan komprehensif mengenai pentingnya penguatan sistem riset kesehatan di Indonesia.

Maria, yang saat ini memiliki peran sebagai National Health Research System Strengthening, menjelaskan bahwa unit tersebut merupakan bagian dari unit Health System Strengthening (HSS) WHO.

"Dalam HSS, selain sistem riset kesehatan, fokus lainnya meliputi primary health care, health financing, health workforce, essential medicine, dan health information system," ujar Maria.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi untuk riset kesehatan dan pemanfaatannya untuk kebijakan. Kolaborasi memerlukan ekosistem yang mendukung sistem riset kesehatan di sebuah negara.

"Harapannya, kolaborasi riset yang berjalan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi publik dan meningkatkan outcome kesehatan nasional," jelasnya.

Maria juga menjelaskan definisi National Health Research System menurut WHO, yang meliputi governance, capacity building, knowledge generation, dan mekanisme pemanfaatan evidence untuk kebijakan.

"National Health Research System adalah sumber daya manusia, institusi, dan aktivitas yang bertujuan untuk menghasilkan penelitian berkualitas yang dapat digunakan untuk meningkatkan status kesehatan suatu negara," tambahnya.

Baca juga: Hari Kesehatan Sedunia, WHO Kampanyekan Pentingnya Keadilan

Lebih lanjut, ia memaparkan empat pilar dan sembilan komponen operasional dari sistem riset kesehatan nasional.

Pilar pertama adalah stewardship dan governance, yang mencakup visi sistem riset kesehatan, identifikasi prioritas riset, koordinasi stakeholder, pengaturan standar etika, dan evaluasi riset.

Pilar kedua adalah financing atau pendanaan, yang mengharuskan negara mampu mengalokasikan dan mengamankan dana untuk riset.

Pilar ketiga adalah creating and sustaining resources, menekankan pentingnya pembangunan dan keberlanjutan sumber daya manusia dan institusi riset.

Pilar terakhir adalah producing and using research, yang berfokus pada penerjemahan dan komunikasi hasil riset untuk menginformasikan pembuat kebijakan dan meningkatkan outcome kesehatan.

Maria menyebutkan, fokus utama WHO Indonesia saat ini adalah penguatan governance dan stewardship riset kesehatan.

"Sejak pandemi, kita mengalami transformasi riset institusi di Indonesia. Oleh karena itu, WHO Indonesia ingin mendukung peningkatan kapasitas riset melalui penguatan sistem dan standar," ujarnya.

Ia menekankan bahwa meskipun Indonesia telah memiliki banyak elemen penting dalam sistem riset kesehatan, masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi.

"Penting bagi kita untuk mengevaluasi dampak dan pemanfaatan inisiatif yang telah berjalan. Beberapa langkah yang dapat kita lakukan adalah mapping dari apa yang kita miliki, menilai gap yang ada, dan mengembangkan model stewardship dan governance yang kuat," pungkasnya.

 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com