Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Bikin Para Pengungsi di Seluruh Dunia Semakin Menderita

Kompas.com - 19/07/2024, 20:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan, peristiwa ekstrem akibat perubahan iklim semakin membuat para pengungsi semakin rentan.

Juru bicara komisi pengungsi PBB atau UN High Commission for Refugees (UNHCR) Olga Sarrado mengatakan, berbagai peristiwa ekstrem seperti banjir bandang, kekeringan, dan badai akibat perubahan ilklim menjadi semakin sering.

Peristiwa-peristiwa tersebut semakin menimbulkan efek negatif terhadap para pengungsi di seluruh dunia yang sudah menderita.

Baca juga: Perubahan Iklim dan Pertumbuhan Penduduk Jadi Ancaman Ketahanan Pangan

"Apa yang terjadi adalah peristiwa cuaca ekstrem dan perubahan iklim ini memperburuk kerentanan para pengungsi dan komunitas pengungsi lainnya," kata Sarrado, sebagaimana dilansir Anadolu Agency, Kamis (18/7/2024).

Dia menambahkan, berbagai peristiwa tersebut meningkatkan risiko perlindungan dan juga berdampak pada kemandirian para pengungsi.

Selain itu, berbagai peristiwa ekstrem tersebut menyulitkan mereka untuk membangun kembali kehidupan di tempat mereka berada.

"Dalam beberapa kesempatan, kami juga melihat kejadian cuaca ekstrem ini memaksa mereka untuk mengungsi lagi," ucap Sarrado.

Baca juga: Wapres Pesan 3 Upaya Atasi Perubahan Iklim, Dorong Riset dan Teknologi

Beberapa dari pengungsi memang bisa kembali ke komunitasnya, namun ada pula yang kehilangan segalanya dan harus memulai dari nol lagi di lokasi lain.

"Jadi inilah dampak utama yang kami lihat terhadap pengungsi akibat peristiwa cuaca ekstrem ini dan dampak perubahan iklim," ujar Sarrado.

Sarrado mengutip statistik UNHCR yang menunjukkan bahwa pada Mei 2024, 120 juta orang di seluruh dunia terpaksa mengungsi.

Tiga perempat dari jumlah terseut tinggal di negara-negara yang sangat rentan terhadap peristiwa cuaca ekstrem dan bencana iklim.

Baca juga: China Bersiap Hadapi Musim Panas Ekstrem, Perubahan Iklim Jadi Biang Keladi

"Ini berarti sebagian besar dari mereka yang menjadi pengungsi atau pengungsi internal juga harus menghadapi peristiwa iklim ekstrem.

Dia menambahkan, proyeksi UNHCR menunjukkan pada 2040 situasinya akan jauh lebih buruk.

Masih menurut proyeksi UNHCR, akan ada banyak yang terpaksa mengungsi dan pengungsi yang tinggal di negara-negara yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.

"Kami melihat negara-negara seperti Suriah, Sudan, Republik Demokratik Kongo, Bangladesh, ini adalah negara-negara yang sangat rentan," jelas Sarrado.

Baca juga: Perempuan dan Anak Jadi Kelompok Paling Terdampak Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Di Barcelona, Indonesia Kenalkan Tuna Ramah Lingkungan pada Dunia
Di Barcelona, Indonesia Kenalkan Tuna Ramah Lingkungan pada Dunia
Pemerintah
Pekerja Disabilitas Baru 0,53 Persen, Silang.id Minta Industri Inklusif
Pekerja Disabilitas Baru 0,53 Persen, Silang.id Minta Industri Inklusif
Swasta
KG Media Sabet Dua Penghargaan Global INMA Awards 2025, Inovasi Berbasis Nilai dan Keberlanjutan Mendunia
KG Media Sabet Dua Penghargaan Global INMA Awards 2025, Inovasi Berbasis Nilai dan Keberlanjutan Mendunia
Swasta
Subsidi 6 Sektor Strategis Picu Masalah Lingkungan, Perlu Transparansi
Subsidi 6 Sektor Strategis Picu Masalah Lingkungan, Perlu Transparansi
Pemerintah
Buang Sampah Sembarangan, DLH Cianjur Terapkan Sanksi Rp 500.000
Buang Sampah Sembarangan, DLH Cianjur Terapkan Sanksi Rp 500.000
Pemerintah
Perubahan Iklim Bikin Anggur Cepat Matang, Punya Gula Lebih Tinggi
Perubahan Iklim Bikin Anggur Cepat Matang, Punya Gula Lebih Tinggi
LSM/Figur
Gelombang Panas Hantam Laut Inggris dan Irlandia, Apa Dampaknya?
Gelombang Panas Hantam Laut Inggris dan Irlandia, Apa Dampaknya?
Swasta
RI-Brasil Kerja Sama Kembangkan Bioenergi hingga Industri Dirgantara
RI-Brasil Kerja Sama Kembangkan Bioenergi hingga Industri Dirgantara
Pemerintah
Permukaan Laut Tetap Naik meski Pemanasan Global Dibatasi 1,5 Derajat C
Permukaan Laut Tetap Naik meski Pemanasan Global Dibatasi 1,5 Derajat C
Pemerintah
Profesor IPB Sebut Bakteri Pereduksi Nitrat Mampu Turunkan Emisi GRK
Profesor IPB Sebut Bakteri Pereduksi Nitrat Mampu Turunkan Emisi GRK
LSM/Figur
Singa Asia di India Naik Jadi 891 Ekor, Bukti Kesuksesan Konservasi
Singa Asia di India Naik Jadi 891 Ekor, Bukti Kesuksesan Konservasi
Pemerintah
'Destination Zero Waste Bali', Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan
"Destination Zero Waste Bali", Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan
LSM/Figur
Menteri LH: Pemprov Kalsel Baru Kelola 48,5 Persen Sampah, Setengahnya Dibuang ke TPA Open Dumping
Menteri LH: Pemprov Kalsel Baru Kelola 48,5 Persen Sampah, Setengahnya Dibuang ke TPA Open Dumping
Pemerintah
Hadirkan Rompi Kembali Utuh, Kolaborasi Adrie Basuki dan CISC Dukung Perjuangan Pasien Kanker
Hadirkan Rompi Kembali Utuh, Kolaborasi Adrie Basuki dan CISC Dukung Perjuangan Pasien Kanker
LSM/Figur
Ahli IPB Usulkan Lutung Sentarum Jadi Satwa Dilindungi
Ahli IPB Usulkan Lutung Sentarum Jadi Satwa Dilindungi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau