KOMPAS.com - Berbagai kabar buruk mengenai isu lingkungan dan pemanasan global yang semakin parah membuat perasaan makin resah.
Salah satu kabar yang membuat resah adalah layanan pemantau iklim bentukan Uni Eropa Copernicus Climate Change Service (C3S) menobatkan tahun 2023 sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan.
Akan tetapi, di tengah kabar-kabar suram tersebut, ada beberapa berita baik mengenai lingkungan.
Adanya kabar positif ini menunjukkan bahwa selalu ada perubahan baik dalam setiap progresnya. Berbagai upaya baik yang sudah dilakukan juga tidaklah sia-sia.
Optimisme untuk menjaga lingkungan dan melawan perubahan iklim diharapkan tetap terjaga.
Dilansir dari Euronews, berikut lima kabar baik mengenai isu lingkungan dari seluruh dunia sepanjang Juli ini.
Baca juga: Kabar Baik, Deforestasi di Amazon Kolombia Turun 36 Persen
Untuk pertama kalinya, pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menghasilkan lebih banyak listrik Uni Eropa daripada bahan bakar fosil pada paruh pertama tahun ini.
Analisis baru dari lembaga think tank Ember menemukan, listrik dari PLTB dan PLTS tumbuh ke titik tertinggi sepanjang masa dengan kontribusi sebesar 30 persen dalam enam bulan terakhir.
Bahan bakar fosil berkontribusi terhadap 27 persen energi listrik di "Benua Biru".
Sisanya, 43 persen, dihasilkan dari campuran tenaga air, nuklir, dan sumber lainnya.
Baca juga: 6 Kabar Baik soal Lingkungan Sepanjang Mei
Sejumlah ilmuwan mengembangkan cara baru untuk melacak beruang kutub dan ini dapat membantu manusia lebih memahami cara mereka mengatasi hilangnya es laut.
Terobosan dalam tag pelacakan GPS tempel ini akan membantu peneliti mengisi kesenjangan dalam pengetahuan mereka tentang perilaku atau pergerakan beruang kutub seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca juga: Kabar Baik, Tanah Adat Knasaimos di Papua Resmi Diakui Bupati Sorong Selatan
Ibu Kota Denmark, Copenhagen, meluncurkan sebuah inisiatif bernama CopenPay sebagai upaya mempromosikan pariwisata berkelanjutan.
Dalam inisiatif tersebut, para turis yang memilih berpelesir menggunakan transportasi umum atau bersepeda, alih-alih menggunakan mobil atau taksi, akan mendapatkan berbagai fasilitas gratis.
Beberapa contoh fasilitas gratis tersebut seperti kopi gratis, tiket masuk museum, hingga tambahan waktu berski selama 20 menit.
Baca juga: 4 Kabar Baik soal Lingkungan Sepanjang April
Kapal feri penumpang komersial bertenaga hidrogen pertama di dunia akan mulai beroperasi di Teluk San Francisco, Amerika Serikat (AS).
Kapal bernama MV Sea Change tersebut memiliki panjang 21 meter dan dijadwalkan memulai operasi perdananya mulai 19 Juli di San Francisco.
Kapal dengan kapasitas 75 penumpang tersebut akan digratiskan selama enam bulan sebagai bagian dari program percontohan.
Sebagai kapal feri bertenaga hidrogen, MV Sea Change dapat menempuh jarak sekitar 550 kilometer dan beroperasi selama 16 jam sebelum mengisi ulang hidrogen.
Baca juga: Kabar Baik, Energi Terbarukan Dunia Meningkat 50 Persen
Deforestasi di Kolombia turun hingga 36 persen dalam setahun, menandai rekor terendah baru.
Kabar baiknya adalah hutan hujan terbesar di dunia, Amazon, yang sepertiganya berada di Kolombia.
Penurunan tersebut terjadi antara 2022 dan 2023 setelah bertahun-tahun kampanye oleh aktivis lokal yang bergantung pada Amazon untuk rumah dan mata pencaharian mereka.
Baca juga: 4 Kabar Positif di Tengah Ancaman Krisis Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya