KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membangun gudang makanan di Sinak dan Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Gudang makanan tersebut dibangun untuk mengatasi ancaman kelaparan bagi masyarakat setempat yang dipicu oleh fenomena iklim embun upas.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, total anggaran yang digunakan untuk membangun dua gudang cadangan makanan tersebut senilai lebih dari Rp 82 miliar menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB.
Baca juga: Indonesia Masuk Tingkat Kelaparan Kategori Sedang, DBS Donasi Pangan
Dia mengatakan, gudang makanan di Kecamatan Sinak sudah selesai dan sudah berisi cadangan bahan makanan yang saat ini siap didistribusikan kepada masyarakat.
Namun, Abdul menyebutkan untuk gudang di Kecamatan Agandugume masih dalam proses pembangunan karena sulitnya akses.
Selain itu sempat ada gangguan konflik horizontal dari kelompok tertentu hingga pasukan TNI harus turun ke lapangan melakukan pengamanan.
"Gangguan itu sudah berhasil diselesaikan oleh TNI. Dan selagi gudang masih proses pembangunan, maka makanan dari gudang Sinak diangkut untuk didistribusikan ke masyarakat di Agandugume," kata Abdul dalam disaster briefing BNPB, Senin (5/8/2024) sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Beruang Kutub Terancam Kelaparan akibat Perubahan Iklim
Dia menjelaskan, fenomena iklim embun upas merupakan ancaman serius yang hampir setiap tahun mengakibatkan warga Sinak dan Agandugume kekurangan makanan hingga menjadi ancaman kelaparan.
Embun upas merupakan fenomena munculnya embun dingin atau salju beku pada medio Juli, Agustus, hingga awal September yang membekukan permukaan lahan.
Embun upas tersebut sangat berdampak bagi masyarakat Puncak Papua karena telah membekukan hingga merusak hasil bumi seperti umbi-umbian dan sejenisnya sebagai sumber makanan yang mereka tanam dan disimpan di tanah.
Menurut data yang dihimpun BNPB, dampak cuaca iklim yang melanda di Papua itu berlangsung mulai dari 1997, 1998, 2015, 2018, 2019, dan 2022.
Baca juga: Daftar Indikator Tujuan 2 SDGs Tanpa Kelaparan
BNPB melaporkan, sudah ada jalur penerbangan udara yang dibuka pada 2023 dari Timika ke Sinak.
Akan tetapi, tidak semua pesawat bisa mendarat di Agandugume karena landasan udara yang ada di sana belum memadai.
Distribusi makanan hanya bisa dilakukan pesawat jenis Caravan dari Timika ke Sinak dilanjutkan perjalanan darat selama dua hari ke Agandugume.
Baca juga: Wujudkan Desa Tanpa Kemiskinan dan Kelaparan Melalui SDGs
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya