Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nol Emisi Kini Bukan Sekedar Mimpi Ibu Pertiwi...

Kompas.com - 31/10/2024, 20:40 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber biomassa dari lahan di Kalurahan Gombang nantinya, lanjut Mamit, akan digunakan untuk PLTU Pacitan. Adapun jumlah biomassa yang bisa dihasilkan dari lahan 30 hektar ini mencapai 450 ton per tahun.

Biomassa sebagai bauran energi terbukti dengan produksi energi bersih yang bisa dihasilkan. Energi bersih yang dihasilkan dari biomassa pada tahun 2023 mencapai 1 Terawatt Hour (TWh). Produksi energi bersih pun tumbuh hingga lebih dari 77 persen dari realisasi tahun 2022 sebesar 575 GWh.

Sampai dengan Triwulan III 2024, PLN EPI telah berhasil memanfaatkan biomassa untuk co-firing di 46 PLTU sebesar 3 juta ton. PLN EPI bakal meningkatkan pengunaan biomassa dalam program co-firing menjadi 10 juta ton di tahun 2025.

Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025 untuk memenuhi kebutuhan biomassa di 52 PLTU milik PLN.

Baca juga: Komitmen Nol Emisi, PLN Siapkan Gasifikasi Pembangkit Listrik Sulawesi-Maluku

Energi Bersih dan Kolaborasi

Program co-firing PLN EPI di Gunungkidul merupakan salah satu bentuk nyata kolaborasi yang dilakukan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, warga, dan pelaku industri. Pemerintah daerah aktif mendukung PLN dalam penyediaan listrik bersih.

Kerja sama antara PLN melalui PLN EPI dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan melalui dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X terkait pengembangan potensi daerah dalam transisi energi.

Selain itu antara Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara dengan Putri Kraton Yogyakarta, Gusti Condrokirono yang juga menandatangani nota kesepahaman terkait pemberdayaan masyarakat DIY dalam transisi energi.

Baca juga:

Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam keterangannya mengapresiasi langkah PLN melibatkan masyarakat dalam agenda transisi energi. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki semangat yang sama dengan PLN dalam pembangunan daerah dengan melibatkan masyarakat langsung.

“Dalam pembangunan DIY, kami memakai prinsip SDG’s. Maka kami mendukung penuh langkah PLN dalam program transisi energi di mana ini merupakan kepentingan kita bersama,” ujar Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam acara Pengembangan Ekosistem Green Economy untuk Mendukung Net Zero Emission Berbasis Keterlibatan Masyarakat, di Desa Gombang, Kabupaten Gunungkidul, Selasa (14/3/2023) seperti dikutip dari laman PLN.

 Hamparan tanaman indogofera di lokasi pengembangan ekonomi hijau di Kalurahan Gombang, Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta pada Kamis (25/8/2024). PLN melalui PLN EPI memberikan 25.000 bibit indogofera untuk pengembangan ekonomi hijau berbasis kerakyatan. Daun indigofera nantinya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan batangnya bisa dijadikan sumber pasokan biomassa.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Hamparan tanaman indogofera di lokasi pengembangan ekonomi hijau di Kalurahan Gombang, Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta pada Kamis (25/8/2024). PLN melalui PLN EPI memberikan 25.000 bibit indogofera untuk pengembangan ekonomi hijau berbasis kerakyatan. Daun indigofera nantinya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan batangnya bisa dijadikan sumber pasokan biomassa.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan kerja sama antara PLN dengan Kesultanan Yogyakarta dan Pemprov DIY merupakan wujud nyata dari pengembangan ekosistem hijau berbasis gotong royong warga.

Dalam mencapai target pengurangan emisi karbon, pemerintah tidak bisa sendiri, perlu kolaborasi antara BUMN dan juga keterlibatan aktif masyarakat untuk mencapai target tersebut.

Di sisi lain. Lurah Gombang, Supriyadi mengapresiasi program kolaborasi antara PLN dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Supriyadi merasakan pemanfaatan lahan milik Kesultanan Yogyakarta (Sultan Ground) untuk hutan tanaman energi memiliki manfaat untuk warga. Ia menuturkan, masih banyak lahan kosong di kalurahannya untuk ditanami tanaman indogofera.

“Di kalurahan kami di sisi lainnya, masih ada lahan milik sultan yang sudah ditanami tetapi masih sedikit. Sultan mempersilakan lahan milik keraton untuk digunakan selama untuk kepentingan masyarakat. Di sini yang tanam dan menggarap lahan tanaman indofera adalah masyarakat,” kata Supriyadi di lokasi penanaman indigofera.

Baca juga:

Ia mengatakan, warga Kalurahan Gombang mendapatkan manfaat secara ekonomi melalui pemanfaatan daun untuk pakan ternak dan batang daun untuk kebutuhan biomassa PLN.

Supriyadi menambahkan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Gombang nantinya akan berperan sebagai offtaker untuk membeli batang-batang indigofera yang dikumpulkan oleh warga lalu dijual ke PLN EPI untuk kebutuhan pasokan bahan baku co-firing.

“Yang biasanya sama petani batangnya paling dibakar dan tak digunakan, rencananya akan dibeli sama PLN. Masyarakat nanti dapat keuntungan tidak hanya dari daun tapi dari ranting,” kata Supriyadi.

Warga sedang berjalan kaki untuk mengambil pakan ternak di Kalurahan Gombang, Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta pada Kamis (25/8/2024). PLN melalui PLN EPI memberikan 25.000 bibit indogofera untuk pengembangan ekonomi hijau berbasis kerakyatan. Daun indigofera nantinya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan batangnya bisa dijadikan sumber pasokan biomassa.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Warga sedang berjalan kaki untuk mengambil pakan ternak di Kalurahan Gombang, Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta pada Kamis (25/8/2024). PLN melalui PLN EPI memberikan 25.000 bibit indogofera untuk pengembangan ekonomi hijau berbasis kerakyatan. Daun indigofera nantinya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan batangnya bisa dijadikan sumber pasokan biomassa.
Di ranah kolaborasi bersama pelaku industri, PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Energy Management Indonesia (PT EMI) dan PT Alpha Rizki Tekhnologi (Artekno) untuk pengembangan dan pengelolaan biomassa.

Kolaborasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasokan biomassa sebagai pengganti batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan memanfaatkan sumber daya setempat.

Baca juga: Biomassa Jadi Jembatan Penting Menuju Percepatan Transisi Energi

Program pemanfaatan lahan kritis untuk memastikan ketersediaan biomassa seperti di Gunungkidul pun direplikasi PLN EPI di Tasikmalaya tepatnya di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir. Selain untuk pasokan biomassa, inisiasi PLN EPI di Tasikmalaya juga dilakukan untuk mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.

Di kancah internasional, PLN EPI bersama bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marinves) pun meluncurkan program STAB (Socio Tropical Agriculture-waste Biomassa) dan PERTIWI (Primary Energy Renewable & Territorial Integrated Wisdom of Indonesia) pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 atau COP 28 di Dubai, Kamis (30/11/2023).

PLN EPI mengenalkan inisiasi program energi terbarukan berupa biomassa untuk pendukung co-firing di berbagai PLTU milik PLN.

STAB dan PERTIWI merupakan program pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan oleh PLN EPI untuk menjamin rantai pasok biomassa di Indonesia.

PLTU Jeranjang Terapkan Cofiring dan Pakai Biomassa Berbahan SawdustPLN PLTU Jeranjang Terapkan Cofiring dan Pakai Biomassa Berbahan Sawdust
STAB dapat berupa limbah/residu tanaman pertanian atau perkebunan seperti sekam dan jerami padi, bonggol jagung, bagasse dan pucuk daun tebu, limbah aren, limbah sagu, ampas/residu kelapa, tandan kosong dan pelepah sawit, ranting-ranting pruning tanaman, dan lain-lain.

Sementara itu, PERTIWI merupakan jenis biomassa yang diproduksi dari ranting-ranting dan limbah produksi pangan seperti sagu. Sebagai langkah awal, program PERTIWI Biomass dikembangkan di Provinsi Riau.

Di wilayah itu, terdapat sekitar 80 kilang sagu dengan potensi limbah berupa ampas dan kulit sagu lebih dari 200.000 ton per tahun. Selama ini, baru sedikit ampas sagu yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Baca juga: Kembangkan Biomassa, PLN Tanam 30.000 Pohon Indigofera di Tasikmalaya

Sementara sebagian besar dibuang ke sungai, laut, atau ditimbun. Sementara itu, kulit sagunya dibakar untuk boiler pengering sagu sementara arangnya dibuang begitu saja.

Selain itu PLN bekerja sama dengan berbagai pemerintah daerah seperti di Nusa Tenggara Barat, Cilegon (Banten), Banyumas (Jawa Tengah) untuk mengolah sampah kota menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP.

Lewat kerja sama ini persoalan sampah di berbagai daerah diharapkan bisa berkurang dan PLN mendapatkan kepastian pasokan biomassa untuk teknologi co-firing di PLTU.

BBJP adalah pengolahan sampah yang melalui proses treatment, pencacahan sehingga menjadi Refuse Derived Fuel atau (RDF) yang digunakan sebagai pemenuhan bahan baku co-firing di PLTU.

Transisi Energi PLN Menuju NZE 2060 Bukan Sekedar Mimpi

Kementerian Pertanian RI bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam mengembangkan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan dan pertanian terpadu.  Peresmian pengembangan ekosistem biomassa itu telah dilakukan oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Tasikmalaya, Kamis (26/9/2024).Dok. Kementan Kementerian Pertanian RI bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam mengembangkan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan dan pertanian terpadu. Peresmian pengembangan ekosistem biomassa itu telah dilakukan oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Tasikmalaya, Kamis (26/9/2024).
Upaya PLN EPI menerapkan biomassa untuk menekan produksi karbon merupakan salah satu bagian dari rencana dan komitmen PLN untuk mewujudkan mimpi Net Zero Emissions pada tahun 2060. Bersama pemerintah, PLN telah menyusun peta jalan energi dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 untuk mempercepat langkah transisi energi.

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto menambahkan, PLN telah menyusun peta jalan transisi energi bersama dengan pemerintah dalam RUPTL 2021-2030 yang merupakan RUPTL terhijau sepanjang sejarah PLN dan Indonesia dengan komposisi pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 52 persen.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Kali Pertama dalam 130 Tahun Gunung Fuji Telat Bersalju, Pertanda Buruk?

Kali Pertama dalam 130 Tahun Gunung Fuji Telat Bersalju, Pertanda Buruk?

Pemerintah
Perubahan Iklim Bikin Ekonomi Negara Asia dan Pasifik Rugi Besar

Perubahan Iklim Bikin Ekonomi Negara Asia dan Pasifik Rugi Besar

LSM/Figur
Jaga Keanekaragaman Hayati, Masyarakat Adat Kalimantan Bersuara di COP 16

Jaga Keanekaragaman Hayati, Masyarakat Adat Kalimantan Bersuara di COP 16

LSM/Figur
Nol Emisi Kini Bukan Sekedar Mimpi Ibu Pertiwi...

Nol Emisi Kini Bukan Sekedar Mimpi Ibu Pertiwi...

Swasta
Dana Infrastruktur Transisi Energi Terkumpul 215 Miliar Dollar AS Sejak 2014

Dana Infrastruktur Transisi Energi Terkumpul 215 Miliar Dollar AS Sejak 2014

Pemerintah
Mengalirkan Harapan Energi Bersih Berkelanjutan pada Ratusan PLTA di Negeri Kaya Air

Mengalirkan Harapan Energi Bersih Berkelanjutan pada Ratusan PLTA di Negeri Kaya Air

BUMN
Tiap Pengiriman E-mail dan Posting di Medsos Berpotensi Merusak Lingkungan

Tiap Pengiriman E-mail dan Posting di Medsos Berpotensi Merusak Lingkungan

LSM/Figur
10 Negara dengan Kapasitas Baterai Paling Besar di Dunia, China Nomor Wahid

10 Negara dengan Kapasitas Baterai Paling Besar di Dunia, China Nomor Wahid

Pemerintah
19 Persen Kawasan Ekosistem Esensial Ada di Dalam HGU

19 Persen Kawasan Ekosistem Esensial Ada di Dalam HGU

LSM/Figur
Bahan Pemadam Kebakaran Mengandung Logam Berat yang Cemari Lingkungan

Bahan Pemadam Kebakaran Mengandung Logam Berat yang Cemari Lingkungan

Pemerintah
Ganti Rugi Pemulihan Lingkungan Capai Rp 20 Triliun, tapi Belum Masuk Kas Negara

Ganti Rugi Pemulihan Lingkungan Capai Rp 20 Triliun, tapi Belum Masuk Kas Negara

LSM/Figur
2 Bank Ini Salurkan Pembiayaan Berkelanjutan Rp 110 Triliun hingga September 2024

2 Bank Ini Salurkan Pembiayaan Berkelanjutan Rp 110 Triliun hingga September 2024

Swasta
Terdapat Area yang Terbuka, Hutan Kemasyarakatan di Kalteng Perlu Restorasi

Terdapat Area yang Terbuka, Hutan Kemasyarakatan di Kalteng Perlu Restorasi

LSM/Figur
Festival Makanan Berkelanjutan di Bali: Kurangi Jejak Karbon dengan Bahan Lokal

Festival Makanan Berkelanjutan di Bali: Kurangi Jejak Karbon dengan Bahan Lokal

Swasta
Restorasi Hutan Kalteng, Epson Gandeng WWF Tanam 200.000 Pohon

Restorasi Hutan Kalteng, Epson Gandeng WWF Tanam 200.000 Pohon

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau