Sumber biomassa dari lahan di Kalurahan Gombang nantinya, lanjut Mamit, akan digunakan untuk PLTU Pacitan. Adapun jumlah biomassa yang bisa dihasilkan dari lahan 30 hektar ini mencapai 450 ton per tahun.
Biomassa sebagai bauran energi terbukti dengan produksi energi bersih yang bisa dihasilkan. Energi bersih yang dihasilkan dari biomassa pada tahun 2023 mencapai 1 Terawatt Hour (TWh). Produksi energi bersih pun tumbuh hingga lebih dari 77 persen dari realisasi tahun 2022 sebesar 575 GWh.
Sampai dengan Triwulan III 2024, PLN EPI telah berhasil memanfaatkan biomassa untuk co-firing di 46 PLTU sebesar 3 juta ton. PLN EPI bakal meningkatkan pengunaan biomassa dalam program co-firing menjadi 10 juta ton di tahun 2025.
Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025 untuk memenuhi kebutuhan biomassa di 52 PLTU milik PLN.
Baca juga: Komitmen Nol Emisi, PLN Siapkan Gasifikasi Pembangkit Listrik Sulawesi-Maluku
Program co-firing PLN EPI di Gunungkidul merupakan salah satu bentuk nyata kolaborasi yang dilakukan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, warga, dan pelaku industri. Pemerintah daerah aktif mendukung PLN dalam penyediaan listrik bersih.
Kerja sama antara PLN melalui PLN EPI dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan melalui dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X terkait pengembangan potensi daerah dalam transisi energi.
Selain itu antara Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara dengan Putri Kraton Yogyakarta, Gusti Condrokirono yang juga menandatangani nota kesepahaman terkait pemberdayaan masyarakat DIY dalam transisi energi.
Baca juga:
Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam keterangannya mengapresiasi langkah PLN melibatkan masyarakat dalam agenda transisi energi. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki semangat yang sama dengan PLN dalam pembangunan daerah dengan melibatkan masyarakat langsung.
“Dalam pembangunan DIY, kami memakai prinsip SDG’s. Maka kami mendukung penuh langkah PLN dalam program transisi energi di mana ini merupakan kepentingan kita bersama,” ujar Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam acara Pengembangan Ekosistem Green Economy untuk Mendukung Net Zero Emission Berbasis Keterlibatan Masyarakat, di Desa Gombang, Kabupaten Gunungkidul, Selasa (14/3/2023) seperti dikutip dari laman PLN.
Dalam mencapai target pengurangan emisi karbon, pemerintah tidak bisa sendiri, perlu kolaborasi antara BUMN dan juga keterlibatan aktif masyarakat untuk mencapai target tersebut.
Di sisi lain. Lurah Gombang, Supriyadi mengapresiasi program kolaborasi antara PLN dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Supriyadi merasakan pemanfaatan lahan milik Kesultanan Yogyakarta (Sultan Ground) untuk hutan tanaman energi memiliki manfaat untuk warga. Ia menuturkan, masih banyak lahan kosong di kalurahannya untuk ditanami tanaman indogofera.
“Di kalurahan kami di sisi lainnya, masih ada lahan milik sultan yang sudah ditanami tetapi masih sedikit. Sultan mempersilakan lahan milik keraton untuk digunakan selama untuk kepentingan masyarakat. Di sini yang tanam dan menggarap lahan tanaman indofera adalah masyarakat,” kata Supriyadi di lokasi penanaman indigofera.
Baca juga:
Ia mengatakan, warga Kalurahan Gombang mendapatkan manfaat secara ekonomi melalui pemanfaatan daun untuk pakan ternak dan batang daun untuk kebutuhan biomassa PLN.
Supriyadi menambahkan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Gombang nantinya akan berperan sebagai offtaker untuk membeli batang-batang indigofera yang dikumpulkan oleh warga lalu dijual ke PLN EPI untuk kebutuhan pasokan bahan baku co-firing.
“Yang biasanya sama petani batangnya paling dibakar dan tak digunakan, rencananya akan dibeli sama PLN. Masyarakat nanti dapat keuntungan tidak hanya dari daun tapi dari ranting,” kata Supriyadi.
Kolaborasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasokan biomassa sebagai pengganti batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan memanfaatkan sumber daya setempat.
Baca juga: Biomassa Jadi Jembatan Penting Menuju Percepatan Transisi Energi
Program pemanfaatan lahan kritis untuk memastikan ketersediaan biomassa seperti di Gunungkidul pun direplikasi PLN EPI di Tasikmalaya tepatnya di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir. Selain untuk pasokan biomassa, inisiasi PLN EPI di Tasikmalaya juga dilakukan untuk mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.
Di kancah internasional, PLN EPI bersama bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marinves) pun meluncurkan program STAB (Socio Tropical Agriculture-waste Biomassa) dan PERTIWI (Primary Energy Renewable & Territorial Integrated Wisdom of Indonesia) pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 atau COP 28 di Dubai, Kamis (30/11/2023).
PLN EPI mengenalkan inisiasi program energi terbarukan berupa biomassa untuk pendukung co-firing di berbagai PLTU milik PLN.
STAB dan PERTIWI merupakan program pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan oleh PLN EPI untuk menjamin rantai pasok biomassa di Indonesia.
Sementara itu, PERTIWI merupakan jenis biomassa yang diproduksi dari ranting-ranting dan limbah produksi pangan seperti sagu. Sebagai langkah awal, program PERTIWI Biomass dikembangkan di Provinsi Riau.
Di wilayah itu, terdapat sekitar 80 kilang sagu dengan potensi limbah berupa ampas dan kulit sagu lebih dari 200.000 ton per tahun. Selama ini, baru sedikit ampas sagu yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Baca juga: Kembangkan Biomassa, PLN Tanam 30.000 Pohon Indigofera di Tasikmalaya
Sementara sebagian besar dibuang ke sungai, laut, atau ditimbun. Sementara itu, kulit sagunya dibakar untuk boiler pengering sagu sementara arangnya dibuang begitu saja.
Selain itu PLN bekerja sama dengan berbagai pemerintah daerah seperti di Nusa Tenggara Barat, Cilegon (Banten), Banyumas (Jawa Tengah) untuk mengolah sampah kota menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP.
Lewat kerja sama ini persoalan sampah di berbagai daerah diharapkan bisa berkurang dan PLN mendapatkan kepastian pasokan biomassa untuk teknologi co-firing di PLTU.
BBJP adalah pengolahan sampah yang melalui proses treatment, pencacahan sehingga menjadi Refuse Derived Fuel atau (RDF) yang digunakan sebagai pemenuhan bahan baku co-firing di PLTU.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto menambahkan, PLN telah menyusun peta jalan transisi energi bersama dengan pemerintah dalam RUPTL 2021-2030 yang merupakan RUPTL terhijau sepanjang sejarah PLN dan Indonesia dengan komposisi pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 52 persen.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya